Mohon tunggu...
AKHMAD MAKI
AKHMAD MAKI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis LQ dan SHIFT SHARE Kabupaten Balangan Tahun 2023

3 November 2024   12:52 Diperbarui: 3 November 2024   12:55 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh dari peta Kabupaten balanganSektor pertanian

Latar Belakang

Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis adalah dua metode analisis ekonomi regional yang penting untuk memahami struktur dan dinamika ekonomi suatu wilayah. Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan suatu daerah dengan membandingkan kontribusi sektor ekonomi di wilayah tersebut terhadap kontribusi sektor yang sama di tingkat yang lebih luas (nasional atau regional). Melalui LQ, kita dapat menentukan apakah suatu sektor merupakan basis ekonomi (keunggulan komparatif) atau sektor non-basis yang lebih bergantung pada permintaan lokal.

Sementara itu, Shift Share Analysis membantu menganalisis perubahan ekonomi wilayah dengan memisahkan pengaruh faktor nasional, industri, dan daya saing lokal. Shift Share menguraikan apakah pertumbuhan atau penurunan suatu sektor dipengaruhi oleh faktor nasional umum atau oleh keunggulan kompetitif wilayah tersebut. Kombinasi LQ dan Shift Share memungkinkan para pengambil kebijakan untuk merancang strategi pembangunan ekonomi yang lebih terarah, mendukung sektor-sektor berpotensi, dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal dalam konteks nasional maupun global.

Tujuan

Identifikasi Sektor Unggulan: Melalui analisis LQ, dapat diidentifikasi sektor-sektor yang menjadi unggulan atau sektor basis di Kabupaten Balangan. Ini akan menunjukkan sektor-sektor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian kabupaten dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Pemetaan Struktur Ekonomi: Dengan memahami perbandingan kontribusi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Balangan terhadap wilayah yang lebih luas (nasional atau regional), analisis ini membantu memetakan struktur ekonomi daerah serta mengetahui sektor-sektor mana yang lebih bersifat basis (menghasilkan nilai lebih tinggi dari konsumsi lokal) atau non-basis (lebih bergantung pada permintaan lokal).

Peningkatan Daya Saing Ekonomi Lokal: Tujuan akhir dari analisis ini adalah untuk meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Balangan melalui identifikasi dan pengembangan sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

DATA DASARKABUPATEN BALANGAN TAHUN 2023

Data produksi pertanian Kabupaten Balangan tahun 2022 menunjukkan bahwa komoditas utama adalah cabai rawit (8.818 unit), tomat (5.248 unit), dan terong (4.838 unit), dengan kontribusi terbesar dari Kecamatan Batu Mandi, Lampihong, dan Halong. Kecamatan Lampihong dan Batu Mandi menjadi penghasil utama dengan produksi yang beragam, sementara beberapa komoditas seperti bawang daun dan bawang merah memiliki produksi yang lebih terbatas di kecamatan tertentu. Kabupaten Balangan cenderung fokus pada beberapa komoditas utama ini, sehingga ada peluang untuk diversifikasi produksi guna memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Data ini penting sebagai dasar perencanaan pembangunan pertanian daerah.

Pertanian BagianBuah-Buahan
Pertanian BagianBuah-Buahan

Data produksi buah-buahan Kabupaten Balangan tahun 2023 memperlihatkan bahwa komoditas utama adalah pisang (143.088 unit) dan nangka (59.782 unit), dengan produksi terbesar di Kecamatan Awayan dan Halong. Durian (8.597 unit) dan rambutan (2.350 unit) juga menjadi komoditas unggulan di beberapa kecamatan, khususnya Batu Mandi dan Halong. Sebagian besar kecamatan memiliki produksi buah yang bervariasi, namun komoditas seperti apel, anggur, dan manggis hanya diproduksi dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali. Data ini menunjukkan potensi yang baik untuk pengembangan buah-buahan tertentu serta peluang diversifikasi komoditas di Kabupaten Balangan.

Pertanian Biofarmaka
Pertanian Biofarmaka

Data produksi biofarmaka di Kabupaten Balangan tahun 2022 menunjukkan bahwa jahe menjadi komoditas utama dengan total produksi 24.964 unit, terutama dihasilkan di Kecamatan Batu Mandi dan Halong. Kencur (11.196 unit) dan kunyit (5.991 unit) juga merupakan komoditas penting, dengan Batu Mandi sebagai kontributor terbesar. Beberapa kecamatan, seperti Tebing Tinggi dan Paringin Selatan, memiliki produksi biofarmaka yang relatif rendah dan terbatas pada jenis tertentu. Data ini menggambarkan adanya potensi pengembangan tanaman biofarmaka di beberapa kecamatan, terutama pada komoditas jahe, kencur, dan kunyit, yang memiliki permintaan tinggi di pasar obat tradisional dan kesehatan.

Data Dasar Perkebunan
Data Dasar Perkebunan

Tabel ini menunjukkan data produksi perkebunan di beberapa kecamatan pada tahun 2022. Jenis tanaman yang tercatat hanya kelapa sawit dan kelapa.

Kelapa sawit memiliki total produksi di seluruh kecamatan sebesar 371 unit, dengan produksi tertinggi di Halong (108 unit) dan produksi terendah di Paringin Selatan (21 unit). Kelapa memiliki total produksi sebesar 285 unit, dengan produksi tertinggi di Awayan (67 unit) dan produksi terendah di Paringin Selatan (11 unit).

Untuk tanaman lainnya, seperti jambu mete, karet, kopi, kakao, tebu, teh, tembakau, pala, lada, dan nilam, tidak ada data produksi yang tercatat, semuanya bernilai nol.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan ini lebih fokus pada produksi kelapa sawit dan kelapa, dengan Halong dan Awayan sebagai wilayah penghasil utama pada tahun tersebut.

LQ KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2023

LQ KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2023
LQ KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2023

Dari analisis di atas, terlihat bahwa masing-masing kecamatan memiliki komoditas unggulan tertentu dengan LQ tinggi. Kecamatan-kecamatan ini menunjukkan potensi kuat dalam sayuran (terutama cabai, bawang, dan sayuran hijau) dan buah-buahan (seperti jeruk, pisang, buah naga, dan rambutan). Beberapa kecamatan juga menonjol dalam komoditas rempah-rempah seperti jahe dan kunyit. Ini menunjukkan adanya diversifikasi produksi di tiap kecamatan, yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan keunggulan komparatifnya.

Dengan pemanfaatan lebih lanjut pada setiap komoditas unggulan, setiap kecamatan dapat memfokuskan pengembangan pertanian mereka pada komoditas yang memiliki potensi ekonomi tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun untuk ekspor.

Shift Share

SHIFT SHARE TANAMAN SAYUR
SHIFT SHARE TANAMAN SAYUR

Shift Share Tanaman biofarmaka
Shift Share Tanaman biofarmaka

Buah Buahan
Buah Buahan

Perkebunan
Perkebunan

Analisis Shift Share

Analisis Tanaman Sayur
Analisis Tanaman Sayur

Berdasarkan analisis pertumbuhan tanaman sayur di berbagai kecamatan, sebagian besar menunjukkan status "Lamban" untuk banyak varietas. Kecamatan Lampihong, Batu Mandi, Awayan, Tebing Tinggi, Paringin, dan Juai sebagian besar mencatatkan tanaman dalam kategori "Lamban," meskipun beberapa di antaranya, seperti cabai besar, cabai keriting, dan tomat, mengalami pertumbuhan "Progresif." Kecamatan Paringin Selatan juga menunjukkan keseimbangan antara "Lamban" dan "Progresif," dengan beberapa tanaman unggulan, seperti bawang merah dan jamur tiram.

Di sisi lain, Kecamatan Halong menonjol dengan jumlah tanaman "Progresif" yang paling banyak, termasuk cabai besar dan labu siam, menjadikannya model yang baik untuk kecamatan lainnya. Temuan ini mengindikasikan perlunya intervensi dan dukungan untuk meningkatkan pemahaman petani mengenai teknik budidaya dan varietas yang sukses. Focusing pada tanaman yang memiliki potensi baik dapat membantu meningkatkan hasil pertanian secara keseluruhan dan memberikan manfaat lebih bagi perekonomian lokal. Program pelatihan dan dukungan yang berkelanjutan sangat dianjurkan untuk mendorong pertumbuhan positif di seluruh kecamatan.

Analisis Tanaman Biofarmaka
Analisis Tanaman Biofarmaka

Analisis pertumbuhan tanaman biorfamaka menunjukkan bahwa sebagian besar varietas seperti jahe, laos/lengkua, kencur, kunyit, dan serai berada dalam kategori "Progresif." Ini mencerminkan potensi yang baik untuk budidaya tanaman rempah dan obat-obatan di daerah ini. Namun, banyak tanaman lainnya, termasuk jeruk nipis, kapu laga, lempuyang, lidah buaya, mahkota dewa, mengkudu, temui reng, temu kunci, temulawak, dan sambiloto, mengalami pertumbuhan "Lamban."

Kondisi ini menunjukkan perlunya intervensi untuk meningkatkan hasil dari tanaman yang lamban. Berbagai faktor, seperti teknik budidaya, akses ke pasar, dan dukungan pertanian, mungkin berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang lebih lamban ini. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi tantangan dan menyediakan pelatihan bagi petani agar dapat mendorong pertumbuhan yang lebih baik untuk semua varietas. Dengan memfokuskan upaya pada peningkatan produktivitas tanaman yang lamban, diharapkan hasil pertanian dapat meningkat secara keseluruhan.

Analisis Buah Buahan
Analisis Buah Buahan

Analisis pertumbuhan buah-buahan menunjukkan bahwa sebagian besar varietas, termasuk mangga, durian, jeruk siam, pisang, pepaya, salak, dan anggur, berkembang dengan status "Progresif." Ini menunjukkan potensi yang baik untuk budidaya buah-buahan tersebut, yang dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi petani.

Namun, terdapat beberapa varietas yang menunjukkan status "Lamban," antara lain alpukat, apel, belimbing, buah naga, duku/langsat, jambu air, jambu biji, jeruk pamelo, jeruk lemon, lengkeng, manggis, nanas, nangka, rambutan, sawo, sirsak, sukun, dan jeruk. Keterlambatan pertumbuhan pada varietas-varietas ini menyiratkan adanya tantangan yang harus diatasi, seperti kurangnya perawatan, pemupukan tidak memadai, atau ketidakcocokan varietas dengan kondisi lingkungan.

Untuk meningkatkan hasil dari varietas buah yang lamban ini, perlu dilakukan evaluasi terhadap praktik budidaya yang ada dan pemberian pelatihan kepada petani. Fokus pada meningkatkan manajemen pertanian, serta penerapan teknik budidaya yang lebih baik, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan positif dan memaksimalkan potensi hasil buah-buahan di lapangan.

 Analisis Perkebunan
 Analisis Perkebunan

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Kelapa Sawit dan Kelapa memiliki potensi yang baik dan progresif, dengan dukungan di hampir semua kecamatan, sehingga dapat dijadikan andalan untuk pengembangan ekonomi lokal.

Komoditas lain seperti Jambu Mete, serta jenis hasil perkebunan lainnya (Karet, Kopi, Kakao, Tebu, Teh, Tembakau, Pala, Lada, dan Nilam) berada dalam kondisi lamban, memerlukan perhatian lebih, penyuluhan, serta inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan.

Dari data ini, perlu adanya strategi pengembangan khusus untuk komoditas yang berada dalam kategori lamban, sehingga keseluruhan sektor perkebunan dapat berkembang seimbang dan berkelanjutan.

Peta Kabupaten Balangan

Contoh dari peta Kabupaten balanganSektor pertanian
Contoh dari peta Kabupaten balanganSektor pertanian

Pembahasan Peta

Berikut adalah analisis mengenai perkembangan berbagai komoditas tanaman sayuran di masing-masing kecamatan, berdasarkan kondisi unggul, prospektif, dan tertinggal:

Bawang Daun

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan, kecuali di Paringin Selatan dan Juai, yang menjadi komoditas unggulan.

Bawang Merah

Kondisi: Tertinggaldi Lampihong, Tebing Tinggi, Paringin, Juai, dan Halong.

Andalan: Batu Mandi dan Awayan.

Unggul: Paringin Selatan.

Bawang Putih

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan, menandakan kurangnya perkembangan komoditas ini di wilayah tersebut.

Bayam

Andalan: Lampihong, Awayan, dan Tebing Tinggi.

Kondisi: Tertinggal di Batu Mandi, Paringin, Paringin Selatan, Juai, dan Halong.

 

Buncis

Andalan: Lampihong, Tebing Tinggi, dan Paringin.

Kondisi: Tertinggal di Batu Mandi, Awayan, Juai, dan Halong.

Unggul: Paringin Selatan.

Cabai Besar

Prospektif: Lampihong, Tebing Tinggi, dan Paringin.

Unggul: Batu Mandi, Paringin Selatan, dan Juai.

Kondisi: Tertinggal di kecamatan lainnya

Cabai Kriting

Kondisi: Tertinggal di sebagian besar kecamatan, kecuali Paringin Selatan dan Halong, yang menunjukkan hasil unggul.

Cabai Rawit

Prospektif: Lampihong, Tebing Tinggi, dan Halong.

Unggul: Awayan, Paringin Selatan, dan Juai.

Kondisi: Tertinggal di kecamatan lainnya.

Jamur Tiram

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan, yang menunjukkan kurangnya perkembangan komoditas ini.

Jamur Merang

Kondisi: Sama dengan jamur tiram, yaitu tertinggal di semua kecamatan.

Kacang Panjang

Unggul: Lampihong, Awayan, Paringin, dan Paringin Selatan.

Prospektif: Batu Mandi, Tebing Tinggi, dan Halong.

Kondisi: Tertinggal di Juai.

Kangkung

Andalan: Lampihong, Paringin Selatan, dan Halong.

Kondisi: Tertinggal di kecamatan lainnya.

Kembang Kol

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan, menunjukkan kurangnya perkembangan.

Kentang

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan tanpa ada perkembangan yang berarti.

Ketimun

Andalan: Lampihong dan Halong.

Kondisi: Tertinggal di kecamatan lainnya.

Kubis

Kondisi: Tertinggal di seluruh kecamatan, menunjukkan potensi yang belum dikembangkan.

Labu Siam

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan.

Petsai

Kondisi: Tertinggal di semua kecamatan.

Terong

Unggul: Lampihong, Awayan, Tebing Tinggi, Paringin, dan Paringin Selatan.

Prospektif: Batu Mandi, Juai, dan Halong.

Tomat

Prospektif: Lampihong, BatuMandi, Tebing Tinggi, Paringin, dan Paringin Selatan.

Unggul: Awayan, Juai, dan Halong.

Wortel

Unggul: Lampihong, Awayan, Tebing Tinggi, Paringin, Paringin Selatan, Juai, dan Halong.

Kondisi: Tertinggal di Batu Mandi.

Cabai (gabungan dari berbagai jenis)

KESIMPULAN

Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis memberikan wawasan penting mengenai struktur dan dinamika ekonomi di Kabupaten Balangan. Melalui analisis LQ, teridentifikasi sektor-sektor unggulan yang menunjukkan potensi basis ekonomi, seperti sayuran (terutama cabai, bawang, dan sayuran hijau) serta buah-buahan (seperti pisang dan nangka). Kecamatan Lampihong dan Batu Mandi menunjukkan hasil yang kuat dalam produksi sayuran, sedangkan Kecamatan Awayan dan Halong unggul dalam komoditas buah. Analisis Shift Share menunjukkan bahwa sebagian besar kecamatan mengalami pertumbuhan yang lamban dalam sektor tanaman sayuran, meskipun terdapat beberapa varietas yang mengalami pertumbuhan progresif, seperti cabai besar dan tomat. Sektor biofarmaka, termasuk jahe dan kunyit, juga menunjukkan potensi yang baik dengan status progresif. Di sisi lain, beberapa komoditas, seperti jamur dan tanaman hias, berada dalam kondisi tertinggal, menunjukkan perlunya intervensi untuk meningkatkan pertumbuhan mereka. Secara keseluruhan, analisis ini menggambarkan adanya diversifikasi produksi di setiap kecamatan, serta potensi yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun