Bahkan munculnya konsorsium 303 tidak hanya ada unsur Hirarkis namun juga Unsur Politis, sehingga tidak heran jika kasus tewasnya Brigadir Joshua yang dibunuh dengan keji tersebut memunculkan spekulasi dan dugaan luar ditengah masyarakat.
Bahkan unsur politis pun menyeruak ke permukaan yang dikaitkan dengan pejabat negara dan orang-orang yang ada di Istana negara.
Bahkan Ferdy sambo dikabarkan memiliki kedekatan dengan Mendagri Tito Karnavian yang disebut-sebut sebagai kakak asuhnya Ferdy Sambo.
Terlepas benar atau salah, kasus tersebut sedang berjalan dan dalam proses penyelidikan oleh Timsus Polri, dan satgasus pimpinan Ferdy Sambo juga telah dibubarkan, yang dianggap merupakan konsorsium 303 yang ramai diperbincangkan.
Ferdy Sambo sebagai Jenderal bintang 2, ditengarai memanfaatkan jabatannya untuk melakukan bisnis gelap yang berjejaring dan sulit untuk diungkap karena bersembunyi dibalik seragam penegak hukum.
Tewasnya Brigadir Joshua seakan membuka tabir kejahatan yang terstruktur, masif, dan sistematis itu kini terbongkar tanpa harus ditekan.
Inilah kesempatan Polri untuk membersihkan para penjahat yang berlindung dibalik seragam penegak hukum, sehingga semuanya harus di usut mulai dari adanya unsur Hirarkis maupun unsur politis, demi citra Polri dimasa yang akan datang.
Apa itu Konsorsium ?
Dikutip dari lama kemendibudristek.go.id, Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsorsium adalah himpunan beberapa pengusaha yang melakukan usaha bersama atau kumpulan pedagang industri.
Sebuah perkumpulan untuk melakukan bisnis bersama dan berjejaring, sehingga tidak heran jika Ferdy Sambo Cs ditengarai memilki bisnis gelap bahkan sampai bisni barang haram yang tidak hanya merusak citra Institusi Polri, namun juga menjadikan masyarakat terjerembab dalam gubangan barang yang memang dilarang oleh pemerintah.
Terlepas benar atau salah, namun yang pasti semua yang berkaitan dengan Irjen Ferdy Sambo yang sudah menggunakan kekuasaannya di tubuh Polri, yang diduga menjalankan bisnis Haram itu saat ini masih dalam proses pendalaman kasus yang lebih fokus terhadap tewasnya Brigadir Joshua yang sudah diterapkan Pasal 340 Subsider, Junto pasal 338, dan pasal 55-56 KUHP tentang pembunuhan berencana yang sudah menetapkan 5 tersangka, dengan ancaman hukuman mati, hukuman seumur hidup dan sekurang-kurangnya 20 tahun penjara.
