"Safari politik Anies Baswedan, terus mendapatkan sorotan baik bagi pihak lawan politik maupun bagi kawan politiknya, kunjungan Anies ke kota Solo dan Menemui Gibran selaku Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Jokowi, pastinya ada pesan tersirat yang kemudian menjadi penafsiran tersendiri"
Anies Baswedan selaku Capres dari Partai NasDem yang sudah selesai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober yang lalu, menjadi sosok dari Capres NasDem semakin leluasa melakukan perjalanan, terutama yang berkaitan dengan memperkuat proses pencapresannya.
Pertemuan Anies dan Gibran pun menjadi sorotan yang tajam, bahkan kerap mendapat cibiran dan sindiran dari lawan-lawan politiknya, bahkan pertemuan Anies dan Gibran dianggap "ada udang dibalik batu".
Dalam konstek politik, hal yang demikian sah-sah saja, senyampang tidak membunuh karakter, sebab momen politik menuju pemilu 2024 yang sudah semakin memanas.
Silaturrahmi dan safari politik Anies Baswedan ke wali kota Solo momen para elite menunjukkan sifat kenegarawanannya untuk menciptakan kondusifitas dan arus politik yang damai, sehingga sosok Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak selalu dikesankan ada gab politik dengan presiden Jokowi.
Kunjungan Anies Baswedan ke wali kota Solo, memang dalam rangka datang bersilaturahmi dengan putra Presiden Jokowi tersebut, meski tidak bisa dipungkiri kehadiran Anies memunculkan banyak penafsiran, terutama dari lawan-lawan politiknya.
Anies dipuji sekaligus dihujat, keberadaannya sebagai capres NasDem yang elektabilitasnya masih bersaing dengan Ganjar dan Prabowo pastinya dianggap sebagai sebuah ancaman bagi lawan-lawan politiknya.
Konsepsi politik Anies yang tidak terbaca oleh PublikÂ
Sebagai sosok yang sudah dicapreskan oleh Partai NasDem, ada yang melihat dari perspektif negatif dan ada yang melihat sebagai langkah cerdas NasDem.
Terlepas dari itu semua, ada konsepsi yang mendasari semua langkah yang dilakukan oleh Anies maupun oleh NasDem, sehingga Anies dan NasDem kerap mendapatkan hujatan yang seakan membabi-buta.
Hujatan yang membabi buta, tentu beranggapan bahwa NasDem dan Anies sebagai sebuah ancaman yang bisa meruntuhkan sistem oligarki yang sedang mencengkeram kekuasaan hari ini.
Apakah Anies dan Presiden Jokowi berbeda dalam konstek politik ? Bisa saja berbeda, bisa saja akan menjadi satu di detik-detik terakhir, sebab politik di negeri ini bersifat fair.
Bukan tanpa alasan pertemuan Anies Baswedan dengan Gibran sebagai wali kota solo, sekaligus putra sulung presiden Jokowi sebagai sinyal yang saling menguatkan menuju pemilu 2024.
Safari politik dan silaturrahmi Anies Baswedan sebagai sosok yang pernah memimpin DKI Jakarta memang memuat obrolan seputar kota solo yang sedang dipimpin Gibran Hari ini, tentang sistem pemerintahan, tata kota sampai pada persoalan transportasi umum.
Pertemuan Gibran Wali Kota Solo dan Anies Baswedan Memunculkan multi tafsir yang beraneka ragam
Sejumlah pengamat dan elite partai politik memberikan tanggapan yang beranekaragam soal pertemuan elite politik tersebut di koya Solo.
Anies Baswedan yang sudah di Capreskan Oleh Partai Nasdem, kehadirannya disambut dengan hangat oleh putra sulung presiden Jokowi tersebut.
Kehadiran Anies Baswedan menemui wali kota Solo, ada yang berpendapat, hendak mengajak Gibran untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, bahkan ada juga yang berpendapat miring mengenai pertemuan Anies dengan putra sulung presiden Jokowi tersebut.
Persepsi dan penafsiran yang beranekaragam tersebut menjadi hal yang wajar, sebab Anies Sendiri saat ini menjadi tokoh yang sedang di Capreskan oleh partai NasDem.
Mengapa Anies cenderung di hujat ? Karena capres NasDem sendiri sebagai sebuah ancaman, ditengah ketidakpastian kandidat yang hendak menjadi lawan politiknya.
Safari politik dan dinamika sosial lainnya ditengah memanasnya berbagai macam isu yang cenderung akan terus digoreng, menjadi bagian dari bumbu politik yang kian dinamis.
Seperti apa kiprah dan safari politik Anies yang semakin membuat lawan politiknya, semakin kelabakan, ditengah ketidakpastian dukungan pada calon yang belum dideklarasikan hingga sampai saat ini.
Kita lihat dan tunggu saja, seperti apa perkembangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H