Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Problem Banjir di Kota Kabupaten Jember, Bagaimana Solusinya?

16 Desember 2024   11:52 Diperbarui: 16 Desember 2024   12:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kota di kabupaten Jember, Seolah menjadi tempat tergenangnya air setiap musim penghujan datang, tidak hanya pada akhir tahun ini banjir itu melanda Kota Jember, tahun sebelumnya pun juga kerap terjadi"

Bebeberapa waktu yang lalu selama tiga hari berturut-turut, wilayah kota di kabupaten Jember terendam banjir, sehingga melumpuhkan berbagai aktivitas, dan banyak warga yang terdampak. 

Kerawanan  banjir di wilayah kota Jember ini, seolah terjadi pembiaran, sehingga meluapnya air hujan yang cukup deras itu menjadi perhatian khusus bagi para pihak. 

Wilayah kota Jember yang kerap menjadi langganan banjir, yakni kecamatan Kaliwates, Sumbersari dan kecamatan Patrang. 

Tiga kecamatan tersebut masuk dalam wilayah kota Jember yang merupakan pusat pemerintahan, sehingga cukup mengherankan jika pemerintah "kurang cakap dalam mencari solusi banjir yang terjadi".

Dampak dari banjir tersebut cukup meresahkan bagi warga di kabupaten Jember, terutama bagi para lansia dan anak-anak, sehingga tim Penanggulangan Bencana segera turun tangan atas terjadinya banjir tersebut. 

Di kutip dari laman kompas.com, 91 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Kaliwates dan Sumbersari yang terdampak. Sebanyak 42 orang di antaranya lansia dan 26 balita.

Dampak yang sangat miris bagi warga Jember, terutama bagi lansia dan anak-anak, sehingga amat sangat perlu mencari solusi untuk menekan terjadinya banjir yang kerap terjadi di kota kabupaten Jember setiap musimnya. 

Bagaimana Solusinya..? 

Banjir merupakan musibah yang tiada di sangka oleh manusia, sehingga ketika musim penghujan tiba, tentu wilayah-wilayah yang rawan Banjir perlu ada banyak penyerapan untuk menampung air hujan, sehingga mampu menekan terjadinya banjir. 

Di samping itu pula, aliran irigasi agar lebih di perluas dan di perdalam, agar supaya pembuangan air hujan bisa tertampung dengan baik, sehingga aliran air tersebut tidak sampai meluap ke Jalan-jalan protokol. 

Problem Banjir di wilayah Kota Kabupaten Jember, Tentu menjadi tanggung jawab bersama, baik itu para pemangku kebijakan, maupun masyarakat yang memang kerap terdampak setiap musim penghujan tiba. 

Ketika bicara tentang solusi, maka harus ada langkah taktis dari pihak pemerintah yang melibatkan warganya, agar supaya ketika curah hujan deras, air hujan itu tidak mengalir ke Jalan-jalan, sehingga berdampak terhadap Jalan-jalan itu berlobang. 

Beberapa hal yang perlu di cermati oleh pemerintah, terkait dengan melubernya air hujan ke Jalan-jalan yang menyebabkan kerusakan tersebut, 

Pertama : memperbaiki saluran irigasi di samping kanan dan kiri di sepanjang ruas jalan. 

Pentingnya memperbaiki saluran irigasi di sepanjang ruas jalan, baik di kanan maupun di kiri, dengan memastikan bahwa aliran irigasi bisa berjalan dengan baik ketika curah hujan cukup deras. 

Sebab tidak bisa di pungkiri meluapnya air di saluran irigasi, karena terjadinya sumbatan-sumbatan yang pada akhirnya air akan banyak mengalir ke ruas-ruas jalan. 

Kedua : Pentingnya melakukan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan

Kembali lagi bahwa terjadinya luapan air akibat banyak tersumbatnya aliran irigasi yang di picu oleh banyaknya sampah yang di buang sembarangan. 

Faktor yang kedua ini, tentu sudah menjadi kajian khusus tentang peningkatan kebersihan dan menjaga lingkungan. 

Mengapa fokusnya terhadap wilayah Kota di kabupaten Jember, Sebab wilayah Kota di kabupaten Jember, tentu sangat berbeda jauh dengan daerah di pedesaan. 

Dimana populasi penduduk yang setiap tahun semakin bertambah, dengan bertambahnya bangunan, baik bangunan yang menjulang langit, maupun bangunan yang di komersialkan, ini juga harus menjadi kajian serius, sehingga teritorial pembuangan air hujan, menjadi perhatian untuk di kaki bersama-sama. 

Ketiga : Kota Jember sebagai Kota Santri, Masih belum sepenuhnya mencerminkan sebagai Kota yang mengamalkan nilai

Masyarakat Jember secara mayoritas penduduknya adalah muslim, tentu ajaran Islam yang di anut masih belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Nilai-nilai istiqomah, dan menjadikan wilayah yang ramah, serta teritorial yang indah masih belum teraplikasikan dengan baik. 

Kembali lagi mengapa banjir masih menjadi persoalan yang seolah-oleh rumit untuk di tuntaskan? 

Kembali lagi bahwa hidup dan kehidupan dimanapun berada tidak bisa lepas dari aturan hukum yang mengikat, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, sehingga pentingnya penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran diri menjadi bagian dari solusi agar tidak selalu terjadi bencana. 

Dari beberapa poin diatas menjadi catatan penting baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintahan di kabupaten Jember yang akan datang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun