Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Pengarang

Menulis saja. 24.05.24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biarlah Semua Jadi Kenangan

8 Oktober 2024   21:47 Diperbarui: 11 Oktober 2024   17:35 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa dijual, Pak?"

"Selain karena saya akan dipindahtugaskan ke Borneo, itu sekaligus sebenarnya pulang kampung, saya juga perlu modal banyak untuk membuka perkebunan buah-buahan di kampung nanti. Itu saja alasannya." Rafilus tertawa. "Bukan karena rumah ini berhantu, atau apa? Murni memang dijual karena akan pindah dan membuka usaha perkebunan di Borneo."

Dari dalam rumah, dibalik kaca jendela yang berwarna gelap, diam-diam Rismayana memperhatikan lelaki yang sedang berbincang dengan suaminya itu. Rismayana terkejut. Dia pertajam penglihatannya. Tidak salah! Benar dia Aswad, pikir Rismayana dengan jantung berdegup kencang.

Sementara itu, di dalam mobil sedan biru muda itu, yang mesinnya masih menyala, dari balik kaca mobil yang juga berwarna gelap, seorang perempuan cantik juga terkejut menyaksikan lelaki pemilik rumah yang sedang berbincang dengan Aswad, suaminya. Dia pertajam penglihatannya. Tidak salah!  Benar dia Rafilus, pikir Maryani dengan jantung berdegup kencang.

"Mama, kita nggak temanin Papa turun?" usik Raka, putra kandung Maryani dan Aswad yang berumur lima tahun.

"Mama....Ikut Papa," celoteh Tika, adik kandung Raka, yang baru berusia dua tahun lebih.

"Iya, iya, sebentar kita turun temani Papa. Papamu mau membeli rumah itu, kalau nanti cocok harganya," sahut Maryani, asal saja.

"Boleh, kalau Pak Aswad mau lihat-lihat dulu bagaimana kondisi dalam rumahnya," kata Rafilus. "Kalau memang merasa cocok, masalah harga bisa dinego kok."

"Memang Pak Rafilus mau lepas harga berapa rumah ini?" tanya Aswad.

"Yaah, satu milyar lebih sedikitlah...."

Pada saat itu, bersamaan, Rismayana ke luar dari dalam rumah, sementara itu Maryani juga keluar dari dalam mobil sambil menuntun Raka dan Tika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun