Mohon tunggu...
Akhmad Hasbul Wafi
Akhmad Hasbul Wafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - hambamusafir

tolong ajari saya menulis dengan benar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Giveaway Maulid Nabi, dari Bagi-bagi HP hingga Kipas Angin, Uangnya Darimana?

28 September 2023   09:30 Diperbarui: 28 September 2023   09:38 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seperti kita ketahui bersama bahwasanya setiap memasuki bulan rabiul awal mayoritas umat islam di Indonesia bahkan di dunia menantikan hari kelahiran utusan allah yang terbaik yaitu Rasulullah muhammad Shalallahu alaihi wassalam

Tetapi ada yang unik dalam euforia maulid tahun ini, khususnya di negeri Indonesia kita tercinta ini, dimana dalam perayaan maulid tersebut ada dari shohibul bait(tuan rumah acara) memberikan secara percuma jamaahnya yang menghadiri maulid rumahnya dibagikan hape sampai kipas angin secara percuma

Di mana yang menjadi persoalan itu secara garis besar ialah sumber hp dan kipas anginnya itu darimana, kenapa bisa semudah itu memberikan hp hingga kipas angin secara dengan percuma? 

Seperti ustadz yusuf mansyur yang sering disabdakan beliau di suatu acara yang  beliau mengatakan "DARIMANA UANG NYA?! "

Ternyata riset telah membuktikan bahwa indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya paling dermawan (suka memberi) di dunia, jadi tidak dipungkiri lagi bahwa orang Indonesia suka memberi bahkan hape hingga kipas sekalipun, hehe

sumber: Tempo
sumber: Tempo

Tetapi tidak hanya itu, ternyata setelah kami riset bahwa sumber hape/kipas angin yang diberikan secara percuma itu  juga berasal dari uang kas/uang operasional penyelenggara maulid bersamaan juga berpatungan dengan si shohibul bait (tuan rumah acara) tersebut

Bahkan saya juga pernah menjumpai shohibul bait ( tuan rumah acara) mengeluh karena uang untuk operasional acara maulid kurang hingga harus meminjam kepada ketua RT/RW untuk acara maulid berjalan lancar , tentu ini bertentangan dengan esensi maulid nabi itu sendiri

Bahwasanya di bulan kelahiran Rasulullah ini harus menjadi moment menjaga persatuan dan kesatuan islam dengan mengadakan acara maulid bukan dengan menyulitkan orang lain, sekiranya tidak bisa melakukan jangan berlebihan, karena didalam agama islam berlebihan itu tidak baik dan rawan membawa kepada kebinasaan didalamnya.

"Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."QS Al Araf ; 31.

Di Hadist nabi juga dijelaskan bahwasanya berlebihan dapat membawa kepada kebinasaan, 

Hadits riwayat dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu alaihi wassalam berkata kepada rombongan pagi hari (untuk keperluan melempar jumrah), "Tolong ambilkan aku kerikil." Mereka mengambilkan kerikil seukuran batu ketapel.

Ketika mereka menyerahkannya kepada Nabi, beliau berkata, "Terima kasih, mirip seperti ini. Hindarilah berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya berlebih-lebihan (al-ghuluw) dalam agama, telah membinasakan orang-orang sebelum kalian." (HR An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Menurut Ibnu Taimiyah, makna hadits tersebut bersifat umum meliputi semua jenis berlebih-lebihan baik dalam keyakinan maupun perbuatan. Konteks hadits dengan redaksi umum memang melempar jumrah, seperti melempar jumrah dengan batu kerikil besar mengingat hal tersebut dianggap lebih mantap daripada kerikil kecil.

Namun, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam mengemukakan alasan untuk menjauhi perilaku orang-orang terdahulu agar terhindar dari jatuh dalam kebinasaan. Sebab, orang yang mengikuti sebagian perilaku mereka (yang berlebih-lebihan), dikhawatirkan mengalami kebinasaan.

Maulid nabi merupakan sebuah bentuk penghormatan kita kepada nabi bersifat spritual religius yang telah berhasil mendakwahkan islam sampai sekarang ini bukan ajang acara giveaway yang siapa dan apa yang menjadi pemberi terbaik hingga di lebih lebihkan menurut versi kita masing-masing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun