Disinilah ada nilai edukasi yang cukup mendasar, yakni membangun kepekaan sosial dengan cara berbagi satu sama lain.Â
Kedua membangun dan membentuk jiwa untuk saling berbagiÂ
Momentum hari raya idul Fitri, tidak. Hanya sekedar saling bsdsilaturahmindan bermaaf-maafan saja, namun lebih dari itu.Â
Berbagi angpao Lebaran di hari yang fitri sebagai bentuk untuk mensucikan jiwa dan harta benda di hari yang fitri.Â
Nilai-nilai edukatif inilah yang kemudian, harus menjadi kesadaran bersama, bahwa sejatinya kita sebagai makhluk sosial pastinya saling membutuhkan satu sama lain.Â
Ketiga berbagi angpao Lebaran untuk membangun kesalehan sosial
Sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, tentu di hari kemenangan ini sebagai hari pengakuan dosa baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.Â
Ada dua variabel yang saling terkait dengan konsep berbagi tersebut, yakni variabel yang terhubung dengan sang Maha pencipta, sebab berbagi itu merupakan ajaran yang di anjurkan di dalam agama.Â
Kemudian variabel yang kedua yang saling terhubung dengan konsep kemanusiaan, bahwasanya berbagi kebahagiaan dengan cara berbagi angpao yang cukup berdampak, pada sisi kemanusiaan yakni saling berbahagia baik yang memberi maupun yang menerima.Â
Inilah yang kemudian bahwasanya konsep berbagi tersebut memiliki nilai yang tidak bisa kemudian dilukiskan kebahagiannya.Â
Dengan demikian berbagi angpao Lebaran, merupakan konsep yang baik, dan pastinya harus di iringi dengan niat yang baik dan ketulusan hati dengan berbagi kebahagian baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa, sehingga hal tersebut akan menjadi investasi secara ukhrowi.Â