Kemacetan.. yapp.. tidak asing ditelinga kita, bahkan selalu menjadi permasalahan paling sulit untuk diselesaikan. Di kota-kota besar kemacetan menjadi program khusus dari pemerintah yang harus segera ditangani. Di ibukota sendiri, kemacetan menjadi masalah paling besar yang harus diselesaikan seperti halnya banjir.
Hampir semua jalan di jakarta mengalami kemacetan. Dan itu sangat membuat masyarakat pusing, terganggu, kesal. Namun, kini tidak hanya di jakarta, di yogyakarta pun kerap kali mengalami kemacetan yang membuat tidak tertibnya pengguna kendaraan.
Di kota budaya dan wisata ini, masalah kemacetan belum begitu pelik seperti halnya di jakarta. Namun, semakin hari yang saya rasakan. Kemacetan di yogyakarta semakin banyak, semakin besar dan semakin membuat berkurangnya kenyamanan berkendara di kota istimewa ini.
ada banyak titik rawan kemacetan yang terjadi di yogyakarta. Diantaranya, Jalan Malioboro, Jalan P. Mangkubumi, Jalan P. Senopati, Jalan Kebon Raya, Jalan Laksda Adisucipto Km 1, Jalan AM. Sangaji Km. 1, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Magelang Km 1. Waktu-waktu macet biasanya terjadi sekitar pukul 07:00-08:00, 14:00-16:00, 16:30-20:00.
jumlah kendaraan bermotor di Yogyakarta mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk sepeda motor, Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Yogyakarta menyatakan bahwa jumlah sepeda motor di Yogyakarta mencapai 20.686 unit, naik 3.651 unit dibanding tahun 2011 yang hanya 17.035 unit.
Meningkatnya jumlah peningkatan kendaraan di Yogyakarta jelas akan semakin menambah kepadatan disetiap jalan-jalan. Apalagi kota Yogyakarta adalah kota pelajar yang kebanyakan mahasiswa-mahasiswinya berasal dari luar daerah. Maka tak heran jika di Yogyakarta ditemukan banyak sekali Plat Nomor kendaraan yang berasal dari luar Yogyakarta. Coba bayangkan berapa puluh ribu kendaraan yang ada di Yogyakarta. Padahal kita tahu jalanan di Yogyakarta tidak banyak yang lebar-lebar. Yahh… walaupun tidak separah Jakarta sih. Namun saya yakin, sepuluh atau duapuluh tahun kedepan, jika tidak ada penanganan serius tentang masalah kemacetan di Yogyakarta. Tidak menutup kemungkinan, Yogyakarta pun akan mengalami kemacetan seperti halnya yang ada di Ibukota.
Sejauh ini sudah ada usaha-usaha dari pemerintah untuk mengurangi tingkat kemacetan di Yogyakarta. Salah satunya adalah jembatan kleringan, kemudian sedang di bangun di perempatan jombor yaitu jembatan layang. Namun, harus ada usaha dan solusi-solusi cerdas untuk mengantisipasi tingkat kemacetan yogyakarta pada masa yang akan datang. Karena tidak menutup kemungkinan, walaupun sudah ada pelebaran jalan dan pembangunan jembatan layang, kemacetan tidak dapat diantisipasi karena jumlah pertambahannya yang semakin pesat.
masalah kemacetan ini hendaknya memerlukan pembahasan yang benar-benar serius dan penanganan yang berfikir tentang jangka panjang. Supaya jalan-jalan di kota yogyakarta sebagai kota budaya dan wisata tidak terjadi kemacetan seperti halnya di ibukota.
Saya berharap pemerintah dan masyarakat bekerjasama untuk mengurangi dan mengantisipasi supaya kemacetan yang ada di yogyakarta tidak bertambah parah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H