Hal ini pun dapat mempengaruhi terhadap persepsinya, dimana jumlah atau tingkat kebutuhan yang dapat ia puaskan dari penggunaannya akan media atau tayangan tertentu. Semakin banyak kebutuhan yang dapat ia penuhi dari suatu media, semakin tinggi ketergantungannya pada media atau tayangan tersebut.Â
Sinetron Dari Jendela SMP nampaknya juga menjadi kebutuhan atau ketergantungan dikalangan masyarakat khususnya para remaja, besarnya antusias yang menonton program acara ini, data terbaru dari rating acara tv Indonesia per 15 November 2021 (portalmaluku.pikiran-rakyat.com), sinetron Dari Jendela SMP ada di peringkat ke-5.Â
Namun, dari rating yang cukup tinggi tersebut ada juga rasa kekhawatiran masyarakat terhadap sinetron ini karena cerita yang terlalu eksplisit dan tidak pantas untuk ditayangkan ke layar kaca karena terdapat kisah kehamilan diluar nikah yang terjadi pada siswi SMP, masyarakat merasa sinetron ini dapat menjadi contoh yang kurang baik untuk para remaja.Â
Kondisi stabilitas lingkungan sosial juga turut mempengaruhi, dimana situasi yang tidak menentu, seseorang akan semakin membutuhkan media untuk memperoleh informasi dan mengurangi ketidakpastian. Masyarakat harus lebih bijak dalam menyikapi tayangan yang ada di televisi agar dampak negatifnya bisa diatasi dengan cara lebih selektif dalam memilih setiap tayangan yang ada di televisi.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kita sama-sama bisa belajar, bahwa pentingnya dalam memilih dan memilah mana saja tayangan yang berkualitas serta layak untuk ditonton, tentu saja khalayak memiliki peran penting dalam menilai program yang ditayangkan melalui televisi. Dari teori Uses and Gratification sangat jelas bahwa seseorang akan memilih apa yang ditonton berdasarkan apa yang diyakini, persepsinya terhadap sesuatu sangat menentukan apa yang akan ia pilih dalam menggunakan media massa termasuk dalam tontonan televisi.Â
Hal ini dapat menjadi pengaruh terhadap perilaku para remaja, daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang, dampak yang terjadi akibat terlalu sering menonton sinetron para remaja akan mulai mengikuti perilaku dari pemain.Â
Dalam hal ini dituntut peran orang tua dalam memaksimalkan perannya dan melakukan komunikasi yang baik kepada anak, karena dimasa usia SMP adalah masa pencarian jati diri yang sangat mudah bila dimasuki oleh informasi yang tidak sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Labib, Muh. 2002. Potret Sinetron Indonesia.Jakarta : PT. Mandar  Utama Tiga Books Division.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta