Segala sesuatu pasti akan ada resiko, apalagi mengenai event besar yang hendak dilaksanakan.
Para pihak baik penyelenggara maupun pihak keamanan dan ketertiban, sudah mengkaji akan suatu event besar yang hendak dilaksanakan, bahkan sebelum hari H, sudah seharusnya ada simulasi terlebih dahulu, sehingga hal-hal yang tidak diprediksikan sudah juga harus dipikirkan terlebih dahulu.
Mengapa harus dikaji dengan matang ? Karena event besar dengan dana besar, serta mendatangkan kerumunan yang besar pula segala hal sudah harus dipersiapkan dengan matang dan lengkap, begitu pun dengan langkah antisipatifnya.
Kedua : Mengutamakan keselamatan Jiwa
Pada tragedi Kanjuruhan, Muncul Istilah Nyawa lebih berharga dari sekedar permainan sepak bola.
Maka ketika hendak melaksanakan sebuah event yang cukup besar, tingkat pengamanan, kewaspadaan dan solusi yang penuh alternatif harus dijabarkan dengan sebaik mungkin.
Sehingga para penyelenggara event besar yang bisa mendatangkan puluan ribu pengunjung, mengutamakan keselamatan jiwa adalah bagian dari prinsip yang antisipatif.
Tragedi Kanjuruhan dan Pesta Helloween Itaewon, di kota Seoul korea selatan menjadi pelajaran yang berharga akan pentingnya managemen massa, sehingga kerumunan tidak menyebabkan jatuhnya korban.
Ketiga : Aspek tak terduga dan diluar prediksi hendaknya masuk dalam kalkulasi penyelenggara maupun pihak aparat keamanan.
Berbagai macam event kerap dilaksanakan oleh para EO, karena hal tersebut bagian dari dari produksi yang bisa mendapatkan income yang banyak, sehingga ada event yang tertutup dan terbuka.
Event tertutup yang biasanya dilaksanakan diStadion, gedung, dan tempat lainnya, sementara event terbuka yang kerap dilaksanakan disebuah desa yang biasanya pengunjung datang tanpa harus beli tiket terlebih dahulu.