Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertetangga antara Benci dan Rindu Bercampur Menjadi Satu

15 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 15 Oktober 2022   07:10 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinamika hidup bertetangga memang tidaklah berkesudahan, ada saja yang selalu di gunjingkan, sumber: bibliokita.com

Tetapi keduanya antara pembenci dan pembela semuanya adalah tetangga yang dinamikanya seperti itu, serta hal itu sudah menjadi fenomena sosial yang tidak terbantahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bisik-bisik tetangga mulai dari menggunjing, berasumsi, dan upaya-upaya menelisik privasi kita mulai dari pekerjaan, sampai dengan penghasilan terkadang menjadi pemicu munculnya desas-desus yang menyebabkan fitnah disana-sini.

Sejauh tidak mencemarkan nama baik dan munculnya fitnah yang tak terbukti, serta tidak mengganggu prinsip-prinsip hidup, maka diibaratkan anjing menggonggong, kafilah tetaplah berlalu.

Biarkan dinamika yang berkembang itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup bertetangga, benci, iri, dengki, dan pikiran negatif lainnya merupakan fenomena biasa, sebagai fenomena berekspresi mereka karena ketidakmampuannya.

Karena pada prinsipnya hidup bertetangga sudah menjadi fitrah, sehingga selalu memperbaiki diri, dan jika mampu memperbaiki akhlak tetangga yang "kurang benar" untuk diluruskan menjadi bagian tanggung jawab moral sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan.

Antara Benci dan Rindu Bercampur menjadi satu

Dalam hidup bertetangga berbeda pandangan saja dalam melihat suatu hal, bisa menjadi pemicu tidak akurnya hidup bertetangga, apalagi hingga melakukan suatu yang buruk, bisa menjadi satu desa viralnya dari bisik mulut yang satu ke mulut yang lain.

Benci dan rindu itu memang cukup tipis perbedaannya, karena keduanya adalah emosi yang tak berlogika.

Terlalu membenci karena didasarkan pada emosional, suatu saat bisa menjadi rindu akan sebuah kenangan yang pernah dialami, begitu pula sebaliknya terlalu rindu dan sayang, bisa menjadi Boomerang yang menyebabkan kebencian.

Dua hal diatas memang tidak terpisahkan, karena setiap orang pastinya memiliki sifat dan karakter yang demikian. Benci dan Rindu adalah bagian dari dinamika hidup bertetangga yang dinamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun