Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Pengarang

Menulis saja. 24.05.24

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bromocorah (Bagian 1)

2 Juli 2024   11:02 Diperbarui: 4 Juli 2024   15:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah itu memang pekerjaan Gordon yang sebenarnya, sebagai pedagang keliling batu cincin dan jam tangan murah?

Dengan sebuah tas besar dia membawa dagangannya pergi ke luar kota menuju daerah-daerah yang jauh. Di dalam tas besar itu, terletak paling dasar, ada sebuah kotak khusus yang berisi kikir, obeng, tang, gergaji besi mini, dan puluhan anak kunci berbagai jenis yang masih gundul; artinya anak-anak kunci itu harus diolah lagi menjadi sebuah anak kunci yang bisa berfungsi. Tapi itu tidak untuk dijual, melainkan digunakan Gordon untuk menduplikasi anak kunci hotel atau penginapan tempat dia menginap dan akan menjadi sasarannya.    

Gordon yang kalau pada siang hari terlihat kalem dan pendiam, bahkan ramah dan banyak senyum,  tapi sangat berbeda jika malam hari. Pada malam hari lelaki berumur tiga puluh lima tahun itu akan berubah menjadi sosok yang sangat berbeda, dengan sorot mata tajam menyiratkan kewaspadaan yang tinggi sekaligus juga rasa kekejaman orang kepepet.

Ya. Berjualan batu-batu cincin serta jam tangan-jam tangan murah itu, hanyalah kedok Gordon saja. Sebenarnyalah Gordon seorang perampok ulung yang kerap beroperasi di berbagai tempat, terkhusus di hotel-hotel kelas melati atau penginapan-penginapan.

Selama hampir dua puluh lima tahun malang-melintang di dunia rampok-merampok, sudah tak terhitung hotel dan penginapan yang menjadi sasarannya. Dan sudah tak terhitung pula hasil yang diperolehnya dari kegiatan ilegal itu. Yang jelas, Gordon akhirnya mampu membeli sebuah rumah di kota kecilnya, walaupun rumah itu kecil saja, ya dari hasil merampok itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun