Menjaga diri bisa dilakukan dengan melawan balik yang tujuannya bertahan dan menghindari dirinya dari perlakuan kasar, juga bisa dengan melaporkan perlakuan tersebut kepada pihak lembaga yang bersangkutan. Perempuan tidak boleh diam saja apalagi merasa perlakuan kasar dari suaminya harus ditutupi karena jika dibongkar akan menjadi dosa karena telah membuka aib suaminya.Â
Padahal jika suami tersebut tidak kunjug berubah menjadi baik, maka kebenaran fakta tersebut mesti diungkap agar suami tersebut mendapat hukuman yang sekaligus menjadi pelajaran hidupnya. Oleh karena itu, perempuan harus berpikir visioner dan reformis dengan tidak harus terkekang pada anggapan yang menahan dirinya untuk melawan ketidakadilan dan kekerasan.
Fenomena KDRT jika terus terulang setiap tahun, bulan bahkan hari maka akan menimbulkan kesan Marriage is Scary, pernikahan itu menyeramkan. Fenomena itu akan mengakibatkan gangguan mental bagi mereka yang ingin menikah terutama perempuan yang bisa saja membuat dirinya tidak menikah, padahal pernikahan itu suci dan baik.Â
Pernikahan menjadi rusak karena ulah mereka yang berkhianat atas nama cinta, berdusta atas nama kasih, munafik atas nama sayang. Jadi, yang menyeramkan bukanlah pernikahannya tetapi dengan siapa anda menikah. Oleh sebab itu, selektif lah mencari pasangan yang akan menemani sepanjang hidup.Â
Carilah pasangan yang memiliki kualitas diri dari mulai kestabilan mental, keelokkan adab hingga ketinggian ilmu. Sejatinya jika yang menikah sudah memiliki kesiapan mental dan berpengetahuan tentang rumah tangga, maka KDRT tidak akan terulang. Tak hanya itu, penilaian terhadap superioritas laki-laki dan inferioritas perempuan mesti berubah lebih setara agar tidak ada lagi istri yang hanya berdiam diri ketika diperlakukan kasar oleh suaminya.Â
Dengan itu, rumah tangga akan dijalani dengan penuh jalinan kasih sayang. Berharap, diantara kado harapan terbaik bagi 79 tahun merdekanya bangsa Indonesia yaitu sudah tidak ada lagi perlakuan kasar kepada perempuan Indonesia, perempuan pun memiliki martabat yang mulia sebagaimana laki-laki, dan sudah menjadi fitrah manusia yang cenderung  memuliakan martabat manusia dengan manusiakan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H