Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

5 Penyebab Antrian Semakin Mengular Pasca BBM Dinaikkan

22 September 2022   10:22 Diperbarui: 22 September 2022   10:24 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan Bakar Minyak dinaikkan Antrian semakin mengular di sejumlah SPBU, Sumber: Katadata.co.id

"Bahan Bakar Minyak (BBM) masuk dalam kategori kebutuhan pokok bagi masyarakat, sehingga dengan dinaikkan BBM oleh pemerintah, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengantri untuk mendapatkan BBM Bersubsidi"

Bagi masyarakat kelas bawah, bahan bakar yang paling banyak dibutuhkan adalah BBM jenis pertalite, BBM bersubsidi tersebut sudah dibandrol dengan harga 10.000 rupiah, dan paling banyak diburu, sebab untuk memenuhi kebutuhan untuk melakukan berbagai macam aktivitas.

Dengan ditetapkannya Harga 10.000 rupiah, para pedagang eceran pun menjualnya dengan harga yang beragam, ada yang menjual 11.000, ada pula yang menjual 12.000 rupiah per liter.

Harga yang sudah dibandrol demikian, menjadi salah satu faktor bagi masyarakat untuk membeli BBM secara langsung ke SPBU, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat lebih banyak membeli BBM secara langsung ke POM.

Naiknya harga BBM ditengah situasi dan kondisi ekonomi yang semakin sulit ini, memang menjadi pukulan telak, dan semakin meningkatkan kesulitan ekonomi rakyat, tidak heran jika masyarakat harus lebih ekonomis dan menghemat untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran.

Pasca BBM Naik antrian di SPBU Semakin mengular, apa Sebabnya hingga masyarkat lebih memilih membeli BBM secara langsung ? Berikut 5 sebab masyarakat langsung belum BBM ke SPBU

Pertama : untuk menekan angka pengeluaran 

Harga BBM yang sudah ditetapkan oleh pemerintah adalah 10.000 rupiah perliter, sehingga pedagang eceran pun menjualnya dengan harga yang beragama mulai dari 11.000 rupiah, sampai pada 12.000 bahkan bisa lebih dari angka tersebut.

Tentu ditengah ekonomi yang semakin sulit, selisih harga 1000 atau pun 2000 menjadi hitungan matematis, untuk melakukan penghematan, sehingga selisih angka tersebut menjadi pilihan hemat bagi masyarakat untuk membeli BBM ke SPBU meskipun harus melakukan antrian.

Faktor selisih yang pecah itulah, menjadi salah satu sebab mengapa masyarakat lebih memilih membeli BBM langsung ke SPBU.

Kedua : Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi buruan masyarakat 

Tidak hanya pedagang eceran yang kerap melakukan antrian, masyarakat yang membutuhkan BBM pun juga harus bersabar dan siap berpanas-panasan untuk mendapatkan BBM yang masih di subsidi oleh pemerintah.

Selisih harga membeli BBM di pedagang eceran dan di SPBU meski selisih seribu atau 2 ribu, menjadi pilihan untuk bisa lebih berhemat lagi, sehingga tidak heran jika SPBU semakin mengular Pasca BBM dinaikkan.

Tidak hanya petugas SPBU saja yang kerap kewalahan, sampai BBM nya pun habis terjual dengan begitu cepatnya, sehingga SPBU dibeberapa daerah, mengalami kekosongan dan harus tutup sebelum waktunya.

Bbm yang bersubsidi tidak hanya diburu oleh masyarakat pada umumnya, para pedagang eceran pun, juga berburu untuk membeli BBM bersubsidi di SPBU.

Ketiga : Selisih harga akan jauh berbeda ketika masyarakat membeli BBM lebih banyak 

Mengisi BBM sampai 50.000, mending membeli ke SPBU, pasalnya dengan harga yang demikian menjadikan sepeda motor sudah hampir full, sementara jika belineceran harus 60.000, itu pun kadang masih belum full.

Membeli BBM di SPBU dengan Membeli BBM di pedagang eceran tidak hanya selisih harga saja, bahkan bisa selisih dengan kondisi BBM yang diisi, sehingga menjadi sebab masyarakat untuk membeli ke POM ketimbang membeli eceran, disitulah salah satu faktor menyebabkan antrian yang mengular di sejumlah SPBU.

Keempat : Pendapatan dan Pengeluaran yang tidak berimbang 

Sebelum BBM di naikkan, beberapa harga pokok sudah mulai naik, ditambah lagi dengan harga BBM dinaikkan, otomatis menyebabakan harga bahan poko juga ikut naik.

Sementara bagi masyarakat kelas bawah, kondisi ekonomi semakin sulit dan tercekik, dimana tingkat pengangguran yang semakin tinggi, akibat banyak pekerjaan yang sudah beralih ke mesin, ketimbang tenaga manusia.

Pendapatan yang tidak menentu, sementara pengeluaran pasti terjadi setiap hari, sehingga melakukan penghematan menjadi salah cara bagi masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, termasuk membeli BBM yang bersubsidi.

Kelima : Menjadi alat ukur kebutuhan BBM untuk memenuhi kebutuhan beraktivitas 

Dengan rela mengantre untuk membeli BBM di SPBU, sebagai alat ukur kebutuhan yang memang diperlukan, sebagai contoh jika masyarakat mengisi BBM Full untuk sepeda, bisa menempuh jarak berapa kilo ? Kemudian bisa cukup sampai berapa hari ? 

Mengisi BBM di SPBU disamping ada harga selisih bahkan BBM nya juga selisih dengan pedagang eceran, menjadi salah satu pilihan yang harus dilakukan, sebab dengan membeli ke SPBU disamping menjadi alat ukur juga untuk melakukan penghematan sebagai salah solusi untuk berhemat, ditengah semakin sulitnya ekonomi rakyat.

Oleh karena itu lima faktor atau penyebab diatas, masyarakat lebih baik mengisi BBM di SPBU sehingga memunculkan antrian panjang dan mengular untuk bisa mengisi BBM bersubsidi menjadi salah fenomena pasca kenaikan harga BBM yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun