Selain itu, polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit.
PSSI dan FIFA harus memberikan Sanksi Atas Tragedi Kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang
Fanatisme terhadap tim sepakbola yang kita banggakan bukannya tidak boleh, namun fanatisme buta bisa berakibat sangat fatal.
Seperti fanatisme suporter Arema FC saat tim kesayangannya harus bertekuk lutu atas tim persebaya, tentu harus menerima kekalahan tersebut meski terasa sangat pahit harus kalah di kandang sendiri.
Akibat dari fanatisme buta para suporter ketika tim kesayangannya harus bertekuk lutut terhadap tim lawan, membuat para supoerter turun lapangan dan membuat kerusuhan yang berakibat pada pengrusakan, dan ratusan orang meninggal dunia.
Ini adalah fakta yang menunjukkan ketidakdewasaan para suporter melihat tim kesayangannya harus menangis ditengah lapangan akibat dari kekalahan, namun yang namanya permainan si bola bundar, membuat banyak korban hingga menjemput maut.
Dikutip dari laman CNNindonesia.com, "Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ujar Iriawan dikutip dari situs resmi PSSI.
Sanksi tidak boleh menjadi Tuan Rumah yang menjadi keputusan PSSI, tidak lantas akan menyebabkan kerusuhan demi kerusuhan akan terulang lagi, sudah semestinya PSSI membubarkan Suporter yang kerap membuat keributan yang sudah berkelompok secara masif untuk mendukung timnya dilapangan hijau.
Dikutip dari laman Sindonews.com, Status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa ditinjau ulang oleh Federari Sepakbola Dunia (FIFA). Ini menyusul kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya pada laga bertajuk Derby Jawa Timur (Jatim), Sabtu (1/10/2022).
Sebuah peristiwa yang cukup mengejutkan hingga banyaknya suporter yang tewas mencapai 127 orang dan 180 orang dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwa terbesar kedua dalam sejarah setelah Peru