Baik partai kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) maupun partai Golkar, sudah tentu memiliki harapan agar tokoh dari masing-masing partai tersebut bisa menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Dari partai PKB sendiri ada nama Cak Imin yang merepresentasikan sebagai tokoh dari kalangan Nahdiyin, begitu pun dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga mengantongi nama Menteri BUMN Erick Thohir yang juga merupakan Kader NU untuk bisa mendampingi bakal calon presiden Prabowo Subianto.
Sementara partai Berlambang beringin yang tak lain adalah partai Golkar juga tidak kekurangan tokoh, ada ketua umum Airlangga Hartarto, ada juga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan sederet tokoh lainnya yang memiliki potensi untuk menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Lobi-lobi politik masih terus saja di gencarkan, inilah yang bisa menjadikan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tidak bisa menemukan titik temu kepentingan.
Artinya dengan koalisi gemuk yang saat ini bergabungnya partai PKB, Golkar dan PAN, jumlah kursi yang di dapatkan sampai 265 kursi di DPR, sekitar 46 %. Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dalam persyaratan presidential Threshold sudah melampaui batas yang ditentukan.
Jika partai-partai yang sudah berkoalisi tidak mendapatkan harapan untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai bakal calon Wakil Presiden, apakah salah satu dari mereka akan hengkang dari kerjasama politik yang sudah terbentuk.
Tentu saja dinamika tersebut masih sangat mungkin terjadi, pasalnya keterwakilan dari seorang tokoh yang memang merupakan kader partai itu sendiri, memiliki harapan besar terpilih untuk menjadi bakal calon wakil presiden.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) masih sangat mungkin akan berpindah haluan, jika kepentingan dan keinginan mereka tidak terakomodir dengan baik.
Tetapi semua hal tersebut, tentu tidak lepas dari peran partai Gerindra dan Prabowo itu sendiri, sehingga partai Gerindra dan Prabowo jika mampu mengakomodir kepentingan dari pihak-pihak partai yang sudah menjalin kerjasama politik, tentu mereka akan lebih solid lagi dalam menyongsong pemilu tahun 2024.
Tidak ada jaminan Koalisi Gemuk bisa Menjuarai percaturan politik di tahun 2024
Pilihan Presiden dan wakil presiden pada pemilu tahun 2024 memangnlebih dinamis lagi, dimana masing-masing poros yang sudah terbentuk, menyodorkan tokoh-yokoh terbaik mereka.