Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Luka Lama Kembali Menganga, Perseteruan Yenny Wahid - Cak Imin Kembali Memanas

13 Agustus 2023   13:26 Diperbarui: 13 Agustus 2023   13:27 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan partai yang didirikan oleh Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid yang akrab di panggil Gus Dur pasca tumbangnya Orde Baru, dan pernah menjadi partai Penguasa pada tahun. 1999 yang telah mengantarkan Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke 4"

K.H. Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur merupakan sosok dan tokoh ulama besar yang membawa konsep humanisme dan pluralisme di negeri ini.

Beliau menjadi presiden ke 4 dengan kendaraan Partai Kebangkitan Bangsa yang berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Megawati Soekarno Putri menjadi wakil presiden pada waktu itu.

Gus Dur menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan hanya berlangsung sekitar dua tahun setengah, yang kemudian dilengserkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) yang pada waktu itu ketua MPR masih di pimpin oleh Amin Rais.

Pasca lengsernya Gus Dur inilah dalam perjalanan dan perkembangan yang mulai tidak stabilnya partai kebangkitan Bangsa yang di pimpin oleh Gus Dur, sehingga terjadi dualisme kepemimpinan.

Lantas dalam perjalanannya, PKB versi Muhaimin Iskandar atau akrab dipanggil cak Imin ini yang kemudian pada tahun 2008 di sahkan oleh Negara PKB di bawah kepemimpinan cak Imin hingga saat ini.

Tentu masih ada PKB Tandingan pada waktu itu, Diman PKB satunya yang merupakan Gerbong dari keluarga Almarhum Gus Dur harus terdepak, dan tetap menjadi barisan yang tersakiti dan menjadi luka yang sepertinya tidak ada obatnya.

Tragedi  Cak Imin yang melengserkan Gus Dur dari pucuk kepemimpinan PKB, tentu menjadi luka yang tak berkesudahan, sehingga pernyataan Yenny Wahid yang menyatakan "jika Cak Imin menjadi Capres dari PKB atau menjadi Cawapresnya Prabowo, maka Yenny Wahid dan Gusdurian akan bye-bye.

Sementara disisi yang lain, Gerindra dan PKB yang sudah meneken kontrak kerjasama politik dalam perhelatan pemilu yang akan datang, masih belum menunjukkan tanda-tanda bahw cak Imin akan menjadi bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo.

Hal tersebut Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto pastinya sudah mengkalkulasi akan sosok cak Imin dengan basis dan kekuatan partai yang sedang di pimpinnya.

Perseteruan Cak Imin Vs Yenny Wahid

Tidak bisa dipungkiri, perseteruan mbak Yenny Wahid dan Cak Imin bukan rahasia lagi, dan hal tersebut adalah sejarah yang masih cukup kuat membekas.

Di lansir dari laman kompas.con, Pernyataan Yenny Wahid, "Gurunya saja di ku Deta, apalagi rakyatnya" maka tidak mungkin keluarga Yenny Wahid dan barisan Gusdurian mendukung calon pemimpin yang demikian karakteristiknya.

Tidak hanya dengan Yenny Wahid, ketidakharmonisan Cak Imin dengan Ketua PBNU saat ini, yakni Yahya Kholik Staguf juga menjadi beban melemahnya posisi cak Imin untuk menjadi bakal calon wakil presiden.

Bahkan pernyataan ketua PBNU yang menyatakan bahwa NU tidak boleh ikut-ikut politik praktis, karena memang bukan ranahnya, pada publik membaca bahwa NU merupakan representasi dari PKB dalam konstek menyalurkan aspirasi politiknya dan mendorong kader-kadernya untuk menjadi pemimpin.

Namun faktanya, justru antara PKB, NU, dan barisan Gusdurian sudah menjadi faksi-faksi yang kemungkinannya sudah tidak terhitung jumlahnya.

Apa yang menjadi pernyataan Yenny Wahid maupun ketua PBNU, sudah cukup jelas menjadikan posisi cak Imin cukup melemah untuk di pinang menjadi bakal calon wakil presiden, karena pandangan politisnya yang sudah cukup jauh.

Luka lama yang kembali Menganga 

Masih dilansir dari sumber yang sama, ketika cak Imin ditanya oleh awak media, cak Imin hanya memberikan pernyataan "Barang lawas, enggak usah dibahas".

Artinya Cak Imin "sudah tidak lagi menghiraukan terhadap barisan kelompok sakit hati tersebut, meskipun hal itu bisa menjadikan langkah-langkah politik cak Imin harus tersendat.

Dalam perahu besar yang bernama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), jelasnya faksi-faksi itu sudah terbentuk dengan sedemikian rupa.

Meskipun kerjasama politik itu sudah terjalin dengan partai Gerindra untuk mengarungi percaturan, bisa sangat mungkin langkah cak Imin akan tersendat untuk menjadi bakal calon wakil presiden.

Kerasnya pernyataan Yenny Wahid dan barisan Gusdurian yang tidak akan mendukung Cak Imin baik sebagai Capres maupun Cawapres, merupakan luka lama yang kembali Menganga.

Tentu saja publik membaca bahwa di tubuh PKB sendiri sudah terjadi polarisasi yang cukup kental, yang sangat mungkin bisa menggoyang kedudukan Cak Imin sebagai ketua partai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun