Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Media Sosial dan Penangkaran Hoax Jelang pemilu tahun 2024

15 Juli 2023   19:56 Diperbarui: 15 Juli 2023   19:58 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perhelatan pesta demokrasi yang semakin dekat, dan menguatnya arus informasi yang saling serang antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, bisa menyebabkan polarisasi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu dengan mudah dan cepatnya arus informasi yang muncul dari sumber-sumber yang masih belum jelas kebenarannya hanya akan memunculkan kegaduhan, saling fitnah dan bisa menghancurkan persatuan bagi elemen masyarakat dalam bingkai kesatuan"

Sudah kita ketahui bersama menjelang pemilu tahun 2024 ini sudah muncul tiga poros dengan munculnya tokoh-tokoh Nasional yang sudah siap mewakafkan dirinya untuk memimpin bangsa yang besar ini.

Tiga tokoh yang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi saat ini, jelasnya memiliki warna yang berbeda satu sama lainnya.

Tentu saja tokoh-tokoh Nasional yang saat ini muncul adalah Ganjar Pranowo yang direkomendasikan oleh Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P), Sementara Menhan Prabowo Subianto sudah di patenkan oleh partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Begitu pun dengan Anies Rasyid Baswedan yang sudah ditetapkan oleh partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan partainya yang populis dengan sebutan koalisi perubahan.

Menghangatnya kontestasi politik saat ini yang terus berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika yang terjadi, Media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk melakukan black camping atau kampanye hitam untuk saling menyudutkan antar kompetitor.

Bahkan orang nomor satu di Negeri ini pun tidak lepas dari sorotan yang cukup tajam, sebab beliau (Jokowi) dianggap cawe-cawe untuk memenangkan salah satu calon, tentu saja hal tersebut masih menjadi isu yang bergulir.

Kembali lagi pada media sosial yang menjadi wadah yang cukup efektif untuk menjadi kolam penangkaran hoax, sebab media sosial saat ini sudah tidak lepas dan cukup melekat dari kehidupan manusia sehari-hari.

Facebook, Twitter, Instagram, tiktok, YouTube, website, dan lain sebagainya, masih menjadi media yang cukup efektif untuk mempengaruhi pemilih pada pemilu tahun 2024 yang akan datang.

Sebagai masyarakat awam, bagaimana seharusnya kita mampu melakukan antisipasi atas tersebarnya hoax yang begitu mudahnya melalui jejaring internet dan aplikasi.

Karena tidak bisa dipungkiri, masing-masing kontestan yang sudah siap berlaga pada pemilu yang akan datang, sudah memiliki team, atau bahasa kasarnya sudah memiliki kolam untuk menangkar hoax yang akan dilabelkan pada setiap kontestan yang akan berlaga.

Apa yang seharusnya kita lakukan, dengan penangkaran hoax yang hendak di sebarkan di berbagai platform media sosial, sehingga kita tidak terjebak pada penyebaran informasi yang sumbernya bisa di pastikan tidak jelas.

Pertama : Setiap informasi yang dilontarkan oleh buzzer baik itu dalam bentuk tulisan, ucapan, maupun melalui gambar yang mengandung unsur sara, fitnah, dan melabelkan hal-hal yang negatif kepada putra-putra terbaik bangsa, tentunya perlu untuk di sharing dengan cermat.

Kedua : perlu analisa yang tajam dan akurat mengenai sumber berita yang beredar, sehingga kita tidak terjebak atau terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas.

Ketiga : filter yang kuat terhadap arus informasi yang begitu cepat mengalir di berbagai platform media sosial, sehingga kita sebagai bagian dari konsumen informasi tidak gampang menelan informasi yang sumbernya tidak jelas.

Keempat : Dalam konstek politik, pastinya kekurangan dan kelebihan masing-masing calon, baik itu calon anggota dewan maupun calon presiden dan wakil presiden, pastinya netizen akan mengorek hingga ke akar-akarnya, bahkan kecenderungan fitnah pun cukup kental dan kuat. Maka dari itu sebagai bagian dari konsumen informasi, alangkah baiknya kita bersikap saling menghormati satu sama lain, karena tidak bisa kita pungkiri, suhu politik saat ini sudah kian memanas.

Kelima : hal yang paling krusial saat ini adalah menelaah seluruh informasi yang menyebar di berbagai platform media sosial, sehingga kita tidak terjebak dengan informasi yang salah yang pada akhirnya hanya memunculkan masalah baru.

Keenam : perlu untuk memilah dan memilih informasi yang tersebar di berbagai platform media sosial, dan pilihlah informasi yang sumbernya jelas.

Ketujuh : dari berbagai informasi yang tersebar, tentunya memiliki pengaruh yang besar ditengah-tengah masyarakat, sehingga pentingnya penanggulangan terhadap informasi hoax harus lebih di masivkan, dimana cyber cream, juga harus bertindak atas penyebaran informasi hoax yang cukup mudah di berbagai platform media sosial.

Dari ketujuh item diatas, perlunya kita menelaah dengan tajam, tepat dan akurat terhadap penyebaran informasi di berbagai platform media sosial, karena tidak bisa kita pungkiri, jelang pemilu tahun 2024, saling serang melalui media sosial ini sudah cukup masiv untuk mempengaruhi pemilih, terutama terhadap pemilih pemula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun