Mengetahui BBM tidak jadi naik, rasa lega pun dirasakan oleh masyarakat, karena dampak kenaikan BBM berimbas pada harga bahan pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat setiap saat.
Tentu simpang siur informasi mengenai kebijakan menaikkan harga BBM yang juga menjadi pembahasan di warung-warung kopi pojok, sampai masyarakat turun jalan, bahkan para aktivis keping Senayan, adalah implikasi dari rencana untuk menaikkan BBM yang akan menjadikan masyarakat semakin menjerit.
Baca Juga:Â Para Aktivis HMI Kepung Senayan, Tolak Kenaikan Harga BBM
Tidak hanya masyarakat pada umumnya yang kenak prank, Sampek aktivis pun juga terdampak imbas kebijakan yang urung menaikkan harga BBM, bahkan sebaliknya, presiden Jokowi menurunkan harga BBM.
Pemerintah paham betul, situasi dan kondisi yang akan terjadi jika BBM dinaikkan, pastinya stabilitas sosial, dan kegaduhan menjadi salah satu jalan yang bisa memporak porandakan tatanan, tentu hal tersebut tidak dikehendaki oleh pemerintah, meski berseliweran kabar Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga akan diturunkan, hal tersebut pun juga menjadi sebuah pertimbangan dalam regulasi kebijakan dan perekonomian di negeri ini.
Prank Presiden Jokowi kali ini disambut dengan senyum, sebab tidak jadi menaikkan harga BBM.
Kedua: Prank Mantan Kadiv Propam Ferdi Sambo dalam peristiwa Pembunuhan Berencana Brigadir JoshuaÂ
Berbeda dari prank yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, Justru Ferdi Sambo dengan membuat rekayasa atas kematian Brigadir Joshua membuat heboh seluruh masyarakat Nusantara, sebab polisi tembak polisi itu, menjadi duka Negeri ini.
Pasca terbongkarnya peristiwa kematian Brigadir Joshua, ramai-ramai pada pihak kenak prank Ferdi Sambo, mulai dari Polri, Kompolnas, Kapolres Jakarta Selatan, Kapolda Metro Jaya, LPSK, dan Komnas HAM, semua kenak prank rakayasa Ferdi Sambo, terlebih masyarakat Nusantara dibuat terperangah atas Prank Ferdi Sambo, yang menyeret banyak orang dalam perilaku sadis yang menewaskan ajudannya.
Istilah Prank ini semakin popular sebagai perbuatan atau tindakan yang "membohongi" atau penyampaian sesuatu yang jauh berbeda dengan faktanya.