Baru pada bulan Agustus, Budiman Bersama para relawannya secara resmi mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai bakal calon Presiden.
Mantan aktivis reformasi yang mendukung Prabowo Subianto, pada dasarnya memiliki sejarah yang kelam, sebab jika ditinjau dari aspek sejarah, Budiman dan Prabowo dua sosok yang berseberangan saat tumbangnya masa orde baru.
Terlepas dari sejarah kelam itu, namun dalam konstek politik dinamika yang terus berkembang dan berubah menjadi catatan sejarah baru dalam dunia politik, tidak heran jika salah satu elite partai PDI Perjuangan, memberikan dua opsi, yakni mengundurkan diri secara terhormat, dan opsi kedua di beri sanksi berupa pemecatan.
PDI perjuangan dan Budiman Sudjatmiko di persimpangan JalanÂ
Partai penguasa PDI perjuangan yang telah resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden itu, tentu harus tunduk patuh terhadap ketetapan partai.
Fakta yang mengejutkan baru-baru ini, dimana Budiman Sudjatmiko yang merupakan elite partai politik, justru mendeklarasikan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang merupakan rival dari Ganjar Pranowo.
Dalam beberapa survey Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto secara elektabilitas memang saling kejar mengejar.
Prabowo Subianto yang di dukung oleh partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, Golkar, PAN, dan Partai bulan bintang itu merupakan koalisi gemuk pada perhelatan pemilu tahun 2024.
Manuver politik Budiman Sudjatmiko yang memilih berseberangan dengan partai yang menaunginya, kini berada di titik persimpangan jalan.
Apakah Budiman akan mengundurkan diri atau di beri sanksi berupa pemecatan, bahkan salah satu elite partai PDI Perjuangan memberikan opsi agar Budiman di beri sanksi pemecatan karena telah mendeklarasikan Prabowo Subianto.
Memanasnya suhu politik, yang mulai saling serang agar supaya Elektabilitas dari masing-masing bakal calon presiden melemah itu pun terus dilakukan.