"Memasuki awal bulan Oktober, curah hujan setiap hari semakin meningkat saja, di sejumlah daerah di Indonesia sudah ada yang tertimpa musibah banjir, akibat tingginya curah hujan, warga yang secara geografis kerap menjadi langganan banjir, sudah harus mempersiapkan diri langkah-langkah antisipatif, guna menghindari bencana banjir akibat tingginya curah hujan"
Tidak hanya di daerah Jawa Barat, Khususnya DKI Jakarta yang kerap menjadi sorotan akan problem banjir yang terjadi akibat tingginya deras hujan, nampak program sumur Serapan yang telah diprogramkan oleh Gubernur Anies Baswedan, tidak sepenuhnya dapat mengantisipasi terjadinya banjir.
Soal banjir ini memang adalah kehendak alam, namun manusia harus berupaya melakukan pencegahan akan terjadinya banjir, dan jika pun terjadi banjir, langkah cepat dan antisipatif sudah mulai dipikirkan sejak sekarang.
Didaerah lain pun, soal Banjir kerap terjadi baik di daerah Jawa maupun luar Jawa akibat mulai tingginya curah hujan, sehingga persoalan banjir bukanlah hal sepele, namun hal besar yang harus dipikirkan bersama-sama untuk keselamatan semuanya.
Banjir terjadinya secara umum akibat dari tingginya curah hujan yang membuat saluran air tidak mampu menampung genangan air, disamping itu pula, tingginya curah hujan juga bisa menyebabkan longsor dan banjir bandang, sehingga kehati-hatian dan kewaspadaan akibat tingginya curah hujan sudah harus dipersiapkan, sehingga jika terjadi bencana Banjir dengan segera mungkin kita semua bisa menyelamatkan diri.
Terjadinya bencana banjir, tidak hanya karena tingginya curah hujan, namun seringkali problem mendasar adalah kecilnya saluran air untuk menampung air hujan, sehingga terjadi luapan yang menguap dan masuk ke rumah-rumah warga.
Tentu tidak ada yang berharap bahwa banjir itu menerpa, karena itu adalah bencana bagi kita semua, tetapi faktor alam dan cuaca ekstrem kerapkali tidak bisa dihindari, sehingga langkah antisipatif itu harus dilakukan, berikut beberapa polayang bisa dilakukan saat bencana banjir melanda.
Baca juga: Konflik Sosial Berujung pada AnarkismePertama : siapkan pelampung sebagai alat menjaga keselamatanÂ
Pelampung baik yang terbuat dari Giregen, Ban Mobil dan alat lainnya, bisa digunakan untuk membuat pelakunya dan utamakan untuk anak-anak dan orang yang sudah lansia.
Jikapun membeli perahu karet juga bisa digunakan untuk mengantisipasi jika tiba-tiba terjadi bencana banjir, hal tersebut harus sudah diantisipasi oleh warga yang setiap tahun menjadi langganan banjir.
Disamping tersedianya pelampung, pelebaran irigasi juga menjadi sangat penting pada daerah-daerah yang kerap menjadi tempat tergenangnya air akibat curah hujan dan cuaca ekstrem.
Langkah antisipatif itu memang sudah menjadi keharusan bagi warga yang setiap tahun menjadi langganan banjir, sehingga menjaga dan mengantisipasi akan keselamatan dari terjangan Banjir bisa sedini mungkin dilakukan.
Kedua : Informasi BMKG menjadi Sumber Informasi akan situasi dan kondisi alam
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mengabarkan pada masing daerah yang cukup rawan akan banjir, longsor dan bencana alam lainnya.
Sehingga peringatan BMKG ini lebih baik diikuti, sebab informasi yang dikeluarkan oleh BMKG berdasarkan pantauan situasi dan kondisi alam, serta memprediksikan akan suatu peristiwa secara alamiah.
Meski tidak seratus persen BMKG itu benar, namun setidaknya menjadi acuan atau informasi awal terhadap situasi dan kondisi alam yang akan terjadi, sehingga langkah antisipatif akan suatu musibah bisa dihindari untuk menyelamatkan jiwa warga, sanak famili dan keluarga lainnya.
Ketiga : Area yang lebih tinggi menjadi tempat untuk evakuasi
Terkadang bencana banjir tidak ada yang menduga, dan tiba-tiba air sudah meluap pasca hujan sudah terang benderang. Begitu pun dengan daerah yang sama sekali tidak pernah di hinggapi banjir, bisa saja terdampak akan banjir jika air disaluran sudah tidak mampu menampung.
Begitu pula dengan daerah yang memang sudah menjadi langganan banjir setiap tahun, dan warga sudah memahami akan kondisi tersebut, sehingga tempat yang lebih tinggi dan cukup aman dari genangan air, adalah salah satu solusi untuk melakukan evakuasi atas warga yang terdampak akan banjir, sehingga dengan langkah antisipatif tidak sampai memakan korban jiwa.
Pentingnya area yang lebih tinggi sebagai tempat untuk melakukan evakuasi, terutama pada daerah yang memang cukup rawan banjir akibat tingginya intensitas curah hujan.
Oleh karenanya daerah-daerah yang tingkat kerawanan akan terjadinya banjir sudah mulai melakukan langkah antisipatif guna menghindari banjir sekaligus meminimalisir jatuhnya korban jiwa akibat bencana banjir yang kerap terjadi pada daerah-daerah yang memang rawan banjir.
Tiga hal diatas menjadi langkah antisipatif Guna meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya bencana banjir, sehingga ketika terjadi banjir pun tidak sampai memakan korban jiwa, dan langkah antisipatif pun menjadi sangat berguna dalam proses pencegahan dan kewaspadaan akan suatu bencana alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H