Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang, Tercatat 127 Orang Meninggal dan 180 Orang dalam Perawatan

2 Oktober 2022   09:05 Diperbarui: 2 Oktober 2022   12:30 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga yang Mempertemukan Arema FC dan Persebaya Berujung Kelam, 127 orang meninggal dan 180 orang sedang dalam perawatan, Sumber : kliktimes.com

"Tragedi yang cukup memilukan dalam dunia sepak bola Indonesia, pasalnya dalam laga yang Mempertemukan Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu Malam (01/10/22) berujung kelam"

Kerusuhan antar Suporter pada rangkaian laga Liga 1 tahun 2022-2023, antara Arema FC dengan Persebaya (1/10/2022) malam, berujung kelam.

Pertandingan Antara Arema FC dan Persebaya dengan Skor 3-2 membuat geram para supoerter Arema FC, karena jagoannya bertekuk lutut di kandangnya sendiri.

Pasca peluit panjang di tiup oleh Wasit, para suporter langsung turun lapangan dan personel polisi untuk mengamankan tidak mampu membendung para suporter yang mengamuk, sehingga insiden tersebut membuat kerusakan yang cukup parah, dan lebih parah lagi korban jiwa hingga mencapai 127 orang meninggal dunia dan 180 orang dilarikan kerumah sakit.

Sungguh tragedi yang sangat memilukan dalam dunia sepak bola Indonesia, sebab kerusuhan terjadi belum mampu diantisipasi oleh aparat penegak hukum, karena polisi kalah jumlah dengan suporter Arema FC.

Bahkan diketahui korban yang meninggal dunia salah satunya adalah anggota polisi yang turut menjadi korban kebringasan para suporter.

Kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu Malam menjadi sejarah yang memilukan bagi bangsa ini, khususnya bagi para pecinta sepakbola yang tidak mau melihat kekalahan timnya hingga membuat kerusuhan yang menyebabkan banyaknya nyawa melayang.

Dikutip dari laman kompas.com, Menurut keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, sebanyak 127 orang tewas, termasuk dua anggota Polri.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Nico dalam jumpa pers di Malang, Minggu (2/10/2022).

Niro merinci, dari jumlah korban tewas, 34 di antaranya meninggal dunia di stadion, sisanya di rumah sakit.

Selain itu, polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit.

PSSI dan FIFA harus memberikan Sanksi Atas Tragedi Kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang

Fanatisme terhadap tim sepakbola yang kita banggakan bukannya tidak boleh, namun fanatisme buta bisa berakibat sangat fatal.

Seperti fanatisme suporter Arema FC saat tim kesayangannya harus bertekuk lutu atas tim persebaya, tentu harus menerima kekalahan tersebut meski terasa sangat pahit harus kalah di kandang sendiri.

Akibat dari fanatisme buta para suporter ketika tim kesayangannya harus bertekuk lutut terhadap tim lawan, membuat para supoerter turun lapangan dan membuat kerusuhan yang berakibat pada pengrusakan, dan ratusan orang meninggal dunia.

Ini adalah fakta yang menunjukkan ketidakdewasaan para suporter melihat tim kesayangannya harus menangis ditengah lapangan akibat dari kekalahan, namun yang namanya permainan si bola bundar, membuat banyak korban hingga menjemput maut.

Dikutip dari laman CNNindonesia.com, "Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ujar Iriawan dikutip dari situs resmi PSSI.

Sanksi tidak boleh menjadi Tuan Rumah yang menjadi keputusan PSSI, tidak lantas akan menyebabkan kerusuhan demi kerusuhan akan terulang lagi, sudah semestinya PSSI membubarkan Suporter yang kerap membuat keributan yang sudah berkelompok secara masif untuk mendukung timnya dilapangan hijau.

Dikutip dari laman Sindonews.com, Status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa ditinjau ulang oleh Federari Sepakbola Dunia (FIFA). Ini menyusul kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya pada laga bertajuk Derby Jawa Timur (Jatim), Sabtu (1/10/2022).

Sebuah peristiwa yang cukup mengejutkan hingga banyaknya suporter yang tewas mencapai 127 orang dan 180 orang dilarikan ke rumah sakit.

Peristiwa terbesar kedua dalam sejarah setelah Peru

Tragedi kerusuhan dalam sepakbola yang terjadi kemaren Sabtu malam hingga menewaskan 127 orang merupakan tragedi terbesar kedua sepanjang sejarah.

Dikutip dari laman kompas.com, Menilik data dari Football Stadiums, insiden di Kanjuruhan merupakan tragedi stadion sepak bola terbesar kedua dalam sejarah jika melihat jumlah korban meninggal.

Adapun kejadian paling memilukan dalam sejarah sepak bola terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru.

Peru bertanding melawan Argentina dalam kualifikasi Olimpiade. Peru tertinggal 0-1 dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.

Kerusuhan terjadi antara suporter Perindan Argentina yang menyebabkan 328 orang tewas. Pada Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orang tidaklah jauh berbeda dengan kerusuhan yang terjadi di peru.

Menjadi catatan merah bagi perkembangan sepakbola Indonesia, sehingga PSSI dan FIFA harus meninjau kembali atas kerusuhan yang terjadi hingga menewaskan ratusan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun