Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ada Sinyal Jokowi ke Prabowo, Akankah Presiden Tabuh Genderang Perang terhadap Megawati?

7 Agustus 2022   23:37 Diperbarui: 7 Agustus 2022   23:42 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sejak awal partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) terus mendukung dan mencalonkan sosok Prabowo Subianto untuk kembali berkontestasi pada pemilu 2024, bahkan pasca kekalahannya di pilpres 2019 lalu, dengan besar hati Prabowo ikut mendukung pemerintahan Jokowi dengan menerima pinangan Presiden sebagai menteri Pertanan"

Dibeberapa lembaga survei, elektabilitas Prabowo Subianto terus bersanding dengan dua tokoh lainnya, yakni Gubernur DKI Jakarta Anis Rasyid Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tiga nama tersebut digadang-gadang sebagai sosok Kuat yang akan tampil pada percaturan politik 2024.

Naik turunnya elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anis jelasnya tidak mempengaruhi terhadap situasi dan kondisi politik hari ini. Dibalik kelebihan dan kekurangan pada masing-masing calon, hanya Prabowo Subianto yang cukup logis untuk di capreskan pada pemilu 2024.

Mengapa Prabowo Subianto? 

Sosok mantan danjen Kopasus tersebut sebagai ketua umum Partai Gerindra, tentunya sudah memiliki partai politik sendiri sebagai kendaraan untuk melaju pada kontestasi pemilu 2024, hanya saja harus mencari teman koalisi untuk mencapai persyaratan ambang batas, sesuai dengan PKPU mengenai aturan Presidensial Treshold.

Sementara disisi yang lain Presiden Jokowi tetap menjaga ritme perpolitikan nasional. Sebagai kepala Negara, Jokowi harus menunjukkan sikap netralitasnya pada pemilu 2024, namun disisi yang lain pak Jokowi juga memiliki kekuatan yang disebut dengan barisan Pro Jokowi (Projo).

Meski sebagai organisasi kemasyarakatan, Projo memang tidak bisa mencapreskan siapapun pada pemilu 2024, namun setidaknya Projo bisa merekomendasikan calon presiden yang hendak didukungnya dengan berafiliasi dengan salah satu partai ataupun banyak partai yang memiliki kesamaan kepentingan.

Presiden Jokowi dalam konteks ini memang tidak akan pernah melupakan sejarahnya, dimana beliau menjadi orang nomor satu di negeri ini tidak lepas dari PDI-P sebagai kendaraan politik, juga tidak lepas dari Projo, yakni kumpulan masyarakat yang cinta dan mendukung sepenuhnya terhadap Jokowi sejak periode pertama dan kedua.

Projo yang di komandani oleh Arie Budi Setiadi memang sudah start melakukan sharing dan diskusi dalam rakernas yang kelima beberapa waktu yang lalu. Rakernas Projo ini yang branding-nya dengan sebutan Musyawarah Rakyat (Muara) menjadi suatu alat dan kekuatan Jokowi sebagai ketua pembina.

Meski beberapa waktu yang lalu ketika Musyawarah Rakyat (Muara) yang berlangsung di Magelang, tidak lepas dari keinginan dan harapan untuk memberikan dukungan pada salah satu figur yang dikehendaki presiden Jokowi, walaupun pak Jokowi berpesan di acara Muara Tersebut "Ojo kesusu" atau jangan terburu-buru menentukan sikap pada salah satu figur soal dukung mendukung.

Pada Musra yang diadakan oleh Projo tersebut, dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Projo tidak lantas langsung memberikan dukungan pada sosok Ganjar yang juga merupakan kolega Presiden di Partai Demokrasi Indonesia  Perjuangan (PDI-P).

Baca Juga : Jalan Panjang arah politik Jokowi menuju pilpres 2024

Dikutip dari laman kompas.com, "Secara rasional sangat masuk akal Pak Jokowi dekat dan dukung Prabowo karena balik lagi di antara capres yang paling mungkin itu dia," kata Qodari dalam diskusi publik yang diselenggarakan Total Politik bertajuk "Gelar Musra, Jokowi Pilih Siapa?" di Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2022).

Menurut Qodari sosok Prabowo yang paling logis untuk mendapatkan dukungan dari presiden Jokowi, sebab elektabilitas Prabowo masih dilevel teratas diantara dua rekan lainnya, yakni Anis Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Disamping itu pula Prabowo memiliki nilai lebih dari dua pesaing lainnya, yakni sebagai ketua umum partai Gerindra yang memiliki potensi dan peluang untuk menjadi pemenang pada percaturan pilpres 2024.

Dibawah ini lembaga survei tentang elektabilitas para calon presiden 2024.

Sumber : kompas.com
Sumber : kompas.com

Prabowo Subianto memilih diam ditengah kedaguhan PDI-P 

Sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tidak bisa dipungkiri memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, dan masih bersaing antara Anis Baswedan Dan Prabowo Subianto.

Ganjar memang di gadang-gadang sebagai penerus pak Jokowi untuk menjadi orang nomor satu di Negeri ini. Namun harapan dan impian Ganjar seolah masih belum mendapatkan restu dari ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri.

Karena sang Ibu ketum disinyalir masih menjagokan sang putri yang saat ini sebagai ketua DPR RI, untuk menjadi calon presiden 2024 melalui kendaraan PDI-P, meski perhari ini elektabilitas Puan Maharani masih terbilang cukup rendah.

Sekalipun Ganjar Pranowo juga mendapatkan sinyal dukungan dari Presiden Jokowi sebagai koleganya dalam satu naungan partai, tetapi keputusan partai politik masih berada di bawah kendali ketua umum.

Keputusan Megawati untuk merekomendasikan calon presiden 2024 masih belum final, sehingga dengan begitu tegasnya ibu Mega pada Rakernas PDI-P yang mengatakan, "jangan sampai para kade PDI-P bermanuver apalagi bermain di banyak kaki, Maka lebih baik kader tersebut Out atau keluar dari partainya".

Tegas, lugas, dan mudah dipahami, sehingga manuver para elit partai ditengah menghangatnya suhu politik, merupakan dinamika yang tak bisa dihindari.

Sosok Prabowo Subianto semakin menjadi sorotan ditengah kegaduhan di internal PDI-P, bahkan kegaduhan tersebut bisa menjadi peluang yang dimanfaatkan untuk menaikkan elektabilitas diri dan partainya, dan bisa saja Prabowo menggandeng Puan Maharani, Ganjar Pronowo, Anis Baswedan, atau Cak Imin sebagai Cawapresnya pada kontestasi pemilu 2024.

Nama Ganjar dan Anis Masuk di daftar rekomendasi NasDem

Memang dua Gubernur yang sama-sama memiliki elektabilitas yang tinggi tersebut sama-sama memiliki elektabilitas dan layak untuk menjadi capres atau pun cawapres.

Namun keduanya bukan menjadi orang penentu dalam rekomandai partai politik. Artinya bahwa Anis maupun Ganjar bukanlah penentu kebijakan di dalam aturan main organisasi politik.

Walaupun keduanya mendapatkan amanah direkomendasikan oleh partai NasDem yang dikomandani Abang Brewok Surya Paloh, tidak lantas jalannya mulus, karena rekomendasi tersebut sifatnya sementara dan masih belum final.

Oleh karenanya adanya sinyal Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto untuk menjadi capres 2024, bisa menjadi langkah strategis untuk memenangkan pemilu 2024, meski pak Jokowi juga harus mampu meredam Amarah Ibu Ketua Umum PDI-P untuk kepentingan yang lebih besar.

Megawati sebagai sosok pemegang kendali partai banteng Bermoncong Putih itu, beliau juga seorang Ibu yang memiliki naluri keibuan untuk mendorong putrinya sebagai calon presiden pada kontestasi 2024, tetapi presiden Jokowi sebagai petugas partai sekaligus Presiden, dan disisi yang lain juga dianggap seperti putranya sendiri oleh Ibu Mega, tidak menutup kemungkinan sang ibu akan memberikan sesuatu yang diminta oleh anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun