Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Malapetaka Anak Pejabat Negara Pamer Kekayaan di Ruang Publik

10 Maret 2023   17:57 Diperbarui: 13 Maret 2023   14:30 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu anak pejabat negara, yang memamerkan kekayaan orang tuanya. Potret Atasya Yasmine mengenakan pakaian bermerek. (sumber: Instagram/ @outfitcostbattle via kompas.com)

"Ruang Publik, baik itu Facebook, Twitter maupun Instagram menjadi wadah untuk menunjukkan eksistensi diri, terutama bagi generasi Z saat ini, dimana aktualisasi diri melalui media sosial menjadi sebuah kegemaran yang pastinya akan berdampak cukup luas bagi masyarakat"

Belajar pada Kasus Mario Dandy Satryo yang melakukan pemukulan atau penganiayaan terhadap salah satu anak dari Pengurus GP Ansor yang sampai saat ini berbuntut panjang.

Nama Mario Dandy terus disorot dengan tajam, hingga sampai pada orang tuanya yang merupakan pegawai Pajak dengan tingkat kekayaan yang cukup fantastis.

Tidak heran jika kemudian menteri Keuangan, Sri Mulyani Mencopot Ayah Mario Dandy dari jabatannya, karena dinilai sudah menyimpang dari kepatutan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Mario Dandi yang harus berurusan dengan hukum karena kasus pemukulan dan penganiayaan itu, akhirnya merembet kemana-mana, termasuk dengan harta kekayaan yang kerap di bagikan di media sosial.

Memamerkan kekayaan di media sosial dengan Menampilkan Moge (Motor Gede) Mobil Robinson, dengan harga sampai milyaran rupiah itu, tentu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat Indonesia, sehingga berdampak sangat besar ditengah kesulitan ekonomi yang terjadi saat ini.

Tidak hanya Mario Dandi saja, anak pejabat Negara yang kerap memamerkan harta kekayaan orang tuanya yang saat ini juga menjadi sorotan masyarakat adalah Atasya Yasmine, yang merupakan anak petinggi direktorat Jendedal Bea Cukai yang berada di bawah naungan kementerian keuangan.

Atasya Yasmine yang kemudian ditelisik oleh warganet, ternyata sedang berada di Australia yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi ternama.

Jika melihat foto Atasya Yasmine di atas, apa yang dipakai mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut, total harganya mencapai Rp. 25.000.000.

Sungguh angka yang cukup fantastis bagi masyarakat pada umumnya. Disinilah munculnya ketersinggungan masyarakat perihal perilaku anak pejabat yang gemar memamerkan kekayaan diruang publik.

Jika hal tersebut dibiarkan, maka akan menjadi ketersinggungan masyarakat, dan masyarakat bisa jadi akan "mogok Bayar pajak", karena anak yang gemar memamerkan kekayaan itu diketahui rata-rata adalah anak pejabat atau pegawai pajak.

Anak Pegawai Pajak Yang Mengguncang Kementerian Keuangan 

Kegemaran anak pejabat negara yang memamerkan kekayaan orang tuanya di media sosial, jelas menjadi tensi yang cukup serius, dimana situasi dan kondisi ekonomi negara saat ini sedang dalam proses pemulihan.

Tidak heran jika kemudian anak-anak pejabat yang gemar memamerkan kekayaan di media sosial itu , kini menjadi incaran Komisi Pemberantasan Korupsi dan juga Badan Pengawas Keuangan (BPK).

Kasus penganiayaan Yang dilakukan oleh Mario Dandi, sebagai pemantik tersulutnya persekutuan para birokrasi di negeri ini.

Baik itu Mario Dandi maupun Atasya Yasmine, menjadi cermin bahwa keduanya anak-anak muda yang tidak pernah merasakan adanya kesulitan dalam hidupnya, karena sudah kaya dan harta melimpah.

Sementara masyarakat bawah dengan berbagai keterbatasan dan kesulitan ekonomi, menjadi tensi bagi masyarakat pada umumnya.

Dengan adanya kasus tersebut, Menkeu Sri Mulyani harus benar-benar membersihkan para oknum-oknum yang gemar menggelapkan pajak, karena kasus pegawai pajak dengan kekayaan yang mencurigakan itu menjadi sorotan yang tajam.

Dampak Perilaku Pejabat Negara Yang gemar Menimbun Harta Kekayaan 

Semua orang tentu menghendaki hidup dan kehidupannya serba kecukupan, bahkan kegemaran menimbun harta kekayaan itu pada dasarnya merupakan sifat manusia pada umumnya.

Akan tetapi ketika segala macam cara dilakukan untuk menumpuk kekayaan, sehingga keluar dari aturan yang menjadi ketetapan, tentu harus di proses secara hukum dan diberi sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Jangan lantas kemudian lembaga hususnya perpajakan menjadi tercoreng, gegara dilakukan oleh segelintir oknum, bahkan yang terbaru saat ini, dimana ada indikasi atau kecurigaan adanya pergerakan uang sejumlah 300 Triliun di kementerian keuangan.

Inilah yang perlu di ungkap secara transparan, supaya masyarakat memahami, dan tentunya untuk mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat untuk patuh membayar pajak.

Dengan demikian, pastinya ada hikma besar dibalik terbongkarnya aroma bancaan pejabat negara melalui anak-anak mereka yang menjadi pemantik, sehingga para oknum pejabat negara yang Suka menggelapkan uang negara itu segera di ringkus untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun