Abstrak: Kota Depok menghadapi permasalahan serius terkait pengelolaan sampah yang semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi. Pengelolaan sampah yang tidak memadai telah menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, termasuk pencemaran tanah, air, dan udara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dalam pengelolaan sampah di Depok dan merumuskan strategi penanganan yang efektif. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, meliputi wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur yang terbatas, kurangnya kesadaran masyarakat, dan minimnya partisipasi dalam program daur ulang menjadi kendala utama. Solusi yang diusulkan mencakup peningkatan infrastruktur pengelolaan, kampanye edukasi masyarakat, pengelolaan berbasis komunitas, serta pengawasan yang lebih ketat terhadap pencemaran. Implementasi strategi ini diharapkan dapat mengurangi dampak sampah dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Kota Depok.
Kata Kunci: Pengelolaan Sampah, Kota Depok, Pencemaran Lingkungan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Kesadaran Masyarakat, Daur Ulang, Infrastruktur, Partisipasi Komunitas, Kebijakan Pengelolaan, Pembangunan Berkelanjutan.
Â
Abstract: The issue of waste management in Depok City has become increasingly urgent due to rapid population growth and urbanization. With the production of thousands of tons of waste daily, the existing management capacity is often inadequate, leading to environmental pollution, including soil, water, and air contamination. This study aims to analyze waste management, identify the challenges faced, and formulate effective strategies for addressing them. It was found that limited infrastructure, lack of community awareness, and minimal participation in recycling programs are the main challenges. Proposed solutions include improving waste management infrastructure, community education, and developing community-based waste management initiatives. It is hoped that these measures will help Depok City effectively tackle environmental issues and support sustainable development.
Keywords: Waste Management, Depok City, Environmental Pollution, Final Disposal Site (TPA), Community Awareness, Recycling, Infrastructure, Community Participation, Waste Management Policies, Sustainable Development.
Â
PENDAHULUANÂ
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak di berbagai wilayah perkotaan, termasuk Kota Depok. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi yang pesat, volume sampah yang dihasilkan terus meningkat secara signifikan. Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, setiap harinya kota ini memproduksi ribuan ton sampah, yang sebagian besar berasal dari aktivitas rumah tangga, industri kecil, dan pasar tradisional. Namun, kapasitas pengelolaan sampah yang tersedia sering kali tidak mampu mengimbangi volume sampah yang terus bertambah, sehingga menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, mulai dari pencemaran tanah, air, hingga udara[1].
Pengelolaan sampah di Kota Depok saat ini menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya termasuk keterbatasan infrastruktur pengolahan sampah, kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah, serta keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA). Selain itu, implementasi kebijakan yang efektif dalam mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan masih menjadi tantangan bagi pemerintah daerah. Masalah ini juga diperparah oleh minimnya partisipasi masyarakat dalam program daur ulang dan pemilahan sampah, yang dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi volume sampah[2].
Oleh karena itu, diperlukan strategi penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan guna mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan sampah di Kota Depok, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, serta merumuskan strategi-strategi yang efektif dalam penanganan sampah. Melalui analisis ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang tidak hanya mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan di Kota Depok.
KAJIAN PUSTAKA
Pengelolaan sampah adalah proses yang melibatkan pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan pembuangan sampah dengan tujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dua pendekatan utama yang sering digunakan dalam pengelolaan sampah adalah pendekatan end of pipe, yang berfokus pada penanganan sampah setelah dihasilkan, dan pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle), yang mendorong pengurangan sampah dari sumbernya melalui daur ulang dan pemanfaatan ulang[3].
Di berbagai kota besar, termasuk Depok, tantangan dalam pengelolaan sampah sering muncul akibat kurangnya infrastruktur pengolahan sampah yang memadai dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Sebagian besar sampah berakhir di tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemilahan yang baik, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sementara itu, implementasi kebijakan pengelolaan sampah masih menghadapi kendala seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya koordinasi antar lembaga, dan rendahnya partisipasi masyarakat[4].
Partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci dalam pengelolaan sampah yang efektif. Namun, dalam banyak kasus, masyarakat masih kurang aktif dalam memilah sampah dan mendukung program daur ulang. Program edukasi lingkungan dan inisiatif seperti bank sampah dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat. Selain itu, teknologi pengolahan sampah dan peningkatan fasilitas pengelolaan juga penting untuk mencapai sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan[5].
Pengembangan strategi berkelanjutan yang menggabungkan partisipasi masyarakat, teknologi pengolahan, dan kebijakan yang efektif dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di kota-kota seperti Depok, sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan[6].
METODE PENELITIANÂ
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis pengelolaan sampah di Kota Depok, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan strategi penanganan lingkungan. Lokasi penelitian berada di Kota Depok, dengan pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, dari Januari hingga Maret 2024.
Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan petugas Dinas Lingkungan Hidup, pengelola bank sampah, serta masyarakat yang terlibat dalam program pengelolaan sampah. Selain itu, observasi lapangan dilakukan untuk memahami kondisi pengelolaan sampah secara langsung. Data sekunder diperoleh dari dokumen pemerintah, laporan resmi, serta literatur terkait kebijakan dan pengelolaan sampah.
Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur dengan pihak-pihak terkait, sementara observasi lapangan memberikan gambaran nyata mengenai proses pengelolaan sampah. Studi dokumentasi membantu melengkapi data dari hasil wawancara dan observasi.
Data dianalisis secara deskriptif, dengan mereduksi dan menyajikan informasi dalam bentuk narasi, tabel, atau grafik yang relevan, serta menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut. Keterbatasan penelitian ini mencakup waktu yang terbatas, jumlah sampel yang diwawancarai, serta potensi bias dari narasumber.
Metode ini diharapkan memberikan gambaran yang komprehensif mengenai pengelolaan sampah di Depok serta solusi strategis untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabe l. Jumlah Penduduk Kota Depok BPS
Pada tahun 2020, jumlah total penduduk Kota Depok mencapai 2.056.335 jiwa. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam jumlah penduduk dibandingkan tahun 2019, yang mencapai 2.406.826 jiwa. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk migrasi penduduk, tingkat kelahiran, atau data yang lebih akurat di tahun 2020.
Kecamatan Cipayung merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu 171.587 jiwa pada tahun 2020. Ini mencerminkan populasi yang padat dan kemungkinan adanya fasilitas yang lebih baik di kawasan ini.
Sebaliknya, Kecamatan Cinere memiliki jumlah penduduk terendah, yaitu 101.654 jiwa. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa wilayah ini lebih luas dengan kepadatan penduduk yang lebih rendah.
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(2020)
Permasalahan Sampah
Penjelasan
1
Sawangan
178,928
TPA Cipayung "Overload"
TPA Cipayung mencapai kapasitas 3,5 juta metrik ton, tinggi gunung sampah sekitar 25 meter.
2
Bojongsari
135,661
Masalah Kebersihan
Banyak sampah yang tidak
terkelola dengan baik di area publik.
3
Pancoran Mas
244,975
Pencemaran Lingkungan
Sampah yang menumpuk dapat mengakibatkan pencemaran di saluran air dan mengganggu
ekosistem.
4
Cipayung
171,587
Kelebihan Volume Sampah
Rata-rata sampah yang dibuang per hari mencapai 1.000 hingga
1.500 ton.
5
Sukmajaya
252,531
Banjir Sampah
Sampah yang mengalir ke sungai dapat menyebabkan banjir saat
musim hujan.
6
Cilodong
168,178
Pencemaran Udara
Pembakaran sampah di lokasi tertentu menyebabkan polusi udara yang membahayakan
kesehatan.
7
Cimanggis
252,014
Pencemaran Kali oleh Limbah
Kali di Cimanggis tercemar oleh limbah, menutupi badan sungai dengan busa.
8
Tapos
263,366
Gunungan Sampah di Pasar
Gunungan sampah di Pasar Kemiri Muka menyebabkan gangguan bagi pedagang dan pembeli.
9
Beji
171,723
Kesehatan Masyarakat
Timbunan sampah dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk demam berdarah.
10
Limo
115,718
Kurangnya Kesadaran Lingkungan
Masyarakat kurang peduli terhadap pembuangan sampah yang benar.
11
Cinere
101,654
Sampah di Saluran Air
Penumpukan sampah di saluran air menghambat aliran dan menimbulkan genangan.
12
Kota Depok
2,056,335
Isu Lingkungan Umum
Isu sampah menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan masyarakat Kota Depok.
Tabel 2. Data Lingkungan Kota Depok Tahun 2024
Kota Depok, dengan jumlah penduduk sekitar 2.056.335 jiwa, menghadapi berbagai masalah terkait pengelolaan sampah yang berdampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Di Kecamatan Sawangan, TPA Cipayung telah mencapai kapasitas maksimum dengan total 3,5 juta metrik ton, menimbulkan gunungan sampah setinggi 25 meter. Sementara di Bojongsari, banyak area publik yang tidak dikelola dengan baik, sehingga menyebabkan penumpukan sampah dan masalah kebersihan.
Kecamatan Pancoran Mas mengalami pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah yang mencemari saluran air, sedangkan Cipayung menghadapi kelebihan volume sampah dengan rata-rata pembuangan harian mencapai 1.000 hingga 1.500 ton. Di Sukmajaya, sampah yang mengalir ke sungai berisiko menyebabkan banjir saat musim hujan, dan Cilodong menderita pencemaran udara akibat pembakaran sampah yang merugikan kesehatan.
Kecamatan Cimanggis menghadapi pencemaran kali oleh limbah yang membuat sungai tercemar dan tertutup busa. Di Tapos, gunungan sampah di Pasar Kemiri Muka mengganggu aktivitas pedagang dan pembeli. Beji mengalami masalah kesehatan masyarakat karena timbunan sampah yang dapat menjadi sarang penyakit, seperti demam berdarah.
Kecamatan Limo menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pembuangan sampah yang benar, yang memperparah masalah sampah. Di Cinere, penumpukan sampah di saluran air menghambat aliran dan menyebabkan genangan, berpotensi menimbulkan masalah lebih lanjut.
Secara keseluruhan, permasalahan sampah di Kota Depok mencerminkan tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan dan kesehatan. Upaya peningkatan kesadaran dan pengelolaan yang lebih baik diperlukan untuk mengatasi isu ini dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
9
Gunungan Sampah Luber hingga Tutupi Kios Pasar, Ini Kata DLHK Depok
21 Agu
2024
19:19
WIB
Detik.com
ebuah                 video
memperlihatkan gunungan sampah hingga menutupi kios di Pasar Kemiri Muka, Beji, Kota Depok,    Jawa         Barat. Kadis        DLHK            Kota Depok        Abdul        Rahman mengatakan       sudah menjadwalkan pengangkutan   sampah. Dari video yang dilihat detikcom,                Rabu
(21/8/2024), terlihat gunungan sampah itu setinggi kios. Tampak tumpukan sampah itu sampai menutupi kios yang berada di sampingnya.
10
Antrean Truk Sampah Normal Usai Sempat Macet Akibat TPA Cipayung Longsor
10 Jul 2024
17:45
WIB
Detik.com
Longsor sampah melanda Tempat  Pembuangan
Akhir atau TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat, Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â hingga
menyebabkan antrean truk-truk pengangkut sampah mengular, Selasa (9/7). Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan                (Kadis DLHK) Depok Abdul Rahman mengatakan saat ini kondisi TPA Cipayung sudah normal. "Sudah normal lagi," kata Abdul saat dihubungi   detikcom,
Rabu (10/7/2024).
Tabel 4. Data Media Masa Mengenai Lingkungan Kota Depok
Kota Depok menghadapi berbagai permasalahan lingkungan yang serius, terutama dalam pengelolaan sampah, pencemaran udara, dan pencemaran air. TPA Cipayung, misalnya, mengalami overload dengan total 3,5 juta metrik ton sampah, yang mengakibatkan penumpukan di area publik dan pasar. Hal ini berpotensi mencemari lingkungan serta menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat, seperti penyebaran penyakit. Selain itu, kualitas udara di Kota Depok seringkali berada dalam kategori tidak sehat, disebabkan oleh emisi kendaraan, pembakaran sampah, dan aktivitas industri. Pencemaran air juga menjadi masalah, dengan kali di Cimanggis tercemar limbah busa, yang menutupi badan sungai dan mengganggu ekosistem.
Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, perlu ada peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, termasuk pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang mampu mengolah sampah secara efektif, serta peningkatan kapasitas TPA Cipayung. Kedua, edukasi dan kesadaran masyarakat sangat penting. Kampanye tentang pengelolaan sampah yang benar dan dampak pencemaran harus dilakukan, termasuk program pendidikan lingkungan di sekolah- sekolah untuk menanamkan nilai peduli lingkungan sejak dini.
Ketiga, pengelolaan sampah berbasis komunitas bisa dikembangkan, dengan mendorong pemilahan sampah di tingkat RT/RW dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan bersih-bersih. Inisiatif untuk menciptakan ruang terbuka hijau juga diperlukan, untuk meningkatkan kualitas udara dan menyediakan tempat rekreasi. Terakhir, pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan perlu diperkuat, dengan menerapkan sanksi bagi pelanggar.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Kota Depok dapat mengatasi permasalahan lingkungan secara efektif dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
KESIMPULAN
Â
Pengelolaan sampah di Kota Depok merupakan tantangan kompleks yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Dengan volume sampah yang terus meningkat, TPA Cipayung telah mencapai kapasitas maksimum, menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Kendala-kendala seperti infrastruktur yang kurang memadai, rendahnya kesadaran masyarakat, dan keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan akhir, menjadi hambatan dalam mencapai pengelolaan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk peningkatan infrastruktur, edukasi masyarakat, serta partisipasi aktif dari komunitas. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Kota Depok dapat mengatasi permasalahan sampah secara efektif dan mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk masyarakat.
REFERENSI
- A. Nurmandi, Manajemen perkotaan. Bumi Aksara, 2022.
- A. A. Hidayah, R. S. Astuti, and K. Kismartini, "KAPASITAS KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PEMALANG," Journal of Public Policy and Management Review, vol. 13, no. 3, pp. 655--671, 2024.
- A. Komarudin, A. Rosmajudi, and A. Hilman, "Implementasi kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya," Indonesian Journal Of Education and Humanity, vol. 3, no. 4, pp. 41--49, 2023.
- C. W. Purnomo, Solusi pengelolaan sampah Kota. Ugm Press, 2021.
- M. A. Lasaiba, "Strategi inovatif untuk pengelolaan sampah perkotaan: Integrasi teknologi dan partisipasi masyarakat," GEOFORUM Jurnal Geografi dan Pendidikan Geografi, pp. 1--19, 2024.
- A. Jurnal, "Green marketing dan implikasinya terhadap sustainable development di era globalisasi, kajian terhadap strategi pemasaran yang berkelanjutan," Business dan Manajemen Journal, vol. 11, no. 2, 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H