Tentu saja hal tersebut tidaklah kita kehendaki, sebab hanya akan menghasilkan pemilu dan kader pemimpin bangsa yang pada akhirnya juga tidak berkualitas.
Syahwat politik para elite mulai ramai di perbincangkanÂ
Pemungutan suara akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024, waktu yang sangat sebentar bagi para elit politik memperksiapkan segala piranti menuju pesta demokrasi tersebut.
Para politisi dan elite partai politik sudah mulai Wira-wiri saling berkunjung kesana kemari untuk mencari teman koalisi yang se frekuensi.
Konsepnya semua partai hampir sama, yakni berkunjung untuk silaturahmi, meski ada ruang diskusi yang tidak pernah diketahui oleh publik.
Strategi kaget pun mulai diterapkan, apa yang diprediksikan oleh pengamat, apalagi prediksi rakyat, bisa jauh meleset dari yang diperkirakan.
Karena dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, karena yang abadi adalah perubahan dan kepentingan itu sendiri.
Skenario politik itu pun setiap saat akan mengalami perubahan, karena setiap partai politik memiliki strategi masing-masing dan juga memiliki daya kejut diluar nalar dan prediksi pengamat, apalagi bagi orang awam seperti kami.
Riuh politik dan memanasnya suhu para politisi kian terasa, pasalnya pemetaan dan pertemanan antar partai sudah mulai terjalin, meski masih banyak partai-partai yang masih malu-malu kucing untuk mengumumkan koalisinya.
Walaupun sudah ada sebagian partai politik yang membentuk koalisi yang menamakan diri Koalisi Indonsia Bersatu (KIB) yang diprakarsai oleh Golkar, PPP, dan PAN.
Dalam perjalanannya bukan tidak mungkin koalisi yang sudah terbentuk tersebut memilih jalannya sendiri-sendiri, meski sudah bersati padu.
Harapan menjadi pemenang dan berkuasa