"Tren naiknya elektabilitas Prabowo Subianto yang sudah final dicalonkan oleh partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai bakal calon presiden pada pemilu tahun 2024 mengalami tren positif, dimana elektabilitasnya yang merangkak naik, ditengarai karena kedekatan Ketum Gerindra yang saat sedang menjabat sebagai Menhan itu karena ada faktor Pengaruh Presiden Jokowi"
Beberapa lembaga survey menunjukkan tren kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden menunjukkan rating yang positif, dimana elektabilitasnya mampu menyalip dua kandidat lainnya.
Kecenderungan naiknya elektabilitas Prabowo yang mampu berada di urutan nomor satu dengan mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai modal yang semakin meyakinkan para elite partai, pendukung dan para relawannya.
Dinamika politik yang terus berkembang dan berubah karena memiliki banyak variabel yang menjadi tolak ukur dalam proses kandidasi pilihan Presiden pada pemilu yang akan datang.
Dikutip dari laman tvonenews.com, Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan bahwa tren kenaikan elektabilitas Prabowo yang di puncak dan Ganjar yang turun serta Anies yang stagnan ini terjadi di banyak hasil survei capres saat ini, termasuk di survei LSI Denny JA.
“Naiknya elektabilitas Prabowo saat ini membuktikan bahwa Prabowo menjadi capres yang betul-betul diinginkan dan dibutuhkan oleh publik,” ujar Ujang.
Melejitnya elektabilitas Prabowo Subianto di berbagai survey yang mencapai 34,4% mengalahkan Bakal calon presiden Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, termasuk dalam Survey LSI Denny JA.
Kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto pun terbaca oleh publik sebagai kedekatan presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang sekaligus saat ini sedang menjadi Menhan dalam koalisi Indonesia Maju.
Jokowi dan Prabowo Kerap melakukan Kunjungan Kerja Bersama
Presiden Jokowi yang di sokong oleh Partai PDI-P menjadi orang nomor satu di republik ini selama dua periode, menjadikan partai berlambang banteng moncong putih itu menjadi pemenang sekaligus partai penguasa di republik ini.
PDI-P yang saat ini mendorong Ganjar Pranowo untuk menjadi Bakal calon presiden, sebagai pribadi tentu Jokowi tidak akan berpaling kelain hati, namun sebagai Presiden dan Prabowo sebagai bawahannya, wajar jika kerap melakukan kunjungan kerja bersama.
Kedekatan presiden Jokowi dengan Menhan Prabowo Subianto cukup berefek secara luas, tidak hanya menjadikan tren elektabilitas Prabowo yang merangkak naik, namun juga terjadi kecemburuan sosial di tubuh kader-kader PDI-P.
Tidak heran jika sindiran itu muncul dari sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang mengatakan bahwa calon pemimpin itu harus memiliki visi dan gagasan jauh kedepan, dan jangan menjadi pemimpin yang menempel seperti perangko.
Sindiran sekjen PDI-P tersebut tentu melihat kedekatan Prabowo dengan Presiden Jokowi dengan semakin dekatnya pemilu tahun 2024.
Besarnya pengaruh Presiden Jokowi yang mampu menaikkan elektabilitas Prabowo Subianto mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan itu menjadi semakin kuatnya modal bagi Partai Gerindra dan para relawan pendukung Prabowo Subianto untuk menjadi presiden melanjutkan program dan estafet kepemimpinan Jokowi.
Kecemburuan Sosial dan Kekhawatiran Kader Banteng Moncong Putih
Kemesraan Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi yang kerap melakukan kunjungan kerja menjadi kecemburuan yang tidak bisa dipungkiri, meski Jokowi sendiri dinaungi oleh PDI-P, namun kedekatannya dengan Prabowo menjadi ketidaknyamanan oleh sejumlah pihak, terutama bagi para elite di tubuh PDI-P.
Jelas kedekatan Prabowo menjadi tensi kecemburuan tersendiri, karena faktor Jokowi, tren elektabilitas Prabowo merangkak naik.
Terbaru kunjungan Prabowo dan presiden Jokowi ke PT Pindad di Malang yang ditemani oleh menteri BUMN memunculkan spekulasi tersendiri.
Bahkan publik membaca bahwa presiden Jokowi sedang berupaya memasangkan Prabowo Subianto dengan menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadi Bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.
Terlepas dari beragam spekulasi yang muncul kepermukaan, bahwa Jokowi dan Prabowo yang melakukan blusukan alias kunjungan kerja menjadi rasa Kekhawatiran tersendiri bagi pihak lawan dan tim dari kandidat lainnya.
Karena terbukti merangkaknya elektabilitas Prabowo Subianto yang mampu mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, sebagai bentuk efek Jokowi secara luas.
Dengan demikian cukup wajar jika kecemburuan itu terjadi akibat kedekatan dan kemesraan Jokowi dengan Prabowo Subianto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H