"Presiden ke 5 Megawati Soekarno Putri dan Presiden Ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono duduk satu meja dalam perjamuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) menjadi sorotan"
Momen dan pertemuan yang terbilang cukup langka para tokoh bangsa dan elite partai politik yang sejauh ini menunjukkan perbedaan kepentingan yang cukup menjolok, pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi di Bali, para tokoh bangsa itu duduk semeja.
Menjadi sorotan sekaligus memunculkan banyak interprestasi atas bertemunya para tokoh dalam meja bundar tersebut.
Susilo Bambang Yudhoyono atau akrab di sapa SBY yang bertatap muka dengan presiden kelima RI Megawati Soekarno Putri ditemani dengan mantan Wapres Jusuf Kalla, Hamzah Haz, dan Try Sutrisno, serta ditemani oleh ketua DPR RI Puan Maharani, terlihat keakraban yang sudah lama tidak terjalin.
Setidaknya pertemuan para tokoh bangsa yang juga elite partai politik, mengurangi tensi politik yang kian memanas menjelang pemilu tahun 2024.
Disamping itu pula beragam penafsiran atas pertemuan dalam jamuan dimalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20), menjadi momentum yang memperlihatkan kenegarawanan para tokoh bangsa ditengah ketidakpastian politik tahun ini.
Sinyal-sinyal persahabatan yang ditunjukkan Megawati Soekarno Putri, menjadi bagian tak terpisahkan akan indikasi terjadinya kompromi politik untuk mengurangi tensi yang kian panas.
Sebab dalam konstalasi nasional saat ini, dimana partai-partai politik yang masih belum secara pasti mendeklarasikan Capres dan Cawapresnya, juga koalisi antar partai yang masih dalam proses pembahasan juga belum menunjukkan kepastiannya.
Baca juga: Pertemuan Anies Baswedan dan Wali kota Solo, Apa Pesan yang Hendak Disampaikan ke Publik?Utamakan kepentingan Nasional diatas kepentingan Kelompok dan GolonganÂ
Indonesia sebagai Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) yang dihadiri oleh kepala Negara bagian, menjadi satu kebanggaan tersendiri, pasalnya para kepala Negara yang hadir dalam konferensi tersebut membawa misi tersendiri bagi negaranya.
Begitu pun dengan Indonesia sebagai salah satu negara yang diamanahi untuk menyelenggarakan Konferensi tersebut yang telah menghasilkan poin-poin penting bagi kemajuan ekonomi secara global.
Kehadiran para tokoh Bangsa seperti SBY, Megawati, Jusuf Kalla, Tri Sutrisno, Hamzah Haz dan Puan Maharani menjadi bagian penting  untuk mensukseskan konferensi tersebut, meski tidak bisa dipungkiri publik mencoba untuk menginterpretasikan pertemuan para tokoh bangsa tersebut.
Dalam perjalanannya memang SBY dan Megawati kerap berbeda haluan dalam perspektif kepentingan, sehingga publik pun menduga-duga yang kemudian dikaitkan dengan aspek politik yang berkembang dalam konstek saat ini.
Meski dalam jamuan satu meja tersebut tidak ada muatan politik, namun penafsiran dari publik membaca akan terjadinya kompromi antar kedua belah pihak.
Pertemuan para tokoh bangsa menjadi harapan kondusifitas menjelang pemilu 2024
Mungkin saja secara politis Megawati sebagai Lokomotif PDI-P dan SBY yang masih memiliki kendali kuat di partai Demokrat, jauh dari rasional ketika hendak menyandingkan Puan Maharani sebagai Capres dan AHY sebagai Cawapres.
Tetapi dalam konstalasi politik, hal itu bisa sangat mungkin terjadi, meski rasionalisasinya cukup tipis, namun perbedaan kepentingan antar partai itu, tidak lantas menjadi perbedaan yang prinsipil ketika dihadapkan pada kepentingan bangsa dan negara.
Momen yang cukup langka pertemuan para tokoh bangsa dalam satu meja bundar pada KTT G20, paling tidak menyatukan sebuah perbedaan untuk menjadi contoh dan sikap kenegarawanan para tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden di negeri ini.
Dengan demikian pertemuan para elite dan tokoh bangsa itu menjadi angin sejuk yang harapannya mampu menyejukkan situasi dan kondisi politik nasional menjelang perhelatan akbar pemilu tahun 2024.