Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalan Panjang Arah Politik Jokowi, Menuju Pilpres 2024

5 Agustus 2022   17:19 Diperbarui: 5 Agustus 2022   17:27 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pro Jokowi merupakan kelompok atau relawan Presiden Jokowi yang sudah di bentuk sejak tahun 2013, Sumber : merdeka.com

"Presiden Jokowi sebagai ketua Dewan Pembina Projo beberapa waktu lalu melaksanakan Rakernas V Projo di Magelang yang dinamai dengan Musyawarah Rakyat (MUSRA), Jokowi menyampaikan "Ojo Kesusu" (jangan terburu-buru) menentukan dukungan pada salah satu tokoh untuk menjadi calon presiden pada kontestasi pemilu 2024"

Sejumlah pengamat mengatakan bahwa pernyataan Jokowi yang dinilai multi tafsir tersebut menunjukkan banyak kemungkinan, walaupun pada rakernas Projo yang di komandani oleh Budi Arie Setiadi tersebut, juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang di gadang-gadang sebagai tokoh yang bisa melanjutkan pemerintahan yang saat ini sedang di pimpin oleh Jokowi.

Relawan Jokowi yang sudah terbentuk sejak tahun 2013 tersebut memang menamai sebagai Projo, yakni organisasi sosial kemasyarakatan yang tidak terafiliasi oleh partai politik manapun.

Meski dalam perjalanannya projo kerap bekerjasama dengan partai politik untuk melakukan proses dukungan dalam setiap kontestasi, tidak hanya pilpres saja, namun pada pemilihan kepala daerah pun, Projo kerap tampil sebagai relawan pemenangan.

Dikutip dari laman wikipedia.org, Projo adalah organisasi kemasyarakatan pendukung Presiden Indonesia yang ke-7, Joko Widodo. Projo dikenal karena merupakan salah satu relawan darat terbesar dan memiliki status resmi organisasi kemasyarakatan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Ciri khas Projo adalah bersifat sukarela, terbuka, sosial, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.

Kongres Pertama PROJO 23 Agustus 2014 di Jakarta memutuskan untuk mengubah gerakan relawan Jokowi ini menjadi Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS). PROJO adalah organisasi relawan Jokowi yang mampu bertarnsformasi dari kelompok relawan menjadi Ormas. " Dari kerumunan menjadi barisan politik "

Sebagai kepala Negara, Jokowi jelas akan bersikap Independen dalam konstek dukung mendukung, namun disisi lain beliau juga memiliki kekuatan Projo yang memang fokus untuk menyerap aspirasi rakyat dari satu daerah ke daerah lain, sehingga agenda politik Projo hendak melaksanakan Rakernas Marathon di 34 propinsi, supaya bisa merekomendasikan tokoh yang hendak di dukung pada pemilu 2024 nantinya.

Sekali Ojo Kesusu, itulah pesan Jokowi, karena memang faktanya beliau saat ini sedang menjabat Presiden dan juga tetap menjaga harmonisasi dengan Megawati sebagai ketua Umum PDI-P.

Penilaian pengamat 

Pesan Jokowi pada Rakernas V di Magelang memang terlihat sederhana, yakni "Ojo Kesusu" (jangan terburu-buru) memutuskan atau menentukan arah dukungan pada kontestasi pemilu 2024.

Pesan yang disampaikan oleh ketua Dewan Pembina tersebut memang mengandung multi tafsir, pasalnya Jokowi saat ini memang sedang menjabat sebagai kepala Negara.

Dikutip dari jatim.voi.id, sikap Presiden adalah yang teraman agar tak menyinggung PDIP, terutama Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, Jokowi tetap mengharap dukungan Megawati agar kabinet yang ia pimpin tak goncang hingga 2024.

Presiden Jokowi sebagai Kader PDI-P, juga sangay menghormati Megawati sebagai ketua umum partai, dan dalam Kabinet Indonesia maju yang sedang dipimpin oleh Jokowi tetap mendukung pemerintahannya hingga selesai.

Disamping itu pula, meski rakernas Projo juga dihadiri sesama rekan di PDI-P, yakni Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, keakraban Ganjar dan Jokowi memang disinyalir dukungan Presiden akan jatuh ke Ganjar, meski hal tersebut masih menjadi misteri dan teka-teki, sebab sosok Ganjar di internal PDI-P, masih belum ada sinyal, atau di kehendaki mendapatkan restu dari Megawati Soekarno Putri.

Jokowi Antara menjadi seorang Negarawan atau Politisi

Jokowi menjabat sebagai kepala Negara selama dua periode berturut-turut, sudah cukup besar kontribusi Jokowi sebagai kepala Negara di republik majemuk ini.

Sebagai seorang presiden, memang sudah seharusnya Jokowi bersikap independen atau sebagai tokoh bangsa yang harus berpikir lebih pada kemajuan dan stabilitas nasional.

Tetapi disisi yang lain dengan kekuatan Projo sebagai organisasi yang menampung aspirasi masyarakat bawah, tentu ada arahan dan keputusan yang perlu disampaikan ke publik suatu saat nanti, sebab perjalanan menuju 2024 masih cukup panjang dan berliku, sehingga beliau mengatakan "Ojo kesusu".

Masih dikutip dari sumber yang sama, "Jokowi akan diuji, apakah ia hanya sosok politisi atau negarawan? Kalau ia politisi, tentu ia akan mendukung salah seorang capres. Sebaliknya, bila ia negarawan, tentu ia akan memilih netral,"

Apakah akan ada proses dukung mendukung pada kontestasi pilpres 2024, atau presiden Jokowi lebih memilih netral untuk menjaga stabilitas politik nasional, kita lihat dan tunggu saja bagaimana perkembangan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun