Ada banyak orang beralasan menunda suatu pekerjaan itu karena malas. Bilangnya. “Sedang malas nih.. nanti ajalah..”. Setelah sejam kemudian, malah ndak jadi dikerjain dan tambah cari alasan lagi, terus dan terus sampai pada batasan waktu akhir baru terasa belum mengerjakan apa-apa dari tugasnya. Ndak usah bilang ke orang lain, diri inipun merasakannya juga. Maleess… banget mau ngerjain sesuatu, tapi ketika sudah ‘deadline’ baru deh kayak orang ngejer setoran dan sudah pasti diakhir itu penyesalan sambil bergumam, “Padahal mudah banget dan aku yakin bisa lebih baik lagi daripada yang tadi barusan.”
Jadi inget waktu dengerin motivasi dari hape, “Tukarkan kemalasan anda dengan menjadi rajin. Jangan menunda pekerjaan dan segerakan. Dan bergaullah dengan yang baik-baik saja serta tinggalkan pergaulan yang tidak ada gunanya. Itulah cara pribadi membaikkan diri, menjemput keberhasilan yang sudah dipersiapkan Tuhan.”
Memang ada faktor penyebab kita menjadi malas. Salah satunya karena sudah takut duluan habisnya nggak tahu atau bisa juga karena sudah tahu sehingga meremehkan. Seperti buah kedondong dibelah dua hehehe… habis biasanya pinang dibelah dua, kalau malas itu pasangannya pasti menunda-menunda pekerjaan. Makanya saya seperti yakin jika cara terbaik untuk menghilangkan kemalasan adalah menyegerakan tindakan, lebih lanjut cara terbaik untuk memulai ya tinggal di mulai saja, saat ini, menit ini, detik ini, udah mulai aja. Jangan takut duluan.
Kebanyakan dari kita itu belum mencoba, karena masih banyak alasan dan sebab, walaupun ndak ada alasan ya cari-carilah alasan, tapi yang utama adalah karena kita itu takut salah. Padahal jika kita berpijak dengan suatu pepatah “Sifat malas merupakan kesalahan utama yang menjadikan banyak orang itu tak terasa menjadi tua tanpa memampukan dirinya.”
Nah daripada meratapi diri dengan kemalasan yah lebih baik mencicil segala tugas-tugas kita maupun kerjaan kita sedikit demi sedikit. Kata orang Jawa hidup itu cuma mampir ‘ngombe’ yang berarti hidup kita itu didunia cuma sebentar. Tapi saya lebih memilih lebih baik ndak cuma ‘ngombe’, tapi makan, bekerja, silaturrahim, menghasilkan karya, menambah ilmu, memberikan manfaat bagi orang lain, serta meninggalkan jejak yang baik buat penerus generasi kita. Jadi banyak tuh bekalnya daripada cuma ‘ngombe’ alias minum aja didunia kan rugi. Terus apa nih hubungannya malas sama ‘ngombe’? Hmm… saya juga jadi bingung nih, kok bisa-bisanya malah jadi membahas ‘ngombe’ gitu yah..
Blog: eljinjizy.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H