"Tidak ada permainan yang seberharga nyawa seseorang" kalimat tersebut menjadi viral di berbagai platform media sosial, bahwasanya Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Menjadi renungan sekaligus evaluasi secara menyeluruh bagi perkembangan sepak bola tanah air"
Tragedi kemanusiaan yang menelan korban 131 orang meninggal dunia, dan sekitar 300 orang dengan luka berat, rindang dan sedang menyisakan rasa traumatik tersendiri baik bagi para suporter yang hadir pada lokasi kejadian maupun bagi para orang tua yang kehilangan anggota keluarganya atas peristiwa tersebut.
Peristiwa yang menelan korban hingga ratusan nyawa melayang tersebut bukanlah kejadian yang biasa, sebab banyak fakta kejanggalan yang ditemukan atas tragedi yang mematikan itu.
Panitia pelaksana laga Arema FC vs Persebaya mengindahkan rekomendasi Kapolres Malang soal muatan penonton yang di duga melebihi kapasitas. Stadion Kanjuruhan yang diperkirakan memuat 38.000 penonton, namun penjualan tiket lebih dari 42.000 penonton, babkan penonton yang masuk ke tribun ada yang mengatakan mencapai 45.000 penonton.
Simpang siur informasi tersebut masih dalam proses pendalaman dan penyelidikan, sehingga tragedi yang mematikan itu menjadi tanggung jawab semua pihak atas lalainya pengamanan dalam sebuah pertandingan hingga menyebabkan ratusan nyawa melayang dengan sia-sia.
Seluruh elemen sudah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi secara menyeluruh pada kasus tersebut, Kapolri sudah mencopot Kapolres Malang beserta 9 Brimob yang diduga melakukan tembakan gas air mata yang berujung banyaknya suporter sesak nafas dan berujung kematian.
Belum ada tersangka pada perisitiwa kerusuhan tersebut, dan yang pasti adanya provakor yang memicu adanya kerusuhan yang berujung maut itu.
Aksi Yang memunculkan reaksi hingga menelan ratusan korban suporter Aremania kehilangan nyawaÂ
Akibat kekalahan tim Kesayangannya Arema FC yang harus menerima kekalahan atas Persebaya pasa Sabtu malam (01/10) di stadion Kanjuruhan, ada suporter yang lolos dari pengamanan aparat penegak hukum yang memicu para suporter yang lain ikut pula terjun kelapangan.
Dalam regulasi PSSI maupun FIFA jelas turunnya para suporter itu membawa kegaduhan tersendiri usai Arema kalah atas Persebaya dengan skor 2-3.