Golkar dan PAN
Dua partai ini memang masih terus bersafari membangun silaturahmi dan komunikasi politik antar partai, apakah kedua partai tersebut akan berlabuh pada partai yang sudah memiliki kandidat calon presiden.?
Tentu kedua partai tersebut masih otak-atik, wait and see, sambil melihat perkembangan dan dinamika dari masing-masing poros yang sudah terbentuk.
Dan sangat memungkinkan bagi Golkar dan PAN akan kembali lagi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan mendorong kader terbaiknya untuk maju di pilpres yang akan datang.
Dinamika inilah yang kemudian terus di sorot, sebab tidak bisa dipungkiri, kedua partai tersebut diatas sudah memiliki basis yang juga di perhitungkan, sehingga kedua partai itu bisa merubah peta politik menjelang pelaksanaan pemilu.
Kerjasama Politik Masih belum FinalÂ
Terlepas dari Golkar dan Partai Amanat Nasional, masing-masing gerbong yang sudah memiliki kandidat sebagai calon presiden dengan elektabilitas yang saling mengejar satu sama lain, masih sangat memungkinkan akan terjadi perubahan.
PDI-P dan PPP yang sudah final mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden juga masih otak Atik dan terus meramu strategi agar supaya Elektabilitas Ganjar mampu meraup kemenangan.
Sementara itu Gerindra yang bekerjasama dengan partai kebangkitan Bangsa (PKB), dengan mengusung Prabowo Subianto, juga masih belum final, tidak hanya koalisinya saja yang bisa berubah, namun bakal calon wakil presidennya pun juga masih belum bisa diprediksikan, meskipun nama Ketum partai PKB, Muhaimin Iskandar cukup santer di dorong untuk menjadi Bakal Calon Wakil presidennya Prabowo Subianto.
Begitu pun dengan Koalisi Perubahan yang dinprakarsai oleh Partai Nasdem, Demokrat dan PKS yang sudah final merekomendasikan Anies Rasyid Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden, juga mengalami perubahan yang cukup dinamis.
Hampir semuanya masih saling otak-atik, siapa yang akan mendampingi Anis sebagai bakal calon presiden, yang pada waktunya akan memunculkan perubahan yang cukup signifikan.