Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Khotmil Qur'an bagi Para Santri yang Sudah Menyelesaikan Bacaan Al Qur'an 30 Juz

13 Oktober 2022   20:12 Diperbarui: 13 Oktober 2022   20:16 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kegiatan belajar mengajar Al Qur'an di Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Raudlotul Muhlisin sudah berjalan dengan baik, meski tidak bisa kita pungkiri masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi dan dievaluasi, sebab anak-anak atau santri yang sudah bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, tetap harus dikawal dan dibimbing"

Tradisi Khotmil Qur'an ini sudah menginjak pada generasi keempat, dimana anak-anak yang belajar mengaji mulai dari tahap masih belum mengenal huruf Hijaiyah hingga sampai bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, memang bukan persoalan mudah.

Butuh kesabaran dan ketelatenan para ustadz dan ustadzah membina, membimbing dan mengarahkan anak didik, hingga sampai pada titik dimana anak didik atau santri bisa membaca alquran dengan baik, benar, dan fasih dalam melafadkan setiap huruf yang ada di Al Qur'an.

Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun, tradisi Khotmil Qur'an bagi para santri yang sudah menyelesaikan bacaan Al Quran 30 Juz dengan cara mensyukuri Nikmat yang diberikan oleh Tuhan yang maha kuasa atas hidayah, nikmat yang diberikan, sehingga dengan Khotmil Qur'an itu, kita bisa berbagi dengan sesama.

Santri ikut menyimak dan membaca surat-surat pendek yang dibaca bersama-sama, sumber : Dokpri
Santri ikut menyimak dan membaca surat-surat pendek yang dibaca bersama-sama, sumber : Dokpri

Tradisi Khotmil Qur'an dipimpin oleh khotimin dan Khotimat membaca surat-surat pendek mulai dari Surat Ad-dhua sampai pada surat An-Nas dan di ikuti oleh seluruh santri untuk menambah kelancaran bacaan surat-surat pendek yang di baca bersama-sama.

Mendengar sambil mengikuti, akan membuat para santri dengan sendirinya akan hafal surat-surat pendek yang dibaca bersama-sama, sehingga akan lebih cepat membuat anak yang masih belum bisa membaca Al Qur'an, pada gilirannya akan memahami bacaan yang setiap hari di baca.

Guru Al Qur'an harus selalu belajar dan mengajarkan apa yang sudah di pelajari dengan benar

Mengacu pada sabda Nabi Muhammad SAW, "Khoirukum Man Taallamal qur'ana, Wa allamahu" yang artinya "Paling baiknya orang belajar Al Qur'an dan Mengajarkannya" maka sejatinya menjadi guru Al Qur'an bukanlah perkara yang mudah, sebab seorang guru dituntut untuk mengajarkan Al Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan koidah yang sudah ditentukan oleh para imam Al Qur'an.

Tetap konsepnya adalah belajar dengan cara membaca, karena membaca adalah kegiatan untuk menimba pengetahuan supaya keluar dari yang namanya kebodohan.

Secara prinsip bahwa berjalan digaris yang kita yakini dengan berpikir dan bertindak yang benar, hakekatnya dimulai dari diri kita sendiri, sebab Kita semua tercipta untuk menjadi contoh yang baik bagi sesama, terutama dalam konstek melafadzkan Kalamullah yang diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada makhluk Pilihan Nabi Muhammad SAW.

Al Qur'an sebagai sumber ilmu pengetahuan yang mengandung makna yang sangat mendalam, serta menjadi tuntunan bagi seluruh alam semesta, terutama bagi ummat muslim, hakekatnya mengajarkan kebaikan pada seluruh ummat manusia, meski banyak pula orang yang belum meyakini Al Qur'an sebagai mukjizat dan pedoman bagi ummat manusia.

Tentu sebagai manusia yang berkeyakinan Islam, Al Qur'an sebagai pedoman yang harus dan terus dipelajari mulai dari aspek bacaan sampai dengan maknanya, karena isi dan kandungan Al Qur'an itu sendiri sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman

Jangan Mengajarkan bacaan yang salah, Jika Yang benar itu mudah

Semua butuh proses untuk bisa membaca Al Qur'an, sumber : Dokpri 
Semua butuh proses untuk bisa membaca Al Qur'an, sumber : Dokpri 

Andai saja usia kita di fokuskan hanya untuk belajar Al Qur'an, maka sesungguhnya tidaklah cukup, itulah dawuh pada guru-guru kami yang memang sudah ahli tentang ilmu Al qur'an.

Maka sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, sudah sepantasnya kita terus belajar dan mengajarkannya sesuai dengan koidah yang sudah ditentukan.

Membaca Al Qur'an dengan Tartil dan sesuai dengan hukum tajwid, sehingga membaca Al Qur'an dengan benar akan mendapatkan banyak hikmah didalamnya, begitu pun sebaliknya jika membaca Al Qur'an tidak sesuai dengan hukum tajwid maka celakalah kita.

Tradisi Khotmil Qur'an sebagai bentuk rasa syukur atas segala Nikmat yangbdi berikan

Makan bersama setelah Khotmil Qur'an, sumber : Dokpri 
Makan bersama setelah Khotmil Qur'an, sumber : Dokpri 

Meski dengan cara yang sederhana, Khotmil Qur'an berjalan dengan baik dan lancar, setelah itu menikmati Rizki yang dilimpahkan oleh Tuhan kepada setiap makhluknya.

Saling berbagi satu sama lain dan saling menjalin kebersamaan dalam kerukunan merupakan nikmat yang patut untuk selalu disyukuri.

Tradisi Khotmil Qur'an meski dilakukan dengan cara yang sederhana dan penuh dengan keihlasan pastinya akan berbuah kebahagiaan, dan semoga suatu saat nanti para generasi penerus bangsa itu menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat maupun bagi bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun