"Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (03/09) jam 14.30 WIB, membuat masyarakat terperangah, ternyata Kenaikan harga BBM bukan lagi prank, seperti sebelumnya pada (01/09), BBM urung di naikkan"
Pilihan terakhir pemerintah menaikkan harga BBM, karena situasi keuangan negara yang cukup membahayakan. Sebagai negara berkembang Indonesia terdampak ketegangan perang Rusia - Ukraina.
Dengan kenaikan harga bbm jenis pertalite, Pertamax, dexlite, biosolar, sangat berdampak sekali terhadap pergerakan dan perputaran perekonomian di dalam negara, sebab bbm merupakan bagian dan dasar dari pergerakan ekonomi itu sendiri.
Begitupun dengan masyarakat yang berprofesi sebagai ojek online (Ojol) sangat terdampak sekali dengan kenaikan harga BBM, sehingga ojol kembali menagih janji pemerintah untuk memberikan subsidi BBM bagi para Ojol.
Disamping menagih janji pemberian subsidi terhadap Ojol, para Ojol pun berharap dengan kenaikan harga BBM, tarif Ojol juga bisa dinaikkan, sehingga terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
Dikutip dari laman kompas.com, cerita pengemudi Ojol Nizar untuk operasional pekerjaannya sehari-hari, Nisar hanya menghabiskan kisaran Rp 20.000 bahan bakar pertalite setara dengan 2,6 liter.
Bila memang kenaikan BBM tak dapat dihindari lantaran anggaran subsidi pemerintah yang membengkak, paling tidak pemerintah membuat skenario agar tarif ojol menyesuaikan kenaikan harga BBM. Sehingga kelompoknya tidak mengalami kerugian.
Disamping menagih janji BBM bersubsidi, para Ojol juga berharap pemerintah memiliki skenario untuk menaikkan tarif Ojol, sehingga para driver Ojol tidak mengalami kerugian dalam profesinya sebagai Ojol.
Kenaikan harga BBM, rakyat dan Ojol menjerit ditengah kondisi ekonomi yang sulit
Skenario peralihan BBM Subsidi ini, disatu sisi dinilai langkah tepat bagi pemerintah, untuk mengantisipasi pembengkakan APBN, karena itu skrlenario menaikkan harga BBM merupakan pilihan terakhir ditengah sulitnya Keungan negara.