Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pertumbuhan Transaksi Digital dan Penyusutan Transaksi Uang Kartal

24 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 25 Agustus 2022   06:45 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akselerasi pertumbuhan transaksi digital kini sudah kian cepatnya, di mana mudahnya melakukan transaksi dengan uang digital menjadi tren kekinian, sehingga penggunaan uang secara manual sudah "dianggap" konvensional, meski dalam sisi tertentu transaksi dengan uang kertas masih sangat dibutuhkan."

Perubahan, perkembangan dan pertumbuhan serta pergantian zaman sudah tidak bisa dielakkan lagi, sebab canggihnya teknologi digital sudah menjadi lifestyle dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dibalik pesatnya perkembangan menuju kepastian akan suatu perubahan dalam hidup kita, menjadi sebuah tantangan tersendiri, akankah uang kertas akan segera diparkir ditempat penyimpanan manual ataupun diruang digital.

Teknologi digital juga memiliki sisi kelemahan, dan itu tidak bisa kita pungkiri, meski saat ini masyarakat pada umumnya sudah sangat nyaman dengan uang digital sebagai bagian dari hidup untuk melakukan transaksi.

Kebutuhan sehari-hari pun, bisa dilakukan sambil duduk santai, memesan disuatu aplikasi tertentu, baik kebutuhan perjalanan, makanan, pemesanan tiket, hotel, dan lain sebagainya sudah bisa dilakukan transaksi yang tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu, kapanpun bisa dilakukan.

Pertanyaan sederhananya, sejauh mana kesiapan kita menerima arus informasi teknologi dan penggunaan digital yang efektif-efisien, terutama soal pengelolaan keuangan yang tersimpan di ruang digital?

Apapun itu yang penting ada uangnya, sekelas profesor pun akan dibuat bodoh soal pengelolaan jika tidak ada uangnya, begitulah kira-kira anekdot yang kerap kita dengar di berbagai platform media sosial.

Transaksi langsung dengan uang kertas dinilai semakin mengecil hingga menurun sampai 6-9 %, sumber: suara.com
Transaksi langsung dengan uang kertas dinilai semakin mengecil hingga menurun sampai 6-9 %, sumber: suara.com

Mungkinkah uang kertas akan ditarik dari peredaran, Jika masyarakat sudah menggandrungi transaksi digital?

Dikutip dari laman cnbcindonesia.com, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, mengatakan pertumbuhan mobile banking juga mengalami peningkatan sebesar 49%. Sedangkan pertumbuhan penggunaan uang kertas, menurutnya sangat kecil atau hanya berada di kisaran 6-9%.

"Kalau kita lihat dari transaksi penggunaan untuk mobile banking kita itu tumbuhnya sampai 49%. Sementara penggunaan uang kartal itu relatif kecil, hanya 6-9%," tutur Destry beberapa waktu lalu.

"Jadi artinya, mayoritas insight dari masyarakat kita untuk digitalisasi itu makin baik. Dan penggunanya, dalam hal ini merchant-merchant UMKM itu juga mereka sudah banyak sekali yang menggunakan."

Tingginya masyarakat melakukan transaksi secara digital kini sudah mencapai 49 % yang terus akan mengalami peningkatan, sementara uang kartal relatif semakin menyusut hingga sampai 6-9%. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa mudahnya transaksi digitalisasi saat ini sudah cukup digandrungi oleh masyarakat, karena lebih mudah, cepat, dan tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu.

Walaupun tidak bisa kita pungkiri, pastinya ada sisi kelemahan yang mengharuskan bagi kita untuk mempersiapkan startegi antisipatif dengan mempersiapkan uang kartal, terutama bagi pelaku UMKM.

Dengan digitalisasi kita tidak hanya bisa melakukan transaksi antar daerah, bahkan antar negara pun bisa dilakukan, hebatnya digitalisasi itu memang tidak dibatasi oleh jarak dan waktu, meski pasti ada sisi lemahnya yang juga perlu di antisipasi.

Merebaknya transaksi digital, mungkinkah uang kartal akan ditarik? 

Ketika kita membahas dalam konteks di negara kita sendiri, tentu masih cukup jauh untuk hal tersebut, mengapa demikian? Karena situasi dan kondisi negara kita masih dalam perjalanan sebagai negara yang sedang berkembang, meski tanda-tanda kemajuan sudah mulai nampak dihadapan kita.

Kelebihan dan kekurangan transaksi digital yang perlu kita ketahui 

Dalam satu sisi transaksi digitalisasi disamping mudah, cepat, efektif, tidak dibatasi jarak, ruang dan waktu, juga memiliki kelemahan yang harus kita ketahui.

Apa saja kelemahan dari transaksi digital yang perlu kita cermati, sebagai bagian dari pengguna aplikasi digitalisasi?

Pertama: mengantisipasi trouble error, baik yang disebabkan oleh gangguan jaringan maupun sistem dalam APL yang ada kecenderungan bermasalah.

Aplikasi juga ciptaan manusia yang merupakan produk dari perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga trouble adalah bagian yang tak terpisahkan, sebab saat penciptanya membuat sebuah aplikasi pastinya didasari pada uji coba terlebih dahulu sebelum diluncurkan ke masyarakat.

Kedua: risiko pada pengelolaan financial yang bisa menyebabkan ketagihan pada consumer untuk berbelanja dan gaya hidup yang cenderung mengajak pada hedonisme, sehingga akan menyebabkan terjadi pemborosan yang bisa menguras kantong.

Mudahnya melakukan transaksi secara digitalisasi bisa menyebabkan kita pada jebakan utang-piutang, sebab APL yang sudah dinaungi badan hukum dan dikontrol oleh Otoritas Jasa Keuangan sekalipun, juga menyediakan jasa utang piutang bagi penggunanya.

Ketiga: risiko adanya ketidakseimbangan, antara pemasukan dan pengeluaran, sehingga jika penggunaan transaksi elektronik atau digitalisasi yang cukup mudah, membuat kita terjebak pada ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, sehingga menyebabkan pembengkakan financial.

Itulah beberapa kelemahan penggunaan transaksi digital yang harus kita waspadai, disamping masih cukup banyak kelebihan dan kemudahan transaksi digital ini bagi para penggunanya.

Kelebihan dari penggunaan transaksi digital disamping mudah, tidak ribet, tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu, juga lebih efektif dan lebih aman, ketimbang dengan memakai uang kartal.

Risiko pencopetan secara nyata lebih mudah diantisipasi, meskipun resiko jebakan para penjahat yang juga masuk dalam sebuah aplikasi juga tidak bisa kita pungkiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun