Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Pro-Kontra Sistem Pemilu 2024, Konsep Proporsional Terbuka dan Tertutup Masih Saling Tarik-Menarik

2 Januari 2023   09:59 Diperbarui: 8 Januari 2023   17:03 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahun 2023, sebagai tahun politik di Negeri ini, Proses dan sistem penyelenggaraan pemilu masih menuai debatable, Sumber: kompas.com

Tahun 2023, sebagai tahun politik di Negeri ini, Proses dan sistem penyelenggaraan pemilu masih menuai debatable, Sumber: kompas.com
Tahun 2023, sebagai tahun politik di Negeri ini, Proses dan sistem penyelenggaraan pemilu masih menuai debatable, Sumber: kompas.com

Sistem pemilihan umum (Pemilu) dengan metode Proporsional Terbuka sudah berjalan sejak tahun 2014, dimana rakyat atau pemilih bisa memilih langsung para wakilnya baik itu partai politiknya maupun wakilnya yang tertera di masing-masing surat suara.

Penyelenggaraan pemilu dengan proporsional terbuka, secara langsung para pemilih akan memilih para wakilnya secara langsung, sehingga masing-masing anggota legislatif itu akan lebih ketat bersaing, meski sangat dimungkinkan berbagai macam cara akan dilakukan untuk mendapatkan simpati dan mendapatkan banyak suara.

 Sistem Proporsional terbuka akan memberikan kesempatan bagi para kandidat yang sudah di ajukan oleh partai politik untuk lebih bersaing dengan ketat.

Meski tidak bisa dipungkiri kerawanan, kecurangan, dan proses-proses money politik sangat memungkinkan untuk terjadi pada sistem proporsional terbuka.

Sistem Pemilu dengan Metode Proporsional Tertutup

Metode Proporsional tertutup ini pada kenyataanya sudah dilakukan pada masa orde lama dan orde baru, dimana para pemilih hanya memiliki logo atau simbol partai politik beserta nomor urutnya.

Sementara calon anggota dewan sangat bergantung terhadap kebijakan ketua partai politik, dimana kedekatan seorang calon atau elit dengan ketua partai sangat mungkin terpilih dan dipilih oleh ketua partai untuk menduduki kekuasaan, dengan catatan partai politik itu mampu meraih kursi yang sudah ditetapkan di masing-masing daerah pemilihan.

Sistem pemilu dengan metode Proporsional tertutup ini memang pada aspek kos politik bisa ditekan sedemikian rupa dengan lebih rendah, namun rakyat atau pemilih tidak bisa memilih langsung para kandidatnya yang berangkat dari partai politik tertentu.

Sehingga sistem pemilu dengan metode Proporsional terbuka maupun proporsional tertutup, memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga kembalinya Judicial Review pada permohonan sistem pemilu dengan metode Proporsional tertutup perlu untuk uji materi dalam proses menghadapi pemilu tahun 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun