Pesan Jokowi pada Rakernas V di Magelang memang terlihat sederhana, yakni "Ojo Kesusu" (jangan terburu-buru) memutuskan atau menentukan arah dukungan pada kontestasi pemilu 2024.
Pesan yang disampaikan oleh ketua Dewan Pembina tersebut memang mengandung multi tafsir, pasalnya Jokowi saat ini memang sedang menjabat sebagai kepala Negara.
Dikutip dari jatim.voi.id, sikap Presiden adalah yang teraman agar tak menyinggung PDIP, terutama Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, Jokowi tetap mengharap dukungan Megawati agar kabinet yang ia pimpin tak goncang hingga 2024.
Presiden Jokowi sebagai Kader PDI-P, juga sangay menghormati Megawati sebagai ketua umum partai, dan dalam Kabinet Indonesia maju yang sedang dipimpin oleh Jokowi tetap mendukung pemerintahannya hingga selesai.
Disamping itu pula, meski rakernas Projo juga dihadiri sesama rekan di PDI-P, yakni Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, keakraban Ganjar dan Jokowi memang disinyalir dukungan Presiden akan jatuh ke Ganjar, meski hal tersebut masih menjadi misteri dan teka-teki, sebab sosok Ganjar di internal PDI-P, masih belum ada sinyal, atau di kehendaki mendapatkan restu dari Megawati Soekarno Putri.
Jokowi Antara menjadi seorang Negarawan atau Politisi
Jokowi menjabat sebagai kepala Negara selama dua periode berturut-turut, sudah cukup besar kontribusi Jokowi sebagai kepala Negara di republik majemuk ini.
Sebagai seorang presiden, memang sudah seharusnya Jokowi bersikap independen atau sebagai tokoh bangsa yang harus berpikir lebih pada kemajuan dan stabilitas nasional.
Tetapi disisi yang lain dengan kekuatan Projo sebagai organisasi yang menampung aspirasi masyarakat bawah, tentu ada arahan dan keputusan yang perlu disampaikan ke publik suatu saat nanti, sebab perjalanan menuju 2024 masih cukup panjang dan berliku, sehingga beliau mengatakan "Ojo kesusu".
Masih dikutip dari sumber yang sama, "Jokowi akan diuji, apakah ia hanya sosok politisi atau negarawan? Kalau ia politisi, tentu ia akan mendukung salah seorang capres. Sebaliknya, bila ia negarawan, tentu ia akan memilih netral,"
Apakah akan ada proses dukung mendukung pada kontestasi pilpres 2024, atau presiden Jokowi lebih memilih netral untuk menjaga stabilitas politik nasional, kita lihat dan tunggu saja bagaimana perkembangan berikutnya.