Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Gagal Deklarasi dan Kegamangan Prabowo Sebagai Calon Tunggal

11 November 2022   09:57 Diperbarui: 11 November 2022   10:19 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Partai pengusung Anies Baswedan yakni Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat yang rencananya akan mendeklarasikan koalisi perubahan itu hendak diumumkan pada (10/11) kemaren, tetapi jadwal tersebut urung dilakukan karena ada alasan mendasar yang masih belum selesai dalam koalisi perubahan yang dipimpin oleh Partai NasDem tersebut"

Koalisi perubahan yang terdiri dari partai NasDem, PKS dan Demokrat yang dijadwalkan akan deklarasi pada Kamis (10/11) berbarengan dengan hari pahlawan, urung untuk dilakukan.

Entah apa yang masih menjadi kendala, sehingga koalisi perubahan itu, agenda untuk mendeklarasikan koalisinya urung dilakukan, sehingga memunculkan banyak tanya dan spekulasi dari berbagai pihak.

Dilansir dari laman kompas.com, Menurut elite PKS, deklarasi tidak dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan "Kami di Koalisi Perubahan lagi coba, kenapa agak lama? Bocoran sedikit, kami lagi lawan oligarki, ini enggak boleh ada pemodal besar yang menguasai kita," kata Mardani dalam diskusi yang digelar Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2022).

Dari versi PKS, apakah benar sedang melawan oligarki yang hendak menguasai koalisi tersebut, juga masih memunculkan banyak tanda tanya, pasalnya ditubuh koalisi perubahan yang terdiri dari NasDem, PKS dan Demokrat itu masih terjadi tarik ulur kepentingan yang sangat mungkin bisa menjadikan partai tersebut tidak akan terjadi untuk berkoalisi.

PKS maupun Demokrat sama-sama memiliki tokoh dan elite untuk disandingkan dengan Anies Baswedan untuk menjadi Cawapres, tinggal bagaimana ketiga partai itu melakukan kesepakatan-kesepakatan politik untuk melakukan kerjasama menghadapi pemilu tahun 2024.

Tarik ulur kepentingan antara PKS dan Demokrat untuk menjadi pendamping Anies Baswedan sebagai Cawapres penulis rasa masih belum final, dan hal tersebut sudah sangat terbaca oleh publik.

Disamping itu pula pergerakan dan dinamika politik yang kian memanas, masih saling melirik, menunggu, melihat satu sama lain, karena pihak partai besar lainnya juga masih belum melakukan Deklarasi koalisi yang sudah siap dengan Capres dan Cawapresnya.

Sejauh ini partai yang sudah deklarasi Capres adalah Prabowo Subianto yang sudah final di internal partai Gerindra, sementara Anies Baswedan juga sudah di deklarasikan oleh partai NasDem pada (03/10) yang lalu.

Artinya sejauh ini masih ada dua partai yang memiliki Capres, yakni Gerindra dengan NasDem, lantas bagaimana dengan partai besar lainnya seperti Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari PAN, PPP dan Golkar.

Gerindra sudah melakukan kerjasama Politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), meski Cawapresnya sudah di pasrahkan kepada Prabowo Subianto, sementara partai Penguasa PDI-P masih belum kunjung berkoalisi dan berdeklarasi.

Jika Anies Gagal Nyapres, Siapa Pesaing Terkuat Prabowo ?

Apakah Prabowo akan melawan kotak kosong ? Jelas tidak mungkin, kerena erat kaitannya dengan regulasi dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dalam konstek ini jelas KPU akan menolak calon tunggal dari partai politik atau gabungan partai politi yang sudah memenuhi sayarat ambang batas presidential Treshold.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com, Dalam Pasal 229 ayat (2) huruf a Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu.

"KPU menolak pendaftaran Pasangan Calon dalam hal: a. pendaftaran satu Pasangan Calon diajukan oleh gabungan dari seluruh partai politik peserta Pemilu," bunyi pasal 229 ayat (2) huruf a"

Sudah sangat jelas aturan perundang-undangan yang mengatur sistem pemilu di negara yang kita cintai ini, tetap akan menolak pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusung dari salah satu partai atau gabungan partai yang bersifat tunggal.

Artinya calon tunggal tidak bisa berkontestasi pada pemilu 2024, karena akan menabrak aturan yang sudah ditetapkan.

Anies dan partai koalisi memang menunda untuk deklarasi, namun bukan lantas menyebabakan gagalnya Anies untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden.

Persoalan yang mendasar masih terjadinya tarik ulur kepentingan yang cukup kuat dimasing-masing partai politik yang menamakan diri sebagai koalisi perubahan tersebut belum kunjung selesai, atau memang ada kemungkina ditundanya deklarasi adalah sebagian dari skenario untuk melihat pergerakan lawan.

Penulis kira jika Anies Gagal Nyapres sekalipun, dalam dinamika politik, tidak kekurangan stock calon pemimpin yang siap untuk bersaing pada pemilu yang akan datang.

Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Puan Maharani, Sandiaga Uno, Eric Thohir, Muhaimin Iskandar, dan sederet artis politik lainnya masih antre untuk bisa duduk melanjutkan estafet kepemimpinan Presiden Jokowi.

Artinya semua partai politik sudah memiliki skenario masing-masing, hanya saja menunggu waktu yang tepat, dalam situasi dan kondisi yang tepat, dan hari yang tepat pula untuk melakukan deklarasi.

Prabowo Subianto Sudah Kebal Dengan Situasi dan Kondisi Politik di Indonesia 

Apakah Prabowo gamang?, jika tidak memiliki pesaing, dan menjadi calon tunggal pada pemilu 2024 ? Rasanya hal tersebut masih jauh dari prediksi yang diperkirakan, sebab disamping calon tunggal yang memang menabrak aturan, jelas pastinya ada pesaing kuat dan hebat yang akan berkompetisi dengan Prabowo.

Apakah Anies Baswedan ? Bisa jadi ia bisa jadi tidak, atau mungkin Ganjar Pranowo baik diusung oleh KIB atau pun PDI-P, sangatlah mungkin hal tersebut terjadi.

Dibalik gagalnya deklarasi Anies dan koalisi perubahan, pastinya ada strategi yang berbeda yang sedang dibangun, sehingga ada kemungkinan ditundanya deklarasi Anies Baswedan Beserta pasangannya karena masih belum ada kesepakatan yang tidak tuntas dalam koalisi perubahan.

Prabowo Subianto dengan partainya memang lebih banyak melihat dan mendengar, sehingga pergerakan partai Gerindra semakin tidak tersentuh oleh publik, karena sangat erat kaitannya dengan strategi dan skenario yang sedang dibangun.

Dengan demikian Prabowo Subianto yang paling siap dalam proses kandidasi pilpres 2024, meski Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sangat dimungkinkan akan menjadi pesaing yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun