Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pernyataan Pelecehan Seksual, Hanya Alibi yang Hendak Mengaburkan Fakta di Balik Peristiwa Pembunuhan Berencana

31 Agustus 2022   06:03 Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:14 10814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Motif dari misteri kematian Brigadir Joshua secara nyata sebagai bentuk tindakan pembunuhan yang terencana dengan baik, hingga membuat skenario dan rekayasa seolah-olah terjadi baku tembak antara Barada Richard Elizer Pudihang Lumiu alias Barada E, dengan Almarhum Brigadir Joshua"

Sang sutradara dibalik adegan yang menewaskan Brigadir Joshua, dengan reka ulang sebanyak 78 kali ditiga lokasi berbeda, sudah tampak gambaran yang hampir sepenuhnya bisa dilihat oleh publik.

Mulai dari peristiwa yang terjadi di Magelang sebelum kematian Brigadir Joshua, sampai di Jakarta dirumah Pribadi dan rumah Dinas Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdi Sambo yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka, masih menyulut api kecurigaan, karena masih tersimpan banyak misteri dibalik semua itu.

Mulai sejak awal rekayasa dan lakon yang diperankan oleh masing-masing tersangka sudah ada gambaran yang jelas, sebab reka ulang pada Selasa (30/08) di tiga lokasi, menggambarkan secara gamblang mengenai tragedi polisi tembak polisi.

Meski secara detail masih menyimpan kecurigaan akan misteri yang belum terpecahkan.

Meski sudah banyak informasi yang ditambahi, sekaligus dikurangi, terbalas tuntas dengan reka ulang, tetapi pertanggungjawaban akan peristiwa yang menewaskan Brigadir Joshua tersebut tidak sepenuhnya sebagai gambaran yang bisa dipertanggung jawabkan keasliannya.

78 Adegan yang diperankan oleh tersangka, tanpa komunikasi, hanya sebuah pergerakan apa yang dilakukan sebelum dan sesudah tewasnya Brigadir Joshua, hanya menjadi sebuah gambaran yang ditunjukkan pada masyarakat sebagai sebuah transparansi dan keterbukaan, meski tidak bisa dipungkiri kecurigaan demi kecurigaan akan sebuah kejanggalan masih kerap dipertontonkan untuk meringankan beban yang mereka hadapi.

Kita semua tahu Ferdi Sambo adalah mantan Polisinya Polisi, yang secara tidak langsung masih memiliki pengaruh yang kuat, apalagi terendus bahwa dirinya memiliki rahasia Polri, yang jika diungkap ke publik, persoalannya akan semakin jauh melebar.

Terlepas dari itu semua pernyataan Pelecehan yang masih kuat menjadi alasan yang disampaikan oleh putri Candrawati sebagai pemicu atas tindakan menghilangkan nyawa seseorang, terkesan hanya sebuah alibi untuk mengkaburkan persoalan, karena mereka sudah menghilangkan jiwa seseorang.

Publik sudah semakin tidak percaya dengan alibi yang cenderung dibuat-buat tersebut, bicaralah jujur, wahai para tersangka, sebab Brigadir Joshua akan terus mendoakan kebiadaban kalian, dan seumur hidup kalian tidak akan pernah tenang hidup didunia ini, karena kalian sudah berhutang Nyawa Joshua.

Putri Candrawati, Sumber : kompas.com
Putri Candrawati, Sumber : kompas.com

Reka Adegan Ke 5 Tokoh Pembunuh Berencana Brigadir Joshua 

Berbagai platform media baik online maupun elektronik mengabarkan bahwa 5 tokoh yang sudah ditetapkan menjadi tersangka memiliki peran yang berbeda satu sama lain.

Dikabarkan Barada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, alias Barada E sebagai eksekutor atau penembak atas perintah Ferdi Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Makruf berperan untuk membersihkan Tempat Kejadian Perkara, Putri Candrawati terlibat dalam musyawarah perencanaan pembunuhan, dan Ferdi Sambo yang menuliskan skenario dibalik semua peristiwa pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir Joshua, serta menembakkan peluru ke dinding rumahnya, biar seoalah-olah terjadi saling tembak.

Masing-masing tersangka yang memiliki peran sesuai dengan tugas pokok yang harus dilakukan, sebuah kesengajaan yang terencana, sehingga pasca kematian Brigadir Joshua, Skenario awal sukses mereka mainkan.

Tetapi pada akhirnya semua terbongkar, Tuhan pun tidak tinggal diam atas kasus kematian Brigadir Joshua, Ferdi Sambo dan 4 Komplotannya harus menerima konsekuensinya atas kematian Brigadir Joshua, mereka semua dijerat pasal 340 Subsider, 338 junto, pasal 55-56 KUHP tentang pbimihan berencana, dengan ancaman hukuman mati, hukuman seumur hidup, sekurang-kurangnya hukuman 20 tahun penjara. 

Meski sudah ada reka adegan yang dilakukan oleh para tersangka dan juga ada peran pengganti, karena RE tidak mau bertatatap muka Dengan FS, hal tersebut hanya menggambarkan kejadian yang sebenarnya, terlepas apakah ada penambahan atau pun pengurangan, tetapi hal tersebut sudah sesuai dengan data dan catata penyidik akan kasus pembunuhan berencana yang telah menewaskan Brigadir Joshua.

Penyesalan Ferdi Sambo atas Pembunuhan Berencana yang menewaskan Brigadir Joshua

Nasi sudah menjadi bubur, peristiwa telah terjadi dan Brigadir Joshua sudah tenang di alamnya, Tinggal para tersangka harus mempertanggung jawabkan segala bentuk perbuatannya.

Ketika reka adegan berlangsung, tampak wajah para tersangka lusuh, jiwanya pun gundah gulana, rasa bersalah karena telah menghilangkan nyawa sang Ajudan yang disayang pun tak terhindarkan.

Hukum Sudah menjerat mereka, apapun alibi yang hendak disampaikan, bahkan soal pelecehan seksual yang masih kekeh dialamatkan pada brigadir Joshua, tidak mempengaruhi hukum yang berlaku, terutama hukum Tuhan nantinya.

Lebih baik Jujurlah dan Kooperatiflah, bongkar semua oknum yang terlibat di Polri pak Sambo, untuk memperbaiki Institusi sebagai penebus dosa dan kesalahanmu yang telah menghilangkan nyawa Brigadir Joshua.

Semua manusia punya salah, dosa, dan khilaf, dengan posisimu yang saat ini sudah menjadi tersangka, Engkau masih bisa ikut serta memperbaiki institusi Polri, sebab engkau tahu dan paham betul akan gurita yang bersarang di tubuh Polri, dan itu secara tidak langsung akan membunuh Institusi yang kita hormati.

Menyesal pun, tidak akan bisa menghidupkan brigadir Joshua, tetapi ada banyak pelajaran dibalik peristiwa tersebut, bahwasanya tanggung jawab sebagai tersangka sekaligus mantan Kadiv Propam alias polisinya polisi, sejatinya engkau masih bisa ikut serta melakukan pembenahan di institusi Polri untuk menebus kekhilafanmu yang telah menghilangkan nyawa Brigadir Joshua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun