Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat datang Bulan Kemerdekaan

31 Juli 2023   23:52 Diperbarui: 1 Agustus 2023   00:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemerdekaan itu mampu kita raih dengan tetesan darah dan air mata, Sumber: detik.com

Dentang waktu yang menderu

Kala tetesan darah dan cucuran air mata dalam segenap perjuangan untuk merebut kembali bangsa yang sudah lama terjajah.

Bulan kemerdekaan itu sudah lebih dari setengah abad lamanya 

Sudahkah kita merdeka dengan seutuhnya ?

Atau merdeka dengan kepura-puraan saja

Dentuman kata merdeka hanyalah sebuah simbol akan kekuasaan hasil merebut dari tangan-tangan kolonialisme..

Sudahkah kita merdeka ?

Atau kita hanya mendengar kata merdeka untuk menyenangkan hati supaya air mata itu tidak lagi tumpah ke tanah ibu Pertiwi...

Bulan kemerdekaan, yang sejatinya hanya sebagai momen peringatan..

Bahwa bangsa yang besar ini mendeklarasikan diri sebagai bangsa yang merdeka pada bulan ini..

Akan tetapi kita masih memiliki jalan panjang nan jauh untuk menjadi merdeka yang seutuhnya..

Kita masih belum merdeka secara ekonomi, kita masih belum merdeka dari kapitalisasi dan oligarki, kita belum sepenuhnya merdeka..

Penindasan dan kriminalisasi masih saja menjadi tontonan yang mengharukan..

Orang kecil hanya bisa menengadah dan berpasrah diri...

Sebab kemerdekaan itu masih cukup jauh di ujung persimpangan jalan..

Ibu Pertiwi menangis...

The founding father bersedih, karena anak cucunya masih saling bertikai merebut kursi harapan..

Bulan kemerdekaan

Semoga segera menjadi kenyataan yang sesungguhnya, bulan merdeka dengan kepura-puraan saja..

Sudahkah kita merdeka dengan sepenuhnya ..?

Sebuah ironi dalam tirai kemerdekaan yang tercengkram oleh kekuatan besar untuk membuat wajah negeri kita kembali diporak-porandakan untuk kembali menjajah kekayaan bangsa ini..

Tragis memang..

Namun apa boleh buat, kita hanya rakyat biasa yang tida memiliki kuasa atas negeri ini..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun