Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Grebeg Syuro dan Santunan Anak Yatim

29 Juli 2022   16:20 Diperbarui: 29 Juli 2022   16:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam tradisi ummat muslim, setiap tanggal 10 Muharram, menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa sudah menjadi kebiasaan untuk bagi masyarakat yang lebih mampu, Sumber: kalbarprov.go.id

Mengapa para anak-anak yatim dan kaum dhuafa perlu diperhatikan, dan kita bantu sesuai dengan kapasitas yang kita miliki? Karena pada dasarnya anak yang disebut yatim adalah anak yang ditinggal untuk selama-lamanya oleh Bapaknya, karena menafkahi anak tersebut adalah kewajiba bapak kandungnya sendiri.

Sementara anak yang di tinggal bapak dan ibunya do sebut dengan yatim piatu, Sampai dimana ukuran anak yatim yang harus dipelihara dan diperhatikan oleh kita semua ? Dalam ajaran ummat muslim, anak yang disebut yatim atau yatim piatu adalah anak yang masih belum mencapai umur baligh, yakni anak dibawah umur 10 tahun.

Selama dibulan Muharram ini, menyantuni, mengasihi, dan memperhatikan anak yatim pada hakekatnya tidak harus tanggal 10 Muharram, karena berbuat kebaikan dan kebajikan tidak harus menunggu hari, waktu dan tanggal, cuman apa yang di contohkan oleh Baginda Rosul pada tanggal tersebut memiliki banyak keutamaan, di kala menyantuni anak yatim sambil mengusap kepala anak-anak sebagai bentuk cinta dan kasih sayang kita pada mereka.

Karena pada dasarnya anak-anak tersebut tidak pernah menginginkan menjadi anak yatim, hanya saja ada ketentuan dan garis kehidupan yang sudah ditentukan sejak mereka belum lahir kedunia ini.

Dengan menyantuni anak yatim kebahagiaan akan datang dari arah yang tak disangka-sangka

Apa yang kita berikan pada mereka (anak-anak yatim) dengan ketulusan dan kerendahan hati, semata-mata berbuat kebaikan untuk membahagiakan mereka, karena mereka sangatlah berhak untuk bahagia.

Dengan menyantuni anak yatim, bukan lantas untuk mendapatkan imbala yang setimpal dari Tuhan, namun kebaikan yang kita lakukan pertama sebagai bentuk Syukur atas nikmat yang diberikan oleh yang maha kuasa baik nikmat sehat maupun nikmat Rizki.

Artinya berbagi kebaikan pada anak yatim sejatinya adalah keikhlasan hati untuk melihat mereka tersenyum, tanpa mengharap timbal balik dari Tuhan, meski pada kenyataannya nikmat yang diberikan oleh Tuhan akan semakin bertambah luas, meski tidak pernah kita minta dan tidak disangka-sangka.

Berbuat kebaikan dan menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa di bulan Muharram ini memanglah dianjurkan, karena banyak keutamaan-keutamaan yang diberikan oleh Tuhan pada kita, meski keutamaan tersebut tidak terbalas di panggung dunia ini, sejatinya keutamaan tersebut bisa saja dipersiapkan pasca kematian kita, semoga kebaikan-kebaikan yang diamalkan didunia ini kelak membawa cahaya penerang di alam ukhrowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun