"Doa dan bersholawat pada Nabi besar Muhammad SAW sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah di berikan hingga sampai saat ini, sehingga kita semua sebagai ummat Nabi Muhammad menyambut tahun baru Islam yang tentunya di nisbatkan pada beratnya perjuangan nabi waktu itu, sehingga harus hijrah dari Mekkah menuju Madinah, dari sinilah tahun Hijriyah ditetapkan sebagai tahun hijrah atau berpindahnya nabi dari Mekkah ke Madinah"
Dengan tahun baru Islam 1444 Hijriyah senantiasa menjadikan perubahan yang lebih baik dan positif, sebab kita sebagai manusia biasa tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan baik yang disengaja maupun tak di sengaja.
Perayaan tahun baru Islam memang tidaklah semeriah tahun Masehi, dimana detik-detik perubahan waktu, hari memang sangat meriah di tahun Masehi yang ditandai dengan bunyi terompet dan kembang api.
Tahun baru Islam atau biasa di sebut dengan gebyar Muharram atau populer dengan sebuta bulan suro, disamping ajaran yang dinisbatkan pada momen perjuangan dan perjalanan Baginda Rosul, tahun baru Islam juga sudah menjadi tradisi bagi ummat muslim untuk berdoa diawal tahun dan akhir tahun.
Momen tahun baru Islam senantiasa mengingat perjuangan nabi melawan para kaum yang dholim, yang pada akhirnya membuat Nabi harus melakukan hijrah ke Madinah sebagai upaya menghindari terjadinya perpecahan dan pertumpahan darah.
Berhijrah untuk memperbaiki diri
Mengalah bukan berarti kalah, konstek berhijrah disini tidak lain adalah dalam kerangka melawan diri sendiri, melawan kebodohan, melawan kemiskinan, melawan perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan perlawanan hawa nafsu jelek yang ada dalam diri kita.
Sabda Nabi "perang yang paling besar, adalah perang melawan diri sendiri"Al hadist. Disinilah setiap manusia harus menyadari bahwa selama masih ada nafas di kandung badan kesadaran untuk selalu memperbaiki diri haruslah dilakukan.
Memperbaiki diri tidak harus menunggu tua, sebab batas umur manusia tidaklah ada yang tahu kecuali Tuhan itu sendiri.
Sebelum ajal menjemput, muhasabah diri,.mengenal diri dan berbenah diri harus terus diupayakan menuju manusia paripurna atau menjadi insan Kamil.
Sehingga dengan begitu tercipta masyarakat "baldatun toyyibatun wa Robbun Ghofur" yakni masyarakat yang maju dengan akhlak yang terpuji.
Mendidik anak Tidak hanya pandai Ilmu-ilmu alam dan sosial, namun juga menjadi pribadi yang pandai dalam ilmu agamaÂ
Taman pendidikan Al Qur'an yang menggunakan metode Qiraati hadir ke alun-alun Kota Jember yang dihadiri kurang lebih 15.000 santri dan wali santri tersebut untuk mendengungkan ayat-ayat suci Al Qur'an, sholawat pada Baginda Rosul dan doa bersama.
Gebyar Muharram yang dilaksanakan pada Santu, 30/07/2022, Dihadiri oleh Bupati Jember H.Hendi Siswanto, Wakil Bupati Gus Firjoun Balya Baralaman, Kordinator Qiraati Cabang, Gus Abdurrohman, Gus Najmus Sholah, dan Gus Nur Ahsan.
Para pemimpin kota Jember berkumpul, berkolaborasi dengan para alim Ulama, bersama-sama panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, tidak lain untuk keselamatan seluruh masyarakat Indonesia, dan khususnya masyarakat Jember.
Bersama metode Qiraati kabupaten Jember, mendidik anak membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, dan menjadikan anak memiliki sifat dan akhlaq Qurani, seperti yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H