"Bulan puasa ini tidak hanya menjadi pendidikan bagi setiap insan yang berkeyakinan Islam, karena memasuki awal ramadhan ini, masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, sehingga wajar jika kemudian proses adaptasi yakni menahan rasa lapar dan haus, kerap menjadikan situasi dan kondisi kesehatan yang menurun karena tidak stabil"
Memasuki puasa di hari yang kelima, tepatnya pada hari Senin (27/03) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Tempurejo kabupaten Jember harus menunggu antrian tang panjang.
Masyarakat datang silih berganti untuk berobat dengan situasi dan kondisi rasa sakit yang bermacam-macam pula.
Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tempurejo yang secara administratif sudah mulai tertata dengan baik, memang masyarakat pun dipaksa secara sistemik untuk tertib, sehingga antrian yang panjang dan tertib ini terkadang membuat kita tidak sabar menunggu.
Dengan cara yang demikian kita ketahui bersama, karena memang adanya faktor tenaga medis yang terbatas, sehingga sistem antri pun di berlakukan.
Masih diawal bulan puasa ini menjadi fenomena sosial yang cukup memprihatinkan, dimana meningkatnya orang sakit disebabkan adanya perubahan situasi dan kondisi yang tidak "siap" untuk menghadapi ibadah puasa, sehingga menyebabkan proses pemeriksaan kesehatan di puskesmas cukup membludak.
Baca juga: Potensi Pemilih Milenial dan Pentingnya Kesadaran Politik Anak Muda Jelang Pemilu Tahun 2024Antrian Panjang Untuk Periksa dan Berobat GratisÂ
Kecamatan Tempurejo, secara teritorial merupakan wilayah yang berada di daerah selatan di kabupaten Jember.
Kecamatan tempurejo ini lumayan cukup luas yang terdiri dari 8 Desa, dengan tingkat kepadatan penduduk saat ini hampir mencapai 60.000 jiwa.
Dengan tingkat kepadatan penduduk dikecamatan tempurejo ini, satu Puskesmas di Kecamatan Tempurejo, dan satu lagi Puskesmas di Desa Curahnongko yang sama-sama sebagai pusat pelayanan masyarakat hanya memiliki dua distrik.
Sehingga ketika situasi yang seperti saat ini antrian yang membludak menjadi fenomena sosial yang harus terpikirkan. Artinya butuhnya tambahan puskesmas dengan ketersediaan tenaga medis agar proses peningkatan pelayanan semakin cepat dan semakin lebih baikÂ
Dua Puskesmas sebagai distrik yang melayani masyarakat Tempurejo dengan kepadatan penduduk yang saat ini diprediksikan mencapai 60.000 jiwa ini, tentu dua distrik tersebut masih sangat kurang.
Meski dibeberapa tempat sudah terbuka klinik-klinik kesehatan, dengan biaya yang cukup beragam, pada ujung-ujungnya masyarakat akan mencari tempat pelayanan yang gratis karena faktanya memang situasi dan kondisi ekonomi yang masuk dalam kategori masyarakat yang kurang mampu.
Setiap Hari Puskesmas Tempurejo Melakukan AntrianÂ
Antrian panjang di puskesmas Tempurejo ini, sebenarnya tidak hanya terjadi pada bulan puasa, pada bulan-bulan sebelumnya hampir setiap hari masyarakat akan melakukan yangbnamanya antrian.
Akan tetapi memasuki bukan puasa sejak hari pertama sampai hari kelima ini Antrian semakin memadati ruang tunggu, dimana masyarakat akan memeriksakan diri dan berobat.
Meski harus menunggu berjam-jam demi mendapatkan pengobatan gratis, dan harus menunggu lebih lama, tentu saja akan tetap Ditunggu.
Disinilah peran penting pemerintah untuk memahami masing-masing wilayah, dimana satu wilayah dengan wilayah yang lain pastinya memiliki perbedaan.
Oleh karena itu hadirnya peran pemerintah untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat menjadi sangat penting, sebab masyarakat yang semakin padat khususnya di kecamatan Tempurejo kabupaten Jember ini, sepertinya membutuhkan distrik lagi sebagai pusat kesehatan masyarakat, agar proses pelayanan, pemeriksaan dan pengobatan bagi masyarakat yang kurang mampu terakomodir dengan cepat dan pelayanan semakin meningkat.
