"Sosok kedua tokoh ini sebelumnya menjalin kemesraan, Saat Partai Gerindra Besutan Prabowo Subianto itu mendorong Anies Baswedan dalam Pilihan Gubernur DKI Jakarta, kini keduanya harus kembali berhadapan dalam kontestasi yangblebih luas, yakni pilihan presiden pada pemilu 2024"
Perkwmbangan politik tanah air semakin dinamis dan menarik, pasca Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan (03/10) sebagai Calon Presiden pilihan Partai NasDem.
Beragam tanggapan dan spekulasi muncul dan menguap kepermukaan. Pro dan kontra atas pencalonan Anies Baswedan menuai beragama spekulasi hingga banyak dari Kader Partai NasDem harus mengundurkan diri dan hengkang dari partai NasDem, gegara pencapresan Anies Baswedan.
Disamping itu pula kembalinya para buzzer mengungkit politik identitas yang kerap ditempelkan pada sosok Gubernur DKI Jakarta itu, tidak lain sebagai bagian dari propaganda untuk menjatuhkan elektabilitas Anies Baswedan.
Tokoh lainnya yang sudah menerima kesiapannya untuk di calonkan sebagai calon presiden pada pemilu tahun 2024 adalah Prabowo Subianto. Menhan Prabowo Subianto juga sudah final di Capreskan oleh partainya sendiri yakni partai Gerindra.
Dalam perhelatan Akbar menuju kontestasi pada pemilu 2024, sudah mulai nampak bahwa Prabowo - Anies akan pecah kongsi dan akan menjadi rivalitas untuk berlaga dalam pemilu yang akan datang.
Sudah terbentuk dua poros yang saling berhadapan dan siap berkompetisi, keduanya hanya tinggal mencari partai pendukung lainnya, serta mencari calon wakil presiden untuk mendampingi berkontestasi, sehingga persyaratan presidensial Treshold tercapai.
Persyaratan ambang batas 20 % baik Gerindra maupun NasDem harus berkoalisi dengan partai pendukung lainnya, karena kedua partai yang mencapreskan Anies maupun Prabowo Subianto masih belum memenuhi syarat tersebut untuk bisa melenggang menjadi calon presiden yang akan ditetapkan oleh KPU nantinya.
Berbeda dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sebagai partai penguasa saat ini, dan sudah memiliki syarat yang cukup untuk mencalonkan calon presiden atau calon wakil presiden.
Tetapi PDI-P masih terkendala dengan calon yang hendak di deklarasikan, dan Puan Maharani sebagai Putri Mahkota Ketua Umum PDI-P, elektabilitasnya "belum" memenuhi syarat sebagai calon presiden, sebab Elektabilitasnya yang tidak memadai, Jika pun PDI-P menjatuhkan rekomendasinya pada sosok Puan Maharani, Akibatnya hanyanakan berujung kekalahan.
Tetapi semuanya masih berproses, dinamika politik di tanah air masih terus tumbuh dan berkembang, sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi sangat mungkin dalam kontestasi pilpres 2024.
Anies Sebagai Rival Prabowo yang Menarik perhatian partai LainnyaÂ
Pencapresan Anies Baswedan maupun Pencapresan Prabowo Subianto menjadi perhatian partai lainnya.
Anies dengan partain Nasdem, dan Prabowo dengan partai Gerindra sudah nampak jelas keduanya pecah kongsi untuk bisa bersama-sama berkontestasi.
Partai NasDem yang semula sudah menjalin komunikasi, silaturahmi dengan PKS dan Demokrat, kini sudah tidak ada kabar akan keberlanjutan dari koalisi yang hendak dibangun tersebut, sebab perbedaan pandangan dan kepentingan masih belum sepenuhnya clear.
Begitu pun dengan Prabowo Subianto yang semula sudah tukar cincin dengan Muahimin Iskandar atau Cak Imin, juga belum ada kepastian, sebab keduanya masih saling menunggu proses dan perkembangan untuk bisa berkontestasi pada pemilu 2024.
Sementara disisi yang lain Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari partai Golkar, PPP, dan Partai Amanat Nasional (PAN) masih belum memiliki siapa calon presiden mereka, apakah akan merekomendasikan Ganjar Pranowo atau Airlangga Hartarto, semuanya masih dalam proses pembahasan.
Dan PDI-P juga masih melihat dan menunggu manuver politik partai Lainnya untuk mendeklarasikan sosok yang hendak direkomendasikan menjadi calon presiden dan atau wakil presiden pada pemilu yang akan datang.
Peluang terciptanya 4 poros pada kontestasi Pilres 2024 masih terbuka lebar, sebab saat ini masih ada Prabowo Vs Anies Baswedan yang nampak sebagai rival yang hendak berkontestasi pada pilpres 2024.
Jika hanya Anies - Prabowo yang berkontestasi, Sangat mungkin akan terjadi Polarisasi di alam demokrasiÂ
Mungkinkah hanya Anies - Prabowo yang akan berkontestasi ? Mungkin iya mungkin juga tidak, sebab para elite dan tokoh politik beserta dengan para bandar sudah saling bersiap diri di belakang layar.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pastinya akan selalu menjadi bahan diskusi dalam proses dan dinamika politik ditanah air.
Menariknya perkembangan dan dinamika politik ditanah air menjadi hal yang selalu menarik untuk didiskusikan, jika benar hanya terjadi dua poros yang saling berhadapan kemungkinan terjadinya polarisasi dialam demokrasi ini akan begitu nampak jelas, dan jika terjadi empat poros yang saling menguatkan satu sama lain, pada perjalanannya pastia akan mengarah pada dua poros yang lebih kuat, dan dua poros lainnya hanya akan menjadi kuda hitam yang menentukan akan kekuatan poros yang cukup berpotensi untuk menjadi presiden yang akan datang.
Hanya saja baik Anies maupun Prabowo keduanya masih harus mengayak para elite dan tokoh lainnya untuk bisa menjadi Pendamping sebagai calon wakil presiden mendampingi keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H