"Indonesia secara geografis tanahnya yang subur, seharusnya mampu menghasilkan produk pertanian dengan kualitas terbaik, tetapi fakta tidaklah menunjukkan demikian, sebab dalam dunia pertanian, cukup komplek persoalannya"Â
Kita semua harus dan wajib mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan yang mahakuasa, sebab kita sebagai warga masyarakat Indonesia, berpijak dan hidup ditanah yang sangat subur, hanya saja sistem pengelolaan yang perlu dibenahi mulai dari hilir sampai hulu, supaya peningkatan hasil pertanian dibumi Nusantara ini terus berkembang.
Dunia saat ini memang sedang mengalami guncangan akan krisis pangan, hal tersebut tidak terlepas adanya situasi dan kondisi yang kurang menguntungkan.
Menjadi sebuah catatan akan dampak Pandemi covid 19, hepatitis akut, serta saat ini monkeypox yang juga mendunia, dan ditambah lagi ketegangan antar negara serta terjadinya perang antara Rusia-Ukraina, menjadikan stabilitas ekonomi dan politik secara global kurang sehat, dan dampaknya pasti akan dirasakan oleh masyarakat sipil.
Ditambah lagi ketegangan China dan Taiwan, yang sangat berdampak terhadap stabilitas ekonomi dan politik secara global.
Sebagai bagian dari masyarakat tani, yang hidup di daerah pinggiran, salah satu penghasilan yang diperoleh melalui hasil pertanian, sebagai salah satu sumber ekonomi itu berjalan dan hidup masih bisa bertahan ditengah melonjaknya harga komoditas pangan.
Dengan bertani bisa menciptakan swasembada pangan sendiri.
Kita memang masyarakat tani, yang hidup dan tumbuh dari hasil bumi yang dianugerahkan oleh yang maha kuasa, dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk selalu mensyukurinya.
Dimusim kemarau ini, apalagi yang berada di daerah tanah kering, bisa bercocok tanam palawija, mulai dari jagung, kedelai, kacang panjang, mentimun, terong dan lain sebagainya.