Mohon tunggu...
Amin Enyong
Amin Enyong Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pengagum budaya Indonesia\r\nTwitter : @AFamin_\r\nBlog : http://adigunaku.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Caleg Dimintai Uang Oleh Warganya

19 Januari 2014   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini ada salah seorang teman yang berbagi cerita. Kebetulan ibu teman saya itu untuk pemilu tahun 2014 ini ikut menjadi salah satu calon anggota legislatif. Sebagai anak yang berbakti dan mendukung apa yang dikerjakan ibunya, teman saya pun membantu mengenalkan ibunya kepada masyarakat. Salah satu yang dilakukan teman saya yaitu dengan menyebar stiker ke rumah-rumah warga.

Singkat cerita, teman saya itupun membagi-bagikan stiker ke warga. Beberapa warga ada yang menerimanya dengan baik. Namun sayang lebih banyak warga yang kurang menghendakinya. Saat rumahnya hendak ditempeli stiker, warga malah banyak yang menagih uang, bahkan mengancam kalau tidak membagikan uang berarti tidak boleh pasanga stiker di lingkungan rumahnya.

Bahkan ada yang lebih keras dari “sekedar” mengancam tidak boleh pasang stiker yaitu dengan mengatakan, “percuma pasang kayak gitu ga akan kepilih kalau ga ada uangnya!”

Teman saya yang memang dasarnya hanya ingin jujur membantu ibunya pun bingung dan tidak tahu harus berbuat apa menghadapi banyak warga yang seperti itu. Teman saya itu hanya melanjutkan saja memasang stiker ke warga yang lingkungan rumahnya mau dipasangi stiker, sementara bagi warga yang tidak mau dan malah meminta uang ya sudah tidak apa-apa dibiarkan saja sambil mengatakan, “ya sudah maaf, kami tidak bagi-bagi uang”.

Mendengar cerita itu sebenarnya miris juga sih. Mental masyarakat sudah terbentuk kalau politikus itu banyak uang dan suka bagi-bagi uang ketika masa menjelang pemilihan. Padahal nantinya ketika si calon tersebut terpilih menjadi wakil rakyat, si calon bakal mencari modal penggantinya yang saat pemilihan dibagi-bagikan ke warga, bahkan bukan sekedar cari kembalian modal, kalau bisa sekalian cari untung. Dan ketika itu terjadi, rakyat pulalah yang dirugikan.

Dari sudut lain mungkin masyarakat sudah sangat jengah dengan tingkah laku pemimpin mereka, karena toh ketika mereka memimpin mereka tidak memberikan perubahan apa-apa kepada hidup rakyatnya, justru malah menyengsarakan rakyatnya. Sehingga mungkin dari pada tidak mendapat apa-apa dari calon ketika terpilih nantinya, mending minta apa-apa dulu sebelum mereka terpilih. Bisa jadi seperti itu.

Tapi ini semua jangan dijadikan kewajaran atau dianggap biasa dan lumrah. Hal-hal seperti ini sangatlah berbahaya bagi keberlangsungan Bangsa ini. Jika sistemnya yang banyak uang itu yang akan warga pilih, maka wakil rakyat yang terpilih nantinya bukanlah calon-calon terbaik, melainkan calon yang paling siap modalnya, dan apa yang akan terjadi pada Bangsa ini ketika setiap ada pemilu hasilnya seperti itu?

Disini diperlukan peran dari para pemuka masyarakat dan pemuka agama untuk kembali menanamkan pemikiran yang benar dalam menghadapi pemilu. Harus ditanamkan baik-baik bahwa dalam memilih calon itu harus benar-benar memilih calon yang punya kemampuan, bukan memilih karena uangnya, karena dalam agama misal islam, menerima uang dalam pemilu atau politik uang itu termasuk dalam kegiatan suap-menyuap yang hukumnya dosa dan akan mendapat laknat dari Allah.

Sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi Hajjaj telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Al Harits bin Abdurrahman dari Abu Salamah dari Abdullah bin ‘Amru dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, dia berkata; “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam malaknat pemberi suap dan penerima suap. “Dan Yazid berkata: “Laknat Allah bagi pemberi dan panerima suap” (HR. Ahmad).

Marilah semuanya, kalau kalian masih cinta Bangsa ini, masih ingin melihat Bangsa ini bangkit dan maju, berperan aktiflah dengan sebaik-baiknya, salah satunya lewat pemilu. Pilih calon yang paling baik dan punya kemampuan bukan karena uangnya saja. Sadarkan juga orang lain di sekitaran kita barangkali masih banyak yang berpikiran memilih calon yang banyak uangnya saja. Dengan ikhtiar dan doa seluruh rakyat, saya yakin Indonesia masih bisa bangkit dan maju. (Amin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun