Pengampunan massal yang dilakukan Nabi Saw tidak diketemukan pretensinya dalam sejarah. Sebaliknya melalui catatan sejarah kita belajar, banyak tokoh yang gagal meredam amarahnya ketika sudah berada di tampuk kekuasaan. Vendetta atau balas dendam adalah hal lumrah jika kekuasaan sudah digenggaman.
Contoh dari Rasulullah Saw sungguh tidak kita temukan dalam perilaku Al-Qaida, Taliban atau ISIS sekarang ini. Perilaku mereka ibarat “jauh panggang dari api.” Sungguh ironis, jika mereka senantiasa mengkampanyekan bahwa tindakan terror yang mereka lakukan adalah sebagai upaya pembelaan terhadap Islam. Secara tegas kita sebagai umat Islam mesti mengatakan bahwa mereka adalah “duri dalam daging” yang justru menciderai ajaran Islam dan melecehkan sosok Rasulullah Saw. Apa yang mereka pertontokan tak lebih dari banalitas (kedangkalan) dalam pemahaman agama.
Pemerhati masalah sosial keagamaan tinggal di Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H