"Perubahan dan perkembangan adalah hal yang mutlak terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, begitu pun dengan usaha dan ikhtiar manusia yang juga berubah dan berkembang setiap saat. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah ada sejak dahulu kala merupakan pendorong akan suatu perubahan bagi perkembangan ekonomi hingga sampai detik ini, sehingga keberadaan warung Klontong adalah bagian penguat terhadap pertumbuhan ekonomi digital yang saat ini cukup digandrungi bagi pelaku usaha"
Proses transaksi yang dahulu bersistem barter, yakni pertukaran barang yang satu dengan barang yang lainnya, menjadi lazim dilakukan, dan hal tersebut tidak lepas dari bagian sejarah dalam hidup manusia.
Sistem barter dilakukan sebagai proses pemenuhan hajat hidup manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga sistem tersebut yang berlaku sejak zaman sebelum penjajahan, sejatinya masih berlaku hingga saat ini, meski sudah mulai terkikis oleh zaman.
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini dituntut untuk mampu menjadi usaha yang go digital, sebab dengan digitalisasi akan memudahkan dan mempercepat proses layanan dan transaksi, sehingga digitalisasi ini menjadi sebuah konsep baru untuk mendorong dan menguatkan proses pertumbuhan UMKM sebagai bentuk perkembangan ekonomi di era digital.
Begitu pun dengan warung Klontong yang cukup merebak ditengah-tengah masyarakat kita, sudah seharusnya konsep warung Klontong itu mampu terintegrasi dengan situasi dan kondisi zaman saat ini.
Warung Klontong masih menjadi warung yang cukup di favoritkan ditengah masyarakat kita, sebab disamping untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warung Klontong dibuat untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga warung Klontong yang terintegrasi dengan digitalisasi menjadi konsep baru bagi perkembangan dan penguat bagi ekonomi masyarakat.
Menjadikan Warung Klontong terintegrasi dengan konsep digitalÂ
Bagaimana caranya warung Klontong sebagai bagian tak terpisahkan menjadi penguat ekonomi mampu terintegrasi dengan konsep digitalisasi?
Ada banyak cara yang cukup kreatif menjadikan warung Klontong sebagai pusat perbelanjaan dibuat semenarik mungkin dan mampu terintegrasi dengan konsep digitalisasi sebagai bagian dari upaya untuk menumbuh kembangkan perekonomian kita.
Sebab saat ini mudahnya akses informasi dan tekhnologi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup dan kehidupan masyarakat, menjadikan konsep digitalisasi menjadi pendorong dan penguat bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi itu sendiri.
Mudahnya akses permodalan yang bisa dikerjasamakan dengan lembaga-lembaga keuangan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga yang terjangkau, menjadi faktor dan pilar penguat akan pertumbuhan dan perkembangan warung Klontong berbasis digitalisasi.
Dikutip dari laman liputan6.com, hasil survey yang dilakukan oleh Flourish Ventures, dengan objek Negara berkembang Yakni India, Mesir, Brazil dan Indonesia menunjukkan bahwa peningkatan ekonomi berbasis digitalisasi meningkatkan pendapatan hingga 60%.
Lebih lanjut Flourish Ventures menemukan di keempat, perusahaan startup teknologi yang menyediakan perangkat dan fasilitas online untuk warung dapat meningkatkan pendapatan 60 hingga 100 persen, jika diterapkan dalam skala besar.
Di Indonesia sendiri Flourish Ventures melakukan survey di 200 warung Klontong berbasis digitalisasi, hal tersebut di lakukan untuk melihat potensi pasar yang terus berkembang.
Faktor pandemi covid 19 yang terjadi selama lebih dari dua dekade, semakin meningkatkan proses transaksi berbasis digitalisasi semakin cepat, efekstif dan efisien, sehingga tidak diragukan lagi warung Klontong berbasis tekhnologi menjadi semakin memperkuat sistem perekonomian di tengah meroketnya Inflasi dan resesi.
Analisis potensi warung Klontong berbasis digitalisasi
Melesatnya perkembangan tekhnologi informasi ditengah kehidupan masyarakat tumbuh dan berkembang dengan cukup drastis, sehingga pola-pola perdagangan konvensional semakin ditinggalkan.
Saat ini model dan konsep yang diterapkan berkaitan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah mulai terjadi pergeseran yang cukup tajam.
UMKM yang terlihat secara kasat mata dan UMKM yang berbasis aplikasi sudah mulai merebak ditengah-tengah masyarakat kita.
Tidak heran jika kemudian warung Klontong yang secara kasat mata bisa melakukan transaksi secara langsung dan transaksi secara tidak langsung, sebab model pertama dan yang kedua bisa menjadi sebuah perpaduan yang terintegrasi untuk semakin menguatkan potensi ekonomi kita.
Mengacu pada survey yang dilakukan oleh Flourish Ventures yang melakukan survey pada negara-negara berkembang menunjukkan peningkatan yang luar biasa, sehingga perkembangan ekonomi melalui warung digital menunjukkan peningkatan hingga mencapai 60%.
Artinya UMKM seperti warung Klontong yang terintegrasi dengan digitalisasi menjadi potensi yang luar biasa untuk meningkatkan dan menumbuhkan sistem perekonomian itu sendiri yang berbasis digitalisasi.
Dengan demikian keberadaan warung Klontong yang sudah mulai bergeser dengan penggunaan digitalisasi sangat memungkinkan untuk mempercepat proses pertumbuhan ekonomi, terutama bagi Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H