"Partai Golongan Karya salah satu partai tua yang pernah menjadi kendaraan politik Orde Baru, yakni Presiden Soeharto selama 32 tahun lamanya, Kini partai yang di nahkodai oleh Airlangga Hartarto ini sedang di goyang dengan berbagai isu politik yang semakin kencang, bahkan isu kudeta dengan cara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) masih cukup kencang menggoyang partai berlambang beringin ini"
Semula partai Golkar yang membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan mengajak Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangun (PPP) memang sengaja di bentuk dan dipersiapkan untuk mengusung Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, jika Ganjar tidak mendapatkan tiket dari partainya sendiri.
Tetapi dalam perjalanannya dinamika dalam tubuh koalisi itu tidak mencapai titik kesepakatan, dimana KIB itu pun harus membuabarkan diri dan mencari jalannya sendiri-sendiri.
Kemana partai Golkar akan Berlabuh ? Setelah KIB Bubar, hal tersebut masih menjadi pertanyaan dan berbagai spekulasi kuat, sehingga Golkar baik dari internal maupun eksternal terus di goyang dengan terpaan berbagai isu.
Isu kudeta kepemimpinan Airlangga Hartarto dengan isu Munaslub yang di dengungkan oleh para politisi Golkar kian kencang menerpa, meski isu tersebut sudah di bantah secara terang benderang, setelah Ketua Umum dan ketua DPD Melakukan rapat Evaluasi menghadapi pemilu tahun 2024.
Kemungkinan Golkar akan berlabuh pada koalisi Indonesia Raya, atau Berlabuh dengan koalisi Perubahan, masih cukup lebar.
Dan Golkar sedari awal dengan terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu memang tidak memberikan tiket itu terhadap Ganjar Pranowo, meski semula KIB di bentuk sebagai kendaraan politi Ganjar, jika sosok Gubernur Jawa Tengah itu tidak mendapatkan tiket dari partainya sendiri.
Baca juga: Intelektualisme ala Rocky Gerung, dan Kritik yang Kontroversial dan Dianggap Menghina PresidenGolkar Digoyang, Barisan Kuning itu akan semakin Jauh dari GanjarÂ
Fenomena politik di tubuh Golkar semakin menarik saja untuk diamati, pasalnya Golkar seakan menjadi antitesa dengan barisan merah, sehingga wajar jika Golkar dalam rumusnya kemungkinan besar tidak akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal Calon Presiden, kecuali ada nilai tawar yang bagus bagi partai berlambang beringin tersebut.
Publik pun menyoroti dan membaca dinamika politik ditubuh Golkar, keterlibatan dari pihak istana (cawe-cawe) masih kuat menjadi kecurigaan, meski hal tersebut dibantah oleh Salah satu politisi Golkar yang saat ini menjadi menteri Investasi.