Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerawanan dalam Kerumunan, Bagaimana Managemen dan Langkah Antisipatif bagi Penyelenggara dan Pemerintah?

1 November 2022   16:48 Diperbarui: 1 November 2022   16:52 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasca Pandemi Covid 19, Berbagai Event yang bisa membuat kerumunan sudah mulai direncanakan dalam industri Hiburan, Sumber: tempo.co

"Situasi dan Kondisi saat ini, ketika berbagai Event hendak dilaksanakan, Masyarakat kembali berpikir ulang untuk menghadiri event yang mengundang banyak kerumunan, Sebab Tragedi pada Bulan Oktober 2022 masih menyisakan rasa traumatik Sendiri, seperti Tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari seratus orang pada awal bulan lalu, dan yang terbaru kerumunan yang menjadi bencana berikutnya adalah Pesta Helloween Itaewon yang terjadi di Kota Seoul Korea Selatan yang menewaskan 156 Orang dalam kerumunan"

Para panitia event dalam berbagai acara apapun harus kembali memutar otak, sebab proses penyelenggaraan yang mengundang kerumunan dinilai cukup rawan jika managemen dan Langkah antisipatif dalam kerumunan itu diabaikan.

Ada banyak kerawanan sosial dalam sebuah kerumunan, sebab terjadinya kontak sosial secara langsung itu, tidak menutup kemungkinan akan adanya kegaduhan.

Para pihak dalam proses penyelenggaraan sebuah event besar yang hendak mengundang sampai ribuan orang juga harus memahami betul soal bagaimana managemen kerumunan beserta langkah antisipatifnya jika terjadi keributan ditengah kerumunan itu.

Ada banyak bentuk kerumunan sesuai dengan event yang diselenggarakan, apakah kerumunan sebagai suporter sepakbola, Konser Musik, kerumunan karena Demonstrasi dan kerumunan lainnya yang cukup rawan dalam konstek sosial.

Penyelenggara harus bergandeng tangan untuk melaksanakan event yang mengundang kerumunan, karena faktanya tidak mungkin penyelenggara bisa melaksanakan event yang mendatangkan kerumunan, jika tidak mendapatkan izin dari pemerintah, persoalannya ada banyak sistem yang bisa meloloskan sebuah event besar tanpa kajian yang matang, karena penyelenggara dan "oknum pemerintah" kerap melakukan transaksi dibawah meja.

Peristiwa Kanjuruhan di malang dan Pesta Hellloween Itaewon di kota seoul Korea Selatan yang keduanya sama-sama menelan ratusan korban jiwa karena faktor kerumunan.

Event organizer yang hendak mengadakan suatu event yang akan mendatangkan ribuan orang, harus melakukan langkah antisipatif dan kajian yang matang, sehingga langkah-langkah antisipatif sebagai solusi penyelamatan ketika terjadi kerusuhan bisa diantisipasi dengan baik.

Baca juga: Bulan Kematian

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan olehh EO, ketika hendak mengadakan Event Besar.

Pertama : Mengkaji secara Komprehensif mengenai event yang hendak di adakan 

Segala sesuatu pasti akan ada resiko, apalagi mengenai event besar yang hendak dilaksanakan.

Para pihak baik penyelenggara maupun pihak keamanan dan ketertiban, sudah mengkaji akan suatu event besar yang hendak dilaksanakan, bahkan sebelum hari H, sudah seharusnya ada simulasi terlebih dahulu, sehingga hal-hal yang tidak diprediksikan sudah juga harus dipikirkan terlebih dahulu.

Mengapa harus dikaji dengan matang ? Karena event besar dengan dana besar, serta mendatangkan kerumunan yang besar pula segala hal sudah harus dipersiapkan dengan matang dan lengkap, begitu pun dengan langkah antisipatifnya.

Kedua : Mengutamakan keselamatan Jiwa

Pada tragedi Kanjuruhan, Muncul Istilah Nyawa lebih berharga dari sekedar permainan sepak bola.

Maka ketika hendak melaksanakan sebuah event yang cukup besar, tingkat pengamanan, kewaspadaan dan solusi yang penuh alternatif harus dijabarkan dengan sebaik mungkin.

Sehingga para penyelenggara event besar yang bisa mendatangkan puluan ribu pengunjung, mengutamakan keselamatan jiwa adalah bagian dari prinsip yang antisipatif.

Tragedi Kanjuruhan dan Pesta Helloween Itaewon, di kota Seoul korea selatan menjadi pelajaran yang berharga akan pentingnya managemen massa, sehingga kerumunan tidak menyebabkan jatuhnya korban.

Ketiga : Aspek tak terduga dan diluar prediksi hendaknya masuk dalam kalkulasi penyelenggara maupun pihak aparat keamanan.

Berbagai macam event kerap dilaksanakan oleh para EO, karena hal tersebut bagian dari dari produksi yang bisa mendapatkan income yang banyak, sehingga ada event yang tertutup dan terbuka.

Event tertutup yang biasanya dilaksanakan diStadion, gedung, dan tempat lainnya, sementara event terbuka yang kerap dilaksanakan disebuah desa yang biasanya pengunjung datang tanpa harus beli tiket terlebih dahulu.

Pada dasarnya pengunjung gratisan ini yang kerap terciptanya kegaduhan dan kecenderungan membawa senjata tajam, sehingga pihak aparat keamanan harus lebih meningkatkan kewaspadaannya.

Hal-hal tak terduga dan diluar prediksi inilah yang juga perlu adanya cara untuk diantisipasi, sebab peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan, adalah peristiwa yang diluar prediksi, sehingga terkesan ada proses "pembantaian" yang hakekatnya tidak dikehendaki.

Oleh sebab itu kerawanan sosial karena kerumunan bisa menyebabkan peristiwa diluar dugaan itu sendiri, sehingga diskusi yang matang, kordinasi yang aktif antara penyelenggara dan aparat penegak hukum, Serta slogan perdamaian menjadi sangat penting dalam sebuah kerumunan yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun